28 Desember 2016

Yuk Buat Sendiri "Weekly Schedule" Anak-anak

Spesifikasi judul: "Weekly Schedule" Anak Usia Dini

kurikulum homeschooling


Sebetulnya sudah lama sekali tulisan ini mengendap di draft. Nggak apa deh ya, niatnya sharing. Awalnya saya mencari tahu gimana sih kurikulum dan jadwal anak Homeschooling? Baca-baca dan dapat materi, ternyata intinya fleksibel kok. Apalagi yang menganut "Follow the Child."  Tapi nggak ada salahnya, bila kita sebagai ibu, membuat jadwal mingguan agar kegiatan anak-anak lebih fokus dan memudahkan kita mencari bahan ajar. Duh, udah kaya guru aja. Ya memang, kan ibu itu guru pertama anak-anaknya ^^


Ih, ribet amat sih? Ya udah, ini kan niat sharing, siapa tahu ada ibu-ibu yang lagi searching materi dan kurikulum serta jadwal anak homeschooling usia prasekolah dan nemu tulisan ini. Siapa tahu jadi terinspirasi dan memudahkan urusannya. Hehehe... Maunya!

Saya ambil kesimpulan sendiri, bahwa anak dikatakan homeschooling itu bila sama sekali nggak sekolah formal. Nah, homeschooling itu sendiri adalah bagian dari home education. Yang wajib adalah si home education ini. Basisnya apa? Ya tergantung orang tuanya. Yang menurut saya bagus sih home education berbasis potensi dan akhlak. Yang mana pendidikan dimulai dari rumah, bukan dengan menjejalkan macam-macam ke anak (outside in), tapi, kebalikannya, yakni proses "inside out" atau singkatnya menggali potensi yang ada di dalam diri anak dengan tetap membangkitkan empat potensi fitrah kebaikan yang ada dalam diri anak. Apa saja fitrah itu? ada fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat, dan fitrah perkembangan. nah, dari sinilah, in sya Alloh akan lahir generasi yang inovatif, produktif, dan berakhlak mulia. Amin...

Bismillah...

Prolognya jadi panjang ya?
Ya sudah mari kita kembali ke judul :)

Kurikulum dan jadwal anak yang homeschooling, ada yang membuatnya dengan sangat detail. Misalnya, dimulai dari tema apa (mau mengenalkan apa) lalu dijabarkan dalam bentuk kegiatan sehari-hari. Contoh, di usia 2-3 tahun ingin mengenalkan tema "Aku" maka semua kegiatan homeschooling bertemakan aku. seperti mengenal nama sendiri, mengenal anggota tubuh, mengenal penciptaku, mengenal panca indraku, dan sebagainya. Usia 3-4 tahun ingin mengenalkan tema "My Friends" maka kegiatannya disesuaikan. Detailnya bisa dilihat disini. Sekali lagi ini hanya contoh.

Ada juga yang kurikulumnya mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 137 tahun 2014).

Juga ada yang menggabungkan beberapa kurikulum. Yang bagus, kurikulumnya tetap berpedoman pada Alqur'an dan hadits.

Contoh kurikulum, tema, dan materi (untuk jadwal kegiatan bisa disesuaikan) untuk anak usia 0-6 bulan (dari Teh Kiki Barkiah, praktisi homeschooling dengan 5 anak):

materi dan kurikulum homeschooling usia 0-6 bulan

Contoh lain, untuk usia 3-4 tahun:

materi dan kurikulum homeschooling usia 3-4 tahun


Contoh dari Teh Kiki nggak ada penjabaran per hari harus berkegiatan apa, yang pasti kegiatannya mengacu agar materi bisa disampaikan kepada anak-anak.

Contoh jadwal kegiatan homeschooling:

jadwal harian kegiatan homeschooling islami

Contoh lain:
contoh jadwal dan kurikulum homeschooling
pict from sekolabumi.com

Tapi, sekali lagi, fleksibel ya. Namanya juga anak-anak. Kadang sudah dijadwalkan hari ini bermain (yang artinya belajar) apa, tapi minatnya dengan kegiatan lain.

Intinya, orang tua harus tahu apa tujuan kurikulum dan jadwal  itu dibuat. Setiap keluarga kan punya visi misi yang berbeda. Jadi, jadwal dan kurikulum dalam sebuah keluarga belum tentu bisa dijadikan acuan untuk berkegiatan di rumah oleh keluarga lainnya. Disesuaikan saja dengan target masing-masing anggota keluarga (jika banyak anak), agenda orang tua, dan kemampuan serta minat anak-anak.

Daaan...
Lebih penting lagi, jika kurikulum dan jadwal sudah dibuat, maka orang tua tetap wajib memberikan tauladan yang baik untuk anak-anaknya. Karena anak-anak usia dini itu peniru yang handal. Percuma kalau membuat jadwal dengan susah payah tapi orang tua nggak memberikan contoh yang baik, apalagi bertabrakan dengan aturan yang sudah disepakati misalnya.

Pertanyaannya:

Memangnya Rizma homeschooling
Kalau berdasarkan kesimpulan saya sendiri, karena rizma sekolah (meski aslinya dalam rangka supaya dapat kuota SD di sekolahnya), maka nggak bisa dikatakan full homeschooling. Karena, homeschooling itu sendiri, setahu saya salah satu orang tua ada yang full di rumah, dalam artian nggak kerja di luar rumah seperti saya. Ok, nggak usah dibahas. Yang pasti yang wajib adalah home education.

Semoga para keluarga di Indonesia (khususnya para ayah) sadar bahwa semua dimulai dari keluarga. Sehingga semangat untuk terus belajar dan memperbaiki diri serta mendekatkan diri pada Alloh. Amin ya robbal alamin...

Bismillah, in sya Alloh dimudahkan jalannya oleh Alloh

***

Diselesaikan oleh bunda Rizma saat hamil 29 minggu
Rabu, 28 Desember 2016 disaat senggang dan selesai pukul 10.35
Jakarta, Lantai 22 Gd.Utama

Referensi:

http://www.rumahbunda.com/homeschooling-2/jadwal-kegiatan-dan-materi-alifa-bulan-september/
http://rumahinspirasi.com/duta-belajar-menilai-diri-sendiri-download-jadwal-agustus-2014-gratis/
http://www.sakolabumi.com/jadwal-harian-anak-hs/
http://www.sakolabumi.com/jadwal-harian-naufal-kayyisha/
http://ummiummi.com/membuat-jadwal-belajar-dalam-homeschooling
http://ummujita.blogspot.co.id/2015/07/kurikulum-untuk-anak-pra-sekolah-tk.html
Materi kulwapp HEBPA (home education berbasis potensi dan akhlak)

8 komentar:

  1. Balasan
    1. pengennya istiqomah, tp fleksibel aja jadwalnya :)

      Hapus
  2. semua terschedule dengan baik ya mbak :)

    BalasHapus
  3. Jadi home schooling ala rizma ini semacam menebalkan pelajaran yg diberikan guru ya mbak

    BalasHapus
  4. keren banget sih, makasih insightnya

    BalasHapus

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.