31 Maret 2020

Mindful Life, Apa Sih?


Bismillah...

Belakangan ini, dibeberapa grup banyak yang menyebut-nyebut mindful life. Penasaran, saya

26 Maret 2020

Dicabut Nikmat Punya Tangan Kiri


Bismillah...

Ijinkan saya bercerita tentang sebuah renungan tentang nikmat.

24 Maret 2020

18 Maret 2020

16 Maret 2020

The Coconut Family Project

Bismillahirrohmanirrohim...

Family project, sebuah proyek keluarga yang biasanya berpusat pada kepentingan keluarga. Namun, di SCIP diajarkan sebuah Family Project yang berpusat pada lingkungan atau lingkungan sentris, bukan lagi egosentris.

Alhamdulillah, rasanya seperti dipandu di depan cahaya yang mulai terang. Jika dalam dua tahun terakhir saya praktek minim sampah dan mengelola sampah di rumah, maka kini saatnya saya mengajak masyarakat sekitar untuk ikut peduli dengan "sisa konsumsi" masing-masing.

Seperti yang saya ceritakan di sini, saya bersama Tim Perbas sudah sampai pada proses sosialisasi Bank Sampah kepada warga RT 02. Dan alhamdulillah beberapa hari lalu, saya dan Bu Cici sudah meeting dengan Pak RT untuk menjadwalkan "latihan penimbangan" sembari menunggu Bank Sampah diresmikan.

Informasi terakhir, sudah ada 4 kandidat yang bersedia menjadi pengurus Bank Sampah. Bismillah, semoga semua dimudahkan dan semua amanah. Aamiiin...

Rencana awal, penimbangan akan dilakukan pada hari Ahad, 15 Maret. Namun karena Bu Cici berhalangan, jadi diundur in sya Alloh 22 Maret. Lalu, sekarang lagi ada himbauan untuk nggak keluar rumah selama 14 hari. Hmmm, bisa jadi mundur lagi nih penimbangannya. Padahal info dari Pak RT, warga udah nggak sabar pengen nimbang sampahnya.

Oke...

Selanjutnya, setelah latihan menimbang dan Surat Keputusan Kepengurusan Bank Sampah telah terbit, maka kegiatan sosialisasi dan workshop-workshop in sya Alloh akan dirutinkan.

Apa saja rencananya?

Pertama, workshop mengompos dan Lubang Resapan Biopori (LRB). Kemungkinan saya akan menggandeng teman-teman dari IP Tangsel atau sesama praktisi di instagram serta mensosialisasikan program 1 Rumah 1 LRB dari Dinas Lingkungan Hidup Tangsel.

Kedua, pembuatan Eco Enzyme dari limbah dapur. In sya Alloh sudah ada tinbangan di rumah yang akan dipinjamkan selama workshop.

Ketiga, pembuatan sabun dari jelantah. Yang ini kayaknya bakal menggandeng Mak Sari Yahya.

Keempat, pembuatan tikar, tas, dan benda berguna lain dari bungkus kopi/minyak.

Kelima dan seterusnya, in sya Alloh akan dipikirkan lagi. Semoga akan terus berjalan dan dimudahkan olehNya. Aamiiin...

Besar harapan saya pada Alloh agar semua bisa terwujud, sehingga pada saatnya ada pengumuman TPA tutup, warga sudah siap mengelola sampahnya. Aamiiin...


09 Maret 2020

[Jurnal Ulat-Ulat Pekan 8] Begini Rasanya Melamar dan Dilamar


Bismillah, mulai lagi verita dari awal karena draft siang tadi di PC qodarulloh menghilang. Rasanya sudah saya simpan.

Pekan 8 ini, tugasnya adalah menyiapkan bekal untuk fase berikutnya yaitu fase kepompong. Tapi, bekal ini bukan untuk sendiri, melainkan untuk buddy yang telah ditentukan oleh masing-masing ulat.

Tadinya saya sudah berencana melamar teman seregional yang udah klop untuk jadi my buddy. Tapi karena satu dan lain hal, saya batalkan. Alhamdulillah sekarang kami masing-masing sudah punya pasangan ♥️

Sebelum resmi menjadi buddy, saya melamar dulu. Rasanya melamar itu deg-degan takut ditolak atau takut pilihan saya kurang tepat. Tapi, kalau menanti yang sempurna seperti yang saya bayangkan, bisa jadi memakan waktu dan akhirnya saya ketinggalan dari yang lain serta makin sulit menemukan buddy.

Dari sini saya belajar untuk nerimo. Terima kasih Bu Septi atas ilmunya 💕

Selain melamar, saya juga 2 kali menolak lamaran teman yang menginginkan saya menjadi buddy-nya. Hmmmm, memang hidup ini juga punya bagian "menolak" yang terkadang nggak mengenakkan hati kalau dibaperin.

So, sekarang cerita ya perjalananku dengan my buddy yaitu Bua. Sudah bertukar mindmap dan kisah perjalanan selama ini. Bua punya peta menjadi Wanita Pemburu Surga.

Masya Alloh isinya, mewakili keinginan seorang wanita dalam berperan menjadi anak, istri, saudara, ibu, dan masyarakat. Bua itu udah top lah ilmu agamanya (dalam kacamata saya). Pun, Bua juga menceritakan bahwa di hutan pengetahuan ini nggak makan banyak makanan utama. Sama seperti saya, memakan banyak makanan utama dari sumber di luar hutan pengetahuan.


Dari obrolan yang sangat panjang menembus ruang dan waktu, akhirnya saya membekali Bua dengan secercah cahaya yang bisa Bua gunakan saat down dalam perjalanan. Tsahhhh

Apa itu? Tentang kebahagiaan, bagaimana ikhtiar yang bisa dilakukan untuk "memanggil" kebahagiaan itu. Materi saya dapatkan dari kajian bersama UmmuBalqis bulan lalu. Lebih lengkap saya rangkum dalam kotak bekal ini.


Semoga pertemuan dan persahabatan maya ini diridhoi oleh Alloh Ta'ala dan saling membawa manfaat satu sama lain. Jazakillah khoir, Bua ❤




04 Maret 2020

Tujuh Tahun Kedua

Jurnal mbak Rizma

Alhamdulillah, hari ini, mbak Rizma mengawali pagi seperti biasanya, ikut papahnya ke masjid untuk sholat shubuh berjamaah. Meski kata papah kalau masih ngantuk, mbak akan melanjutkan tidur di masjid. Masya Alloh, tabarokalloh, nak...

Setelah papah selesai tilawah, kami bertiga berkumpul untuk berdoa bersama, mwmbangun kaki untuk mimpi mbak Rizma di fase tujuh tahun kedua ini. Tapi mbak ternyata maunya baca buku, jadi nggak bisa fokus ngobrol. 

Alhamdulillah papah berinisiatif memperlihatkan beberapa foto dan video semasa mbak Rizma kecil. Senyum pun merekah di wajah mbak 😘

Setelah terlihat happy, kami pun memulai obrolan ringan yang mengarah ke inti obrolan bahwa dengan memasukinya usia 7 maka akan ada perintah sholat untuk Mbak Rizma. Sudah bukan lagi ajakan, tapi perintah. Pun, akan ada tambahan hak bagi mbak. Dst dst

Bunda menanyakan mbak tentang apa keinginannya di usia 7, apakah ingin bisa A, B  C, nanti bunda dan papah sebisa mungkin akan membantu memfasilitasi. Tapi mood mbak sepertinya masih belum full charged meski udah dicharge baterai kasihnya.

Baca juga : Bahasa Kasih dalam Keluarga

Oke, nggak akan ada paksaan. Karena itu, obrolan berlanjut yang ringan-ringan dulu. Mungkin mbak belum menemukan ide kalau ditanya langsung, mungkin mbak butuh waktu berpikir untuk menjawabnya.

Beberapa waktu kemudian, mbak menghampiri bunda ke dapur untuk membuat nasi goreng. Alhamdulillah sudah banyak tahap yang mbak lakukan dalam kegiatan ini. Namun, untuk memecahkan telur mbak masih belum mau  lainnya, oke. Bunda hanya membantu sedikit-sedikit.

Bekal snack pun, mbak menyiapkan sendiri meski nggak sampai selesai. Alpokat siram skm putih. Hehehe... Makasih ya, mbak udah memilih bekal yang simpel-simpel ♥️

Sebelum sarapan mbak dan adek selesai, ibun sudah harus berangkat naik goride (ohiya Adej bangun beberapa waktu kemudian setelah ibun bangunkan masih aras-arasen, hehe)...

Mbak menyenangkan hati ibun, mau anter ibun ke depan lalu akan melanjutkan sarapan. Saat itu ibun mengingatkan makanannya nanti di jalan kalau ditinggalkan begitu aja (piringnya maksudnya).

Alhamdulillah...

Pulang kantor mbak masih tidur, tapi nggaj lama bangun alahmdulillah. Sepotong baju renang baru membangunkannya dan membuatnya semangat.

Setelah mandi, mbak sholat maghrib di kamar bawah tempat uti menginap, ibun diatas, menyiapkan soal latihan uts bahasa Indonesia dan math untuk esok hari. Maafkan ibun lupa ngingetin sholat dan masya Alloh mbak sholat tanpa disuruh. 

Pas isya juga, ibun lagi makan malam dibawah, mbak diatas, kami telah selesai berlatih soal dan bermain petak umpet bersama. Ibun panggil mbak dari bawah nggak ada suara, papah, akung dan adek sudah ke masjid untuk sholat isya. Ibun panggil lagi dan lagi dengan beberapa menit jeda.

"Kan lagi sholat!"

Dengan nada agak tinggi, mbak mungkin kesal sama ibun. Sekali lagi maafkan ibun lupa mengingatkan mbak untuk sholat isya. Dan, lagi, mbak sholat tanpa disuruh 😭

Uti langsung minta maaf, ibun mengingatkan mbak untuk berbicara tetap lemah lembut.

Sepanjang perjalanan sore tadi, ketika almatsurat selesai, ibun berdzikir menyebut nama Alloh Ya Lathiif, Yang Maha Lembut. Ibun meminta pada Alloh agar mbak Rizma dilembutkan hatinya. Karena selama ini mungkin ibun yang kurang sabar sehingga mbak terkesan hatinya nggak lembut. Astaghfirulloh...

Ibun juga memohon agar ibun dimampukan menjadi ibu untuk mbak Rizma dan Adek, specially mbak Rizma di usia 7 tahun ini. Karena kalau ibun kecewa sama mbaj, biasanya daya kreativitasnya menurun. Selain belajar biar terus kreatif dan menetralkan emosi, ibun juga komat kamit memohon kemudahan dari-Nya.

Ya Alloh,
Mampukanlah, mudahkanlah...

Ibun yang salah bun, ibun baru hari pertama beda tugas saja sudah lupa 2 kali mengingatkan mbak Rizma untuk sholat. Hiks...

Sekarang anaknya udah tidur di kamar sebelah, seperti biasa, dipijit dulu sama papahnya sambil papahnya merem juga sebelum akhirnya pindah. 

Ya Alloh, mudah-mudahan jalan ini kami tapaki dengan penuh kebahagiaan dan pertolonganMu ya Alloh...

Laa haulaa wa laa quwwata illaa billaahul'aliyyil 'adziiiim....

Ibun, yang kangen sholat berjamaah dengan mbak 💕


03 Maret 2020

Merancang Visi Pendidikan Keluarga

Merancang Visi Pendidikan Keluarga
as
Oleh Pak Aar Sumardiono
Rumah Inspirasi

Visi Pendidikan memiliki peran yang krusial dalam proses homeschooling. Visi Pendidikan akan memberikan arah ke mana proses homeschooling akan kita jalani. Visi Pendidikan bisa menjadi peta atau petunjuk bagaimana homeschooling akan dijalani.
Apa itu Visi Pendidikan Keluarga?
Visi Pendidikan Keluarga adalah gambaran tentang model pendidikan yang akan dijalani anak-anak. Visi pendidikan memuat kapasitas anak yang dituju, filsafat pendidikan yang dipilih, pandangan kita tentang cara belajar anak, dan hal-hal lain yang dianggap penting.
Visi Pendidikan Keluarga gagasannya mirip membuat “Educational Philosophy” yang biasa dibuat oleh keluarga homeschool (mereka lebih suka menyebut home-education) di Inggris. Proses pembuatan Educational Philosophy ini tidak diwajibkan, tapi disarankan oleh para senior HE di Inggris.
Nah, di Indonesia kita juga tidak diwajibkan untuk membuat Visi Pendidikan Keluarga. Tapi, jika kita bisa membuat Visi Pendidikan Keluarga, itu akan sangat membantu dalam proses homeschooling. Bahkan seandainya anak kita tidak menjalani HS, keberadaan Visi Pendidikan Keluarga bermanfaat untuk memandu keluarga memilih sekolah dan kegiatan-kegiatan yang sesuai.
Mengapa kita perlu membuat Visi Pendidikan Keluarga?
  • Homeschooling tak hanya mengikuti dan menjalani sebuah kurikulum tertentu saja. Homeschooling berangkat dari kebutuhan anak dan visi tentang pendidikan yang ideal menurut keluarga.
  • Visi Pendidikan Keluarga akan membantu kita memilih jenis kegiatan yang sesuai. Sebab, saat ini banyak sekali jenis kegiatan anak sementara sumber daya dan waktu kita terbatas. Keterbatasan ini membuat kita harus memilih. Dan Visi Pendidikan Keluarga bisa menjadi alat bantu untuk memilih kegiatan anak-anak.

  • Dengan memiliki Visi Pendidikan Keluarga, kita bisa merancang proses pendidikan yang sesuai untuk anak-anak kita.

Bagaimana bentuk Visi Pendidikan Keluarga?
Tidak ada sebuah bentuk yang standar tentang bagaimana Visi Pendidikan Keluarga seharusnya dibuat.
"It’s a guiding principle rather than a set of strict guidelines and a genuine statement of educational beliefs which, of course, might change as the child’s education develops in means and manner – from structured to unstructured for instance.” 
-Dr Helen Lees (Newman University in Birmingham)-
Visi Pendidikan Keluarga bukanlah petunjuk praktis yang diikuti step-by-step, tetapi lebih berupa prinsip-prinsip yang bermanfaat untuk memandu kita dalam proses menjalani homeschooling.
Kita jarang membicarakan dengan pasangan tentang Visi Pendidikan Keluarga. Suami-isteri jarang mendiskusikan tentang bagaimana pendidikan yang ideal menurut sudut pandang masing-masing.
Oleh karena itu, merancang Visi Pendidikan Keluarga adalah kesempatan untuk mendiskusikan pendidikan di keluarga kita. Mari kita manfaatkan!
Aspek Visi Pendidikan Keluarga
Untuk membantu proses perancangan Visi Pendidikan Keluarga, kami memberikan memberikan beberapa pertanyaan dasar untuk membantu Anda.
  1. Kapasitas Personal Anak
  2. Kapasitas Sosial
  3. Kapasitas Profesional
  4. Model Pendidikan Ideal

Tiga hal yang pertama berkaitan dengan “bekal ideal” yang perlu dimiliki anak saat dewasa. Bagian terakhir berkaitan dengan cara Anda memberikan bekal ideal tersebut.
Bagaimana cara membuat Visi Pendidikan Keluarga?
Idealnya adalah hasil kesepakatan antara suami-isteri. Idealnya dilakukan sebelum memulai homeschooling atau pada saat anak-anak belum lahir.
Kenyataannya, tidak banyak pasangan yang mendiskusikan tentang mimpi bersama sebagai keluarga dan visi pendidikan keluarga. Kita sering berinteraksi “tanpa kata” dengan pasangan dan mencoba mengira-ngira apa yang ada dalam pikiran pasangan kita.
Jika Anda ingin homeschooling, ini saatnya mulai membicarakan tentang Visi Pendidikan Keluarga yang disepakati bersama.

Cara membuat Visi Pendidikan Keluarga

Ada 3 tahap penting dalam proses merancang Visi Pendidikan Keluarga.
Pertama adalah membuat Visi Pendidikan versi masing-masing (versi Ibu & versi Ayah).
Kedua adalah memaparkan Visi Pendidikan kepada pasangan. Setiap orang bercerita dan pasangan mendengarkan serta mengajukan pertanyaan untuk memperjelas. Proses ini dilakukan bergantian.
Ketiga adalah mendiskusikan dan menyepakati hal-hal penting yang menjadi Visi Bersama.
Tips:
  • Kondisi ideal tejadi ketika pasangan suami isteri memiliki kesadaran yang sama dan bisa berkomunikasi dengan baik. Proses diskusi tentang visi pendidikan bisa berlangsung secara produktif.
  • Jika kondisi seperti itu tak Anda miliki, Anda tetap bisa membuat Visi Pendidikan Keluarga. Mulai dengan proses Anda sendiri. Setelah Anda selesai mengisi, ceritakan kepada pasangan Anda dan minta komentar/masukannya. Berdasarkan komentar/masukan yang diberikan, Anda melakukan revisi. Itulah hasil Visi Pendidikan Keluarga Anda saat ini.
  • Visi Pendidikan Keluarga adalah prinsip yang memandu. Visi ini bisa berubah seiring perkembangan wawasan/pengetahuan/kesadaran Anda. Visi ini juga bisa berubah seiring perubahan kondisi (anak, lingkungan keluarga, lingkungan eksternal). Jadi, yang Anda miliki saat ini adalah Visi Pendidikan Keluarga versi 1.0
  • Jika Anda merasa perlu mengubah, menambahkan, mengurangi, mempertajam Visi Pendidikan Keluarga, lakukanlah. Anda akan memiliki versi 2.0 dan seterusnya.
  • Dengan memiliki Visi Pendidikan Keluarga, Anda bisa menilai kebutuhan model pendidikan keluarga Anda. Berdasarkan Visi Pendidikan Keluarga yang Anda buat, Anda bisa menilai apakah homeschooling adalah alat yang tepat untuk meraih Visi Pendidikan Keluarga tersebut. Jika memang tidak tepat, berarti Anda perlu mencari model lain yang lebih sesuai untuk Anda.
Beberapa catatan saya setelah melihat pertanyaan di grup Whatsapp dan Forum Web:
  • Proses membuat rancangan “Visi Pendidikan Keluarga” ini adalah hal yang penting dalam proses homeschooling supaya Anda tahu ke arah mana proses homeschooling akan dijalankan?
  • Idealnya proses membuat Visi Pendidikan Keluarga dilakukan bersama pasangan. Tetapi jika Anda single parent atau kondisi tidak memungkinkan, jangan menghalangi Anda untuk membuatnya. Mulai saja dan jadikan itu sebagai pegangan awal.
  • Kunci membuat Visi Pendidikan Keluarga adalah membuatnya cukup umum, ideal, tetapi pada saat bersamaan bisa dieksekusi oleh Anda. Jangan terlalu teknis, misalnya Visi Pendidikan Keluarga Anda adalah mengikuti Belajar menurut Kurikulum 2013. Visi pendidikan perlu melampaui hal-hal teknis yang bisa berubah sewaktu-waktu.
Kalau nanti kurikulumnya ganti bagaimana? 
Sebagai gantinya, Anda bisa menuliskan: anak memiliki ijazah untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Dengan menuliskan ijazah, berarti proses HS anak-anak nanti akan mengintegrasikan proses akademis. Caranya? Tergantung kebijakan pemerintah yang sedang berlaku.
  •  Visi Pendidikan Keluarga juga bukan hanya sekedar mimpi yang tak masuk akal. Sebagai contoh, visi Anda “anak menguasai 20 bahasa”. Visi ini bisa masuk akal ketika Anda memiliki gambaran tentang langkah dan cara mencapainya. Tetapi visi ini hanya menjadi tak masuk akal jika Anda sendiri tak tahu cara membimbing anak untuk menuju ke sana.
  • Untuk membuat visi pendidikan ideal sekaligus operasional, kami memberikan panduan untuk memudahkan Anda. Panduan itu adalah Kapasitas Personal, Kapasitas Sosial, dan Kapasitas Profesional.
  • Jika Anda baru memulai homeschooling dan belum memiliki bayangan, tidak apa-apa. Hal itu sangat wajar karena kita memang tidak dibiasakan memiliki Visi pribadi. Selama ini, kita terbiasa hanya menjalani Visi dan rencana yang dibuat orang lain. Yang penting Anda tahu bahwa homeschooling bukan hanya mendapatkan ijazah dan mengikuti kurikulum saja. Anda memiliki hak dan kesempatan untuk membuat rancangan sendiri.
  • Jika Anda tak ingin memanfaatkan hak untuk membuat rancangan sendiri, Anda bisa memulai dengan mengikuti proses Ujian Paket yang disediakan oleh mendapatkan ijazah setara sekolah. Berikut ini contoh Visi Pendidikan yang banyak dimiliki oleh keluarga HS berdasarkan pengamatan saya dan bisa digunakan sebagai titik awal proses homeschooling:
    • mendapatkan ijazah paket
    • memberikan dasar agama yang baik
    • mengembangkan minat anak
  • Seiring waktu dan semakin meningkat wawasan Anda mengenai homeschooling, Anda bisa merevisi Visi Pendidikan itu sehingga lebih sesuai.