02 Juli 2012

Kisah Inspiratif Anak Juara: Nurul Cahyani, Penerjemah Tiga Bahasa

Sumber: email dari Rumah Zakat

BANDUNG. Assalamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh, Monsieur, Madame et Mademoiselle, (Bahasa Perancis : Bapak, Ibu dan Kakak semua) perkenalkan saya Nurul Cahyani salah satu anak juara di Rumah Zakat, saya lahir di kota Bandung pada tanggal 3 April 1995. Saya bersekolah di SMA Negeri 8 Kota Bandung Kelas XI Jurusan IPS. Saya adalah anak ke 4 dari 5 bersaudara.

Ayah saya sudah lama meninggal tepatnya ketika saya duduk di kelas 6 SD. Sejak saat itu Ibulah yang menggantikan tugas ayah berjuang menjadi tulang punggung keluarga, membesarkan saya dan saudara-saudara saya dengan profesinya menjadi seorang penjahit. Masih ingat dalam kenanganku hari-hari pertama setelah ayah wafat sangatlah terasa berat, meskipun begitu saya bersyukur atas segala karunia Allah SWT hingga hari ini, karena saya berprinsip bahwa apapun yang Allah SWT berikan dan putuskan, itu adalah sesuatu yang terbaik bagi kehidupan saya.

Ketika saya memohon kepada Allah untuk diberikan seekor kupu-kupu, namun Allah memberikanku seekor ulat bulu, meski awalnya merasa kecewa, saya sadar bahwa seiring waktu berjalan ulat bulu itu berubah menjadi kepompong dan akhirnya menjadi kupu-kupu yang saya inginkan. Begitulah saya selalu memotivasi diri untuk selalu bersabar dalam menjalani kehidupan. Saya selalu yakin bahwa Allah telah merajut hal-hal yang indah di atas sana untuk hidup makhluknya, jadi bagi saya kesabaran adalah kunci untuk meraih kebahagiaan.

Meskipun sudah 5 tahun ayah meninggalkan saya, tapi tidak ada sedikitpun dari sosok beliau yang saya lupakan. Apalagi saat-saat menjelang pembinaan dari kakak mentor Rumah Zakat. Pembinaan kami biasanya dilakukan diteras Masjid Al Hikmah. Bertemu kawan-kawan terasa sangat menyenangkan, berbagi cerita dengan kawan-kawan senasib ditempat pembinaan membuat saya merasa memilki saudara yang banyak dari berbagai tempat.

Teman-teman saya ditempat pembinaan ini mempunyai nasib yang sama, berstatus sebagai anak yatim atau anak piatu bahkan ada yang berstatus yatim piatu. Kadang kami merasa sedih saat mengenang sosok orang tua yang telah tiada. Tapi Alhamdulillah kakak mentor dari Rumah Zakat memperlakukan kami layaknya seorang guru, kakak bahkan orang tua sendiri.

Berbagi cerita lucu dan bermacam permainan yang menarik sering kami lakukan bersama. Tak jarang juga saya dan kawan-kawan sebaya dilibatkan sebagai pemateri, kakak mentor bilang itu sebagai latihan berbicara didepan umum. Biasanya pembinaan dilakukan pagi hari sampai masuk waktu shalat Dhuhur yang dilakukan berjamaah.

Sebagai seorang siswi, saya dituntut untuk belajar berbagai hal, baik melalui sekolah ataupun di luar sekolah. Rasa haus akan ilmu membuat saya menjadi sosok yang kritis dan sering bertanya, di sekolah saya tercatat sebagai juara 1 debat antar siswa, tak jarang pihak sekolah mengirim saya dan kawan-kawan menjadi perwakilan dalam kompetisi debat antar sekolah dengan tema yang bermacam-macam. Berbagai trophy sudah kami sumbangkan untuk sekolah.

Meskipun begitu saya menaruh minat yang besar di bidang bahasa. Saya bercita-cita sebagai seorang translator (penerjemah). Untuk mengejar cita-cita itu seminggu sekali saya mengikuti kursus 3 (tiga) bahasa yang berbeda yaitu Jepang, Perancis dan Esperanto kursus ini saya ikuti secara gratis atas rekomendasi pihak sekolah.
Bagi sebagian orang belajar bahasa sangat membosankan, apalagi jika belajar tiga bahasa sekaligus, tapi saya percaya setiap orang memilki bakat dan kecerdasannya masing-masing. Dan saya yakin Bidang Bahasa adalah kecerdasan saya. Tidak ada sedikitpun dalam benak saya merasa sulit mempelajari ketiga bahasa ini, tantangan yang saya alami selama mempelajarinya menjadi api semangat mengejar cita-cita saya menjadi seorang translator (penerjemah).

Saya selalu ingin, ilmu yang saya dapatkan kelak ingin saya bagikan kepada orang lain agar kelak mereka turut merasakan bahwa saya hidup didunia ini adalah untuk menjadi orang yang bermanfaat. Saya berharap ayah turut bangga menyaksikan kerja keras saya.

Semoga sekelumit cerita ini menginspirasi pembaca. Mohon maaf jika ada kata-kata yang salah, Arigatou Gozaimasu , Rumah Zakat (Bahasa Jepang : Terima kasih Rumah Zakat). Au revoir (bahasa Perancis : Sampai Jumpa)

Wassalamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh

Disadur dari tulisan tangan Nurul Cahyani dalam kisah inspiratif Anak Juara***
Newsroom/Hermansyah
Bandung

KISAH INSPIRATIF ANAK JUARA : NURUL CAHYANI, PENERJEMAH TIGA BAHASA --

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.