17 Juli 2018

Kakak Cemburu pada Adik?

menemani bunda yoga


Sebelum anak kedua saya lahir, saya sudah sering mendengar cerita sang kakak yang cemburu pada adiknya yang baru lahir. Entah itu cerita yang perilaku kakaknya wajar-wajar saja atau pun cerita yang kakaknya sampai menindihi adiknya dengan bantal. 


Sebetulnya wajar saja sang kakak merasa cemburu dengan hadirnya sang adik bayi. Apalagi untuk seorang ibu yang bekerja di ranah publik, seperti saya misalnya. Saat cuti melahirkan, pasti ada waktu cuti dimana sang ibu menunggu waktu kelahiran adik bayi. Saat itulah waktu yang sangat mempererat bonding antara ibu dengan sang kakak.

Nggak jauh dari waktu berharga itu, tiba-tiba ada seorang bayi yang lahir bernama sang adik. Semua orang di rumah pasti fokus kepada sang adik. Kalau sang kakak nggak ada yang memperhatikan, sudah pasti rasa cemburu itu bisa berubah menjadi perilaku yang nggak wajar dan membahayakan sang adik


Lalu bagaimana mengatasinya?

Komunikasi dengan Sang Kakak

Dulu, saya dan suami sudah mempersiapkan Rizma untuk menjadi seorang kakak. Maksudnya, sejak kami tahu bahwa saya hamil, kami memberitahu Rizma bahwa kelak akan lahir seorang bayi. Sebut saja bayi lahir dari perut bunda. Setiap kami mengajak bicara sang calon adiknya, kami juga sering melibatkan Rizma agar ikut mengajak bicara sambil mengelus-elus perut saya. 

Motivasi Sang Kakak untuk Sayang Adik

Kami bersama-sama dengan Rizma berusaha menyayangi calon adik bayi sejak belum lahir. Selain bilang sayang, kami juga selalu mengajak calon adik Rizma saat kami beraktivitas seperti membaca buku sebelum tidur dan bersama-sama mendengarkan bacaan Alqur'an.

Libatkan Sang Kakak Beraktivitas Bersama Adik 

Kami juga hampir selalu mengajak Rizma saat periksa ke dokter kandungan. Saat itulah Rizma benar-benar merasakan bahwa ada makhluk kecil -di dalam rahim saya- yang dia lihat lewat layar yang tersambung dengan alat bernama USG. Dari sini Rizma juga banyak belajar tentang hal-hal baru bagi dia seperti dokter kandungan, perawat, bidan, rumah sakit, dan sebagainya.


Kalau saya merasakan keluhan karena hormon kehamilan, saya juga hampir selalu melibatkan Rizma dalam mengatasi keluhan itu. Jadi, Rizma banyak berempati kepada saya dan lebih banyak mengajak bicara calon adiknya agar bisa bekerja sama dengan saya. Nggak jarang juga dia membantu saya mengambilkan minyak angin saat saya pusing atau bahkan memijit saya. Terharu saya mengingatnya, Rizma anak yang baik sekali, terima kasih ya nak.



Semakin bertambah usia kehamilan saya, saya rutin yoga dan hampir selalu mengajak Rizma kalau dia libur sekolah. Dengan cara ini, Rizma semakin sayang kepada calon adiknya dan tahu bahwa nggak lama lagi akan lahir seorang bayi. Bahkan dia hafal macam-macam pernafasan yang diajarkan selama yoga. Kangen deh masa-masa itu!

Mendekati kelahiran adiknya, Rizma semakin sayang pada saya dan calon adiknya. Bahkan dia ingin sekali menjaga kami berdua. Sampai-sampai dia nggak mau sekolah. Alasannya, karena dia berpikir kalau dia sekolah nanti siapa yang akan menjaga ibun dan adek? -katanya-.

Sedih nggak sih? 

Saya sangat terharu begitu tahu alasan yang dia kemukakan saat dia nggak mau ke sekolah meninggalkan saya di rumah saja. Saya dan suami pun flashback, kenapa dia bisa bilang seperti itu. Usut punya usut, kemungkinan dia terngiang dengan pesan papahnya setiap kali papahnya pamit bekerja. 

"Rizma, papah berangkat dulu ya, Rizma di rumah jagain ibun sama adek."

Ternyata pesan singkat itu sangat diartikan mendalam oleh bocah yang berusia genap empat tahun saat itu. ya Alloh, nak, benar-benar kakak yang baik. #tisumanatisu

Kisah lengkapnya ada di sini: Kisah Melahirkan Anak Kedua


Setelah kelahiran adiknya, alhamdulillah Rizma sangat senang dan antusias. Rizma mengulang-ulang memastikan apakah perut ibun sudah nggak besar lagi karena adik bayi sudah lahir. Hihihi...
Saya berusaha melibatkan Rizma dalam aktivitas mengurus adiknya. Seperti mengambilkan popok, kapas basah, baju ganti, berjemur bersama, menyiapkan bak mandi, dan sebagainya. Dengan cara ini, dia merasa dibutuhkan sehingga -harapan saya juga- nggak merasa tersisihkan oleh kehadiran adiknya.

Apresiasi Tindakan Baik Sang Kakak

Segala bentuk bantuan Rizma sebisa mungkin saya apresiasi. Bentuk apresiasi juga nggak harus dengan benda, tapi juga kata-kata positif yang semakin membuatnya yakin bahwa kami tetap sayang kepadanya meski kini dia bukan lagi satu-satunya anak kami.

Pertanyaannya, apakah semuanya selalu berjalan mulus?

Jawabannya: nggak selalu. 

Adakalanya Rizma merasakan bahwa waktu saya banyak sekali tersita untuk mengurus adik bayi. Di saat inilah, dia biasanya meminta perhatian lebih. Caranya juga macam-macam. Terkadang, dia menarik-narik saya untuk menemaninya bermain saat itu juga sementara saya sedang menyusui adiknya. Dia meminta saya agar adik bayinya digendong teteh saja agar dia bebas bermain dengan saya seperti sebelum adiknya lahir. Kalau nggak sedang menyusu sih betul sekali saran dia itu. Tapi kalau adik bayi sedang menyusu dan menangis kencang kalau dilepaskan? Disitulah kepiawaian saya sebagai ibu (baru) dengan dua anak ini diuji. Hahaha...


Sudah banyak teori yang pernah dibaca, tapi level kesabaran seseorang itu -menurut saya- salah satunya tergantung pada kedekatannya pada Alloh. Saat itu, adalah masa-masa saya nifas, tentu saja ibadah saya lebih sedikit dibandingkan bila saya sedang dalam masa suci. Disinilah kadang-kadang bisikan setan menang. Sedih? Pasti! Tapi saya selalu minta maaf dan berusaha memenuhi janji saya kepada Rizma.

Tips bagi saya sih, tenangkan keadaan. Entah sang kakak yang diamankan oleh si teteh, atau pun saya yang menenangkan diri di kamar dengan sang adik bayi. Tapi memang segala cara apa pun nggak  ada jaminan akan berjalan mulus seperti yang diharapkan. Namanya juga belajar, jadi, salah itu wajar menurut saya. Mungkin kalau yang level kesabarannya sudah sangat tinggi, bisa hanya dengan menghela nafas dan bicara pelan bila sang kakak sudah mulai melakukan tindakan yang nggak diharapkan.


Jadwalkan Us Time

Penting!
Mengingat sang kakak sudah merasa berkurang banyak sekali waktu bersamanya dengan ibu, maka us time ini menjadi wajib. Terus sang adik sama siapa? Saya titipkan kepada teteh dengan membekali mereka cara memberi ASIP dengan sendok ketika tiba jadwal menyusu si adik.



Kasihan dong masih bayi sudah ditinggal-tinggal?
Demi kewarasan bersama, yang seperti ini nggak usah dibuat baper. Hehehe...
Kalau mikirnya begitu, ya silakan saja nikmati masa-masa getir di rumah terus. Kalau saya jujur belum bisa, saya masih butuh refreshing. Sang kakak juga saya yakin sangat kangen dengan masa-masa berdua saja dengan ibu. 

Us time waktu itu kami lakukan dengan bermain berdua, membaca buku berdua, tidur siang berdua, dan sesekali pergi ke salon berdua. Sungguh ini kenyataan karena Alloh karuniakan anak kedua saya kalau tidur mudah sekali kaget. Jadi, mau nggak mau, saya harus meluangkan waktu saya untuk berdua saja dengan Rizma. 

Nggak bisa bermain bertiga?
Bisa. Tapi namanya juga mood, sang kakak juga sama dengan kita yang dewasa: nggak selamanya mood-nya bagus.  Adakalanya mood jelek karena ada rasa cemburu. Seperti yang saya tuliskan di atas. Tinggal pintar-pintar kita saja menghibur sang kakak agar mood-nya kembali bagus. Kalau mood sudah bagus, in sya Alloh bermain bertiga pun nggak akan ada masalah. Bahkan sang kakak akan sangat terlihat mengayomi adiknya. Misalnya mengambilkan mainan, berusaha mengajak main adiknya, berusaha menghibur adiknya ketika menangis, dan sebagainya. Love!

Dan sebagai wakil dari sang adik bayi yang belum bisa bicara, atas nama sang adik bayi,

Sampaikan Rasa Sayang dan Terima Kasih kepada Sang Kakak

Terima kasih karena kakak sudah ajak adik bermain, terima kasih karena kakak sudah menghibur adik, sudah membantu bunda mengambilkan keperluan adik, adik sayang sekali sama kakak. Kemudian ajak berpelukan bertiga. In sya Alloh meleleh saat mengingat masa itu sudah terlewati. 



Kalau ibu-ibu, bagaimana tipsnya mengatasi cemburunya sang kakak kepada adik bayi baru lahir?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.