29 Januari 2020

Catatan tentang Portofolio Anak

Rangkuman dari dongeng Mak Ika Pratidina
Dibuat Oleh Elok Mahmudah, Regional Tangsel.


Bismillah, rangkuman ini hanya sebagian kecil dari apa yang disampaikan Mak Ika. Karena nyimaknya nggak full, anak-anak tadi belum pada tidur. Alhamdulillah setengah jam pertama banyak nyimak meski ada beberapa bagian yang tertinggal. Makasih pak suami udah nemenin anak-anak sendirian. Sisanya, udah dipanggil sikecil maunya sama ibun. Jadi izin mendengarkan sambil mijitin dia 😆

So, mohon maaf kalau kurang lengkap 🥰 
Semoga menjadi gambaran untuk yang membaca.

Tentang Portofolio Anak

Intinya, portofolio ini berisi "PRESTASI TERBAIK ANAK"

Cara membuatnya bagaimana?
Rumus 3 A
  1. Aktif terlibat
  2. Amati
  3. Asah

A pertama, aktif terlibat.
Ibu aktif terlibat dalam kegiatan anak. 

Apakah kegiatannya direncanakan?
Kalau Mak Ika, mengikuti ritme anak. Jadi, kegiatan bisa spontan. Misal, dari seekor semut hitam bisa jadi tema kegiatan hari itu. 
Atau, bisa juga dari kesukaan anak. Contohnya, anak Mak Ika suka bersepeda, maka Mak Ika membuat kegiatan bersepeda itu sebagai sarana belajar anak untuk membaca peta dengan cara bersepeda berdasarkan peta dari Ibu.

Bagaimana kalau blank, mau berkegiatan apa ya?
Ibu, sebaiknya punya Buku khusus kegiatan anak yang dibuat dari breakdown perkembangan normal anak sesuai usia.
Jadi, jangan sampai kehabisan ide untuk berkegiatan.

Selanjutnya, dapatkan bank data.
Dari berkegiatan bersama, ibu mencatat kegiatan ke dalam catatan khusus. Bentuknya apa? Bebas, kan sekarang banyak media. Bisa foto, video, tulisan di blog atau gdrive dkk. 
Kalau dulu Mak Ika manual. Isinya ada tulisan kegiatan, juga worksheet-worksheet.
Belum, ini belum portofolio 😀 ini baru bank data atau jurnal.

A kedua, Amati.
Nah, dalam mengamati ini, agar tidak hanya penilaian dari satu pengamat (ibu) maka minta juga pendapat kedua misalnya dari suami. Jadi, judulnya mengamati bersama.
Proses mengamati ini, seperti memilah mana sih aktivitas terbaik anak? 
Dari sini, dapat dicatat sebagai modal awal portofolio.

A ketiga, Asah.
Setelah kita mengamati, kita bisa menemukan prestasi terbaik anak, sisi terbaik anak, kesukaan anak, keingintahuan anak, minat anak, dst dst.

Dari sini, kita lakukan konfirmasi ke anak apakah betul ananda menyukai "suatu hal"?
Jika iya, maka dapat dipelajari lebih dalam atau diasah lagi. Tapi, kita juga harus tahu apakah itu benar-benar kesukaan anak atau hanya ikut-ikutan saja? Misal karena lihat teman/tetangga suka membuat kue maka dia mengajak baking dan konfirmasi ke kita bahwa ananda ingin tahu tentang baking.

Apakah harus kita yang mengajari?
Kalau kita kurang ahli, boleh kok mendatangkan atau menitipkan ananda ke ahlinya. Tentu denga pendekatan dulu sebelum benar-benar menimba ilmu.

***

Mak ika membuat 2 buku untuk masing-masing anak. Pertama, buku bank data seperti yang disinggung di atas; dan kedua, prestasi anak. Ehm, ada satu lagi, yaitu buku anekdot yang berisi pertanyaan-pertanyaan menggelitik dari anak. 

***

Pertanyaan yang muncul, sejak kapan perlu dibuat portofolio anak?
Sejauh hati menyimak, dari 0 bulan sudah bisa mulai di jurnal kegiatan ananda 😉

Mulai dari mana kalau sudah terlambat?
Bukan dari mana-mana, tapi DARI SEKARANG 🥰

Bagaimana agar konsisten?
STRONG-kan "STRONG WHY"nya ❤

In sya Alloh, kalau sudah terbayang manfaat dari portofolio ini, niscaya ibu tidak akan melewatkan "pengamatan" ini 🤗

Kalau Mak Ika, memang meluangkan waktu khusus untuk memilah dan mengamati dari sekian aktivitas yang tercatat di bank data. Bisa mingguan, bisa juga yang lain, fleksibel aja.

Bagaimana tips untuk ibu bekerja di ranah publik yang tidak 24 jam bersama anak?
Punten, sepertinya kelewat belum terbaca sama Mak Ika.

Isi detailnya apa saja?
Tergantung usia. Kalau yang dicontohkan Mak Ika tadi, isi portofolionya adalah:

  • Daftar isi
  • CV anak (daftar riwayat hidup)
  • Proyek yang pernah dilakukan anak (bagian ini menggambarkan "ANAK GUE BANGET")
  • Pengalaman apa saja yang dilalui anak

Yang pada intinya, jika orang melihat portofolio anak, maka akan tahu apa kelebihan si anak.

Portofolio ini nantinya akan membantu anak untuk menemukan sisi terbaik mereka dan membuat anak percaya diri. Bisa juga sebagai bekal untuk melamar magang ketika tiba waktu magang.

Hmmm, portofolio ini semacam "profil anak" 😍

Tugas kita, adalah membantu anak-anak untuk menemukan apa sih yang mereka ingin tahu? Apa sih yang ingin mereka pelajari dan perdalam lagi?

Pesan Mak Ika:
"Jangan pernah menitipkan cita-cita kita ke anak."

Sekian catatan dari saya, mohon maaf apabila ada kekurangan dan bahasanya terlalu santuy 😆 
Semoga yang tidak bisa live mendengarkan dongeng, jadi mendapat gambaran dari tulisan ini.

Tetap semangat membersamai ananda 🧕🧒
Semoga dimudahkan semuanya.

JANGAN LUPA BAHAGIA DAN FLEKSIBEL AJA BUUUK ❤❤❤


24 Januari 2020

[Jurnal Ulat-Ulat Pekan 2] Mencari Potluck di Gua



Bismillah...

Setelah pekan lalu belajar membagi potluck dalam bentuk tulisan, kali ini saya sebagai salah satu dari

23 Januari 2020

"Aku nggak mukul, cuma nyolok mata!"


18 Januari 2020

Kemarin di mobil, papah nyetir, tetiba mbak nangis di kursi belakang. Langsung papah dinasihatin: Adek,

19 Januari 2020

[Jurnal Ulat-Ulat Pekan 1] Belanja Gagasan di Kelas Ulat-Ulat

Tulisan ini merupakan jurnal saya bertumbuh dengan bahagia di kelas Bunda Cekatan IIP.

04 Januari 2020

Lima Bulan Ke Depan, Mau Belajar Apa?

Bismillah...

Setelah satu pekan libur, kuliah buncek kembali aktif. Kali ini, materi dan tugasnya adalah

Kata Siapa di Kantor Tidak Bisa Minim Sampah?

Tulisan ini telah dimuat dalam Majalah Jawara,
Majalahnya Kanwil DJP Jakarta Barat, Edisi Oktober 2019

Kata Siapa di Kantor Tidak Bisa Minim Sampah?






Akhir-akhir ini, Menuju Hidup Minim Sampah agaknya menjadi gaya hidup banyak orang. Meski