Tampilkan postingan dengan label kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kisah. Tampilkan semua postingan

10 Maret 2016

Aku mencintaimu, ibu

22 Desember 2015

Hari itu adalah hari spesial untuk para anak manusia yang tak tahu asal usul hari ibu. Semua mengucapkan dan membanggakan ibunya. Seolah mereka sangat dekat dengan ibunya, dan tak ada ibu lain yang lebih hebat dari ibunya.

Aku memang tak sedekat anak lain dengan ibunya. Iya, aku gengsi mengucapkan 'aku mencintaimu, ibu atau sekesar memberi perhatian pada ibu. Apalagi sebagai anak lelaki satu-satunya yang masih tinggal di rumah dan belum menikah. Seharusnya memang akulah yang memperhatikan segala kebutuhan ibu. Tapi, tapi ... Ah, sudahlah.

Aku hanya bisa menorehkan sesuatu untuknya, dihari itu. Kusimpan kertas itu dibawah gelas bekas aku menikmati kopi hitam di teras rumah. Aku pergi, aku tak mau memberikannya pada ibuku. Aku yakin beliau pasti akan membacanya saat menyapu lantai nanti.


21 Oktober 2015

Saya Malu

Malam itu, saya dan suami hendak membeli beras di suatu swalayan. Karena kedatangan kami sudah masuk waktu isya, akhirnya kami memutuskan untuk sholat sebelum membeli beras. Kami berpisah karena salah satu hendak ke kamar kecil dulu.

-Mushola wanita-
Selesai wudhu, saya memilih menggunakan mukena mushola karena bersih, tidak lama kemudian seorang wanita berjilbab juga (maaf, lebih pendek dari saya (meski saya sendiri jilbabnya ngga begitu

02 Juli 2012

Akhir yang Baik, Subhanalloh...

Seorang da'i bercerita tentang laki-laki yang bermimpi di beri sebuah nomor rumah, agar menghubungi pemiliknya dan mengajaknya menunaikan ibadah Umrah bersamanya. Awalnya, mimpi itu dianggapnya sekedar bunga tidur. Tapi di hari berikutnya mimpi itu berulang. Maka ketika kali kedua ia bermimpi hal serupa, sang lelaki bertanya kepada imam masjid di dekat rumahnya soal makna mimpi tersebut. Si imam berkata, "Jika mimpi itu terulang lagi untuk ketiga kalinya, hapalkan nomornya dan lakukan pesan tersebut."
Benar saja, mimpinya terulang lagi. Setelah bangun, nomor tersebut ia ingat-ingat lalu segera menghubungi pemiliknya. Lewat telepon ia menyampaikan, "Saudaraku, aku bermimpi bahwa aku diminta untuk mengajakmu melakukan umrah dan aku harus menunaikan perintah ini."

Orang yang di telepon tertawa mendengar tawaran dari lelaki yang tak dikenalnya. "Umrah apa? Engkau harus tahu, bahwa sejak beberapa tahun ini aku tidak pernah malaksanakan shalat apapun." tegasnya dengan nada heran.

Tetapi lelaki itu bersikeras, "Aku harus membawamu umrah karena ini perintah. Aku tidak bisa menolaknya, dan engkau harus membantuku dalam hal ini." Karena terus didesak, akhirnya orang tersebut menyetujui dengan sebuah syarat, "Tapi engkau yang menanggung semua biaya perjalanan dan kebutuhan selama umrah, serta mengantarkanku kembali sampai di rumah."
Lelaki tersebut menyepakati syarat itu dan berjanji akan menjemputnya beberapa hari kemudian.
Hari yang ditentukan tiba dan mereka akhirnya bertemu. Rasa heran berkecamuk di kepala si lelaki karena ternyata orang yang hendak diajaknya umrah itu tidak tampak sama sekali rona keshalihan di wajahnya; rambutnya kusut, pakaiannya berdebu, bahkan terlihat seperti orang yang mabuk.

Dalam hati ia bertanya, "Kenapa aku diberi mimpi hingga tiga kali untuk mengajak umrah orang yang seperti ini?"

Selanjutnya, setelah sampai di miqat, ia meminta orang itu untuk mandi dan memakai pakaian ihram. Dari situ mereka kemudian menuju Makkah untuk melakukan umrah bersama-sama. Usai menunaikan semua rangkaian umrah, termasuk mencukur rambut, mereka pun sepakat untuk pulang. Namun sebelum meninggalkan Makkah orang tersebut meminta kepada si lelaki untuk menunggu sejenak, karena ia hendak menunaikan shalat dua rakaat terlebih dahulu. Alasannya, ia khawatir ini menjadi kesempatan terakhirnya menginjak tanah haram.

Orang itu pun shalat, tapi sujudnya lama sekali. Tak sabar menunggu, si lelaki menghampiri, tapi ternyata dia telah meninggal dalam sujudnya. Lelaki tersebut begitu sedih, bercampur iri, seperti juga orang-orang yang melihat kejadian itu sama-sama iri, karena orang itu telah menutup perjalanan hidupnya di tengah shalat, saat sedang sujud di Masjidil Haram; masjid yang suci, dan tanah yang suci.

Tiga hari setelah kepergian orang itu, si lelaki menelpon istrinya, menanyakan amal shalih apa yang telah dilakukan almarhum suaminya sehingga memperoleh husnul khatimah yang membuat iri setiap orang shalih. Sang istri menjawab, "Saudaraku, demi Allah! Sudah beberapa tahun ini suamiku tidak pernah puasa, juga tidak pernah shalat. Teman satu-satunya hanyalah botol minuman keras, di rumah atau di luar rumah. Aku tidak mengetahui ada kebaikan pada dirinya kecuali hanya satu; kami bertetangga dengan seorang janda miskin dengan beberapa orang anaknya. Suamiku setiap malam membelikan makan malam untuk kami di rumah dan membelikan pula untuk mereka yang selalu dia antar sendiri hingga ke depan pintu mereka. Dan perempuan janda itu selalu menyambut pemberian suamiku di depan pintu dengan sebuah do'a, "Semoga malaikat Allah memberimu akhir hidup yang terbaik."

Ternyata doa itu di dengar Allah. Dia yang berkehendak atas segala sesuatu, tidak menyia-nyiakan amal baik lelaki. Amal itulah yang memudahkannya bertemu dengan Penciptanya, dalam akhlak yang baik, diantarkan doa tetangganya. Setelah kebaikannya pada tetangga itu.


Sumber: Majalah Tarbawi Edisi 274 Th. 13 Jumadil Akhir 1433, 3 Mei 2012

15 Hafidz Qur'an Angkatan II SD Juara Cimahi

Membaca email ini rasanya malu sekali, saya yang sudah berumur ini kalah sama adik-adik ini.Berikut isi emailnya. 
CIMAHI. 15 siswa SD Juara Cimahi mengikuti uji publik dan dinyatakan lulus hapal Alquran juz 30. Acara ini dihadiri oleh Kepala SD Juara Cimahi, koordinator TTQ SD Juara Cimahi, Kepala SD Juara Bandung, Rumah Zakat (Muhammad Sobirin), Ketua DKM Al-Islam (Bambang), Sesepuh Al-Islam (Abah Suryaman), serta disaksikan oleh hampir seluruh orang tua siswa.

Kelima belas siswa itu adalah:
1. Muhammad Fadhil Hidayatullah (Kls 2)
2. Hazim Mujahid (Kls 4)
3. Kuni Hafidzah (Kls 4)
4. Ulfah Fauziyyah (Kls 4)
5. Hasna Aulia Arrohmah (kls 5)
6. Jafar S. Koli (Kls 6)
7. Baharudin Tela (Kls 6)
8. Syafiq Faruq Ahmadi (Kls 6)
9. Septian M. Ilham (Kls 6)
10. Ishmah Khoirunnisa (Kls 6)
11. Annisa Firdaus (Kls 6)
12. Yunita Nurohmah (Kls 6)
13. Nurhadia J. Djonu (Kls 6)
14. Nurlabibah Mutalali'ah (Kls 6)
15. Nisa Azkia Salsabila (Kls 6)

Dari 15 siswa itu, 5 diantaranya sudah separuh menyelesaikan juz 29. Bahkan hafidz termuda SD Juara Cimahi, Muhammad Fadhil Hidayatullah sudah siap-siap menutup tahun pelajaran ini dengan hapal Juz 29. Selain 15 orang yang diwisuda, ada beberapa siswa yang sudah hapal juz 30 namun belum dinyatakan lulus. Bahkan di kelompok Quran program TTQ, tidak kurang dari 10 siswa sudah siap-siap menyelesaikan juz 30 di akhir tahun ajaran ini. ***

Newsroom/Suhud Syamsul Hakim
Cimahi







Kisah Jundi Anak Juara Dari Makassar

sumber: email dari Rumah Zakat :)

MAKASSAR. Jundi pangilan salah satu Anak Juara dari Makassar, yang bernama asli Muhammad Achmas Muhammad Achmad Imam Mujahidin ini adalah salah satu Anak Juara yang terbilang pandai dan selalu meraih peringkat pertama di kelasnya. Jundi juga merupakan salah satu anak yang terbilang aktifitasnya sangat teratur.

Diusianya yang kini menginjak 10 tahun tepat di bulan April kemarin, ia telah menghafal 4 juz dalam Al quran dengan sangat baik. Kegemarannya akan membaca, terutama buku yang berhubungan dengan sains dan sejarah mengantarkannya sebagai anak yang mempunyai wawasan luas.

Disela sela aktifitasnya ia terbilang anak yang mendapat kontrol ketat didikan orang tuanya. Selain bersekolah, mengaji dan berlatih bela diri,  juga aktif ikut dalam kegiatan pramuka dan telah mengikuti Perkemahan Nasional di Cibubur mewakili Kota Makassar. Jundi pun sebagai salah satu Anak Juara Makassar yang mendapatkan beasiswa dari Rumah Zakat, termasuk anak yang pandai, dan bisa memanfaatkan dana beasiswa tersebut. Selain menggunakan dana beasiswa untuk keperluan sekolah, ia juga membuatkan laporan keuangan sederhana sebagai bentuk pertanggung jawaban penggunaan dana tersebut.

Diantara catatan keuangannya yang terlampir tertera biaya transportasi yang digunakannya bersama adik-adiknya ke perpustakaan di Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Di sana mereka selain dapat mambaca banyak buku, ia pun membuat kartu anggota perpustakaan agar bisa meminjam buku untuk dibaca di rumah.***

Newsroom/M Mustaqim Syukur

Makasar


--

Kisah Inspiratif Anak Juara: Nurul Cahyani, Penerjemah Tiga Bahasa

Sumber: email dari Rumah Zakat

BANDUNG. Assalamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh, Monsieur, Madame et Mademoiselle, (Bahasa Perancis : Bapak, Ibu dan Kakak semua) perkenalkan saya Nurul Cahyani salah satu anak juara di Rumah Zakat, saya lahir di kota Bandung pada tanggal 3 April 1995. Saya bersekolah di SMA Negeri 8 Kota Bandung Kelas XI Jurusan IPS. Saya adalah anak ke 4 dari 5 bersaudara.

Ayah saya sudah lama meninggal tepatnya ketika saya duduk di kelas 6 SD. Sejak saat itu Ibulah yang menggantikan tugas ayah berjuang menjadi tulang punggung keluarga, membesarkan saya dan saudara-saudara saya dengan profesinya menjadi seorang penjahit. Masih ingat dalam kenanganku hari-hari pertama setelah ayah wafat sangatlah terasa berat, meskipun begitu saya bersyukur atas segala karunia Allah SWT hingga hari ini, karena saya berprinsip bahwa apapun yang Allah SWT berikan dan putuskan, itu adalah sesuatu yang terbaik bagi kehidupan saya.

Ketika saya memohon kepada Allah untuk diberikan seekor kupu-kupu, namun Allah memberikanku seekor ulat bulu, meski awalnya merasa kecewa, saya sadar bahwa seiring waktu berjalan ulat bulu itu berubah menjadi kepompong dan akhirnya menjadi kupu-kupu yang saya inginkan. Begitulah saya selalu memotivasi diri untuk selalu bersabar dalam menjalani kehidupan. Saya selalu yakin bahwa Allah telah merajut hal-hal yang indah di atas sana untuk hidup makhluknya, jadi bagi saya kesabaran adalah kunci untuk meraih kebahagiaan.

Meskipun sudah 5 tahun ayah meninggalkan saya, tapi tidak ada sedikitpun dari sosok beliau yang saya lupakan. Apalagi saat-saat menjelang pembinaan dari kakak mentor Rumah Zakat. Pembinaan kami biasanya dilakukan diteras Masjid Al Hikmah. Bertemu kawan-kawan terasa sangat menyenangkan, berbagi cerita dengan kawan-kawan senasib ditempat pembinaan membuat saya merasa memilki saudara yang banyak dari berbagai tempat.

Teman-teman saya ditempat pembinaan ini mempunyai nasib yang sama, berstatus sebagai anak yatim atau anak piatu bahkan ada yang berstatus yatim piatu. Kadang kami merasa sedih saat mengenang sosok orang tua yang telah tiada. Tapi Alhamdulillah kakak mentor dari Rumah Zakat memperlakukan kami layaknya seorang guru, kakak bahkan orang tua sendiri.

Berbagi cerita lucu dan bermacam permainan yang menarik sering kami lakukan bersama. Tak jarang juga saya dan kawan-kawan sebaya dilibatkan sebagai pemateri, kakak mentor bilang itu sebagai latihan berbicara didepan umum. Biasanya pembinaan dilakukan pagi hari sampai masuk waktu shalat Dhuhur yang dilakukan berjamaah.

Sebagai seorang siswi, saya dituntut untuk belajar berbagai hal, baik melalui sekolah ataupun di luar sekolah. Rasa haus akan ilmu membuat saya menjadi sosok yang kritis dan sering bertanya, di sekolah saya tercatat sebagai juara 1 debat antar siswa, tak jarang pihak sekolah mengirim saya dan kawan-kawan menjadi perwakilan dalam kompetisi debat antar sekolah dengan tema yang bermacam-macam. Berbagai trophy sudah kami sumbangkan untuk sekolah.

Meskipun begitu saya menaruh minat yang besar di bidang bahasa. Saya bercita-cita sebagai seorang translator (penerjemah). Untuk mengejar cita-cita itu seminggu sekali saya mengikuti kursus 3 (tiga) bahasa yang berbeda yaitu Jepang, Perancis dan Esperanto kursus ini saya ikuti secara gratis atas rekomendasi pihak sekolah.
Bagi sebagian orang belajar bahasa sangat membosankan, apalagi jika belajar tiga bahasa sekaligus, tapi saya percaya setiap orang memilki bakat dan kecerdasannya masing-masing. Dan saya yakin Bidang Bahasa adalah kecerdasan saya. Tidak ada sedikitpun dalam benak saya merasa sulit mempelajari ketiga bahasa ini, tantangan yang saya alami selama mempelajarinya menjadi api semangat mengejar cita-cita saya menjadi seorang translator (penerjemah).

Saya selalu ingin, ilmu yang saya dapatkan kelak ingin saya bagikan kepada orang lain agar kelak mereka turut merasakan bahwa saya hidup didunia ini adalah untuk menjadi orang yang bermanfaat. Saya berharap ayah turut bangga menyaksikan kerja keras saya.

Semoga sekelumit cerita ini menginspirasi pembaca. Mohon maaf jika ada kata-kata yang salah, Arigatou Gozaimasu , Rumah Zakat (Bahasa Jepang : Terima kasih Rumah Zakat). Au revoir (bahasa Perancis : Sampai Jumpa)

Wassalamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh

Disadur dari tulisan tangan Nurul Cahyani dalam kisah inspiratif Anak Juara***
Newsroom/Hermansyah
Bandung

KISAH INSPIRATIF ANAK JUARA : NURUL CAHYANI, PENERJEMAH TIGA BAHASA --

18 Juni 2012

cilok

-->
Oyin, Sampe sekarang? Aku udah ngapain aja? Wew...
Gak ada bakat istimewa kayaknya, The simple elok kalo kata Naya. Ahahaha...
Aku itu anak dari seorang pak guru SD dan seorang pedagang cilok (produsen kali ya tepatnya). Jadi, dari kecil itu, waktu saya adalah kebanyakan bersama cilok. Ya ya ya... dari kecil, dari lahir kayaknya udah jualan cilok tuh ibuku. Makanya namanya elok ;p
Cilok sendiri adalah jajanan ndeso (karena aku tinggal di desa) yang terbuat dari adonan tepung kanji dicampur terigu berikut bumbu2nya yang kemudian dilumuri bumbu atau sambel. Kalau yang ibuku buat itu sambelnya dari kacang, asli! Dan tanpa saos. Makanya khas, enak sekali. Ah, jadi kangen.
Cilok itu dibuat sepanjang hari, eh enggak dink. Prosesnya gini, kalau sore hari, eh dari jam dua siang dink sampai kadang hampir maghrib itu cilok dibuat. Bermacam-macam bentuknya, ada yang bentuk tabung (kurang lebih diameter 2cm dan tinggi 1cm) dan ada yang berbentuk bulat dengan telur didalamnya. Untuk yang berbentuk tabung, ada dua ukuran, kecil dan besar, untuk yang kecil ukurannya kira2 diameter 1cm dan tinggi 0,5cm. Keduanya dibentuk dari adonan panjang yang kemudian dibentuk seperti tabung

29 Maret 2012

K vs K

Kita versus Korupsi adalah film tentang penguatan integritas.
Film yang barusaja dipertontonkan kepada para pegawai DJP khususnya di lingkungan Kantor Pusat, memberikan pelajaran bahwa setiap pegawai DJP harus memegang kuat nilai-nilai Kementerian Keuangan terutama nilai integritas, terutama dalam hal melawan korupsi, apa pun keadaanya. Rangkaian film K vs K ini terdiri dari empat film.

Film pertama:
Mengisahkan tentang seorang Kepala Desa yang akhirnya kehilangan integritasnya.
Dia mengorbankan seluruh warga desa demi menyerahkan wilayahnya ke tangan orang yang tak pantas menggunakannya.

Film kedua:
Mengisahkan seorang penjaga Koperasi Unit Desa yang begitu menjunjung tinggi nilai integritas, meskipun pada saat dia hendak disuap, anaknya sedang sakit keras dan tidak ada biaya untuk berobat. Dia disuap oleh seorang pimpinan dari kegiatan penimbunan beras. Dia dipaksa untuk dapat menyewakan gudang koperasi untuk menyimpan beras hasil timbunannya. Namun, karena dia pegawai yang bertanggung jawab dan tidak mau menerima suap, dia tetap bersiteguh untuk tidak menyewakan gudang koperasi meski uang suap yang ditawarkan begitu besar. Istrinya yang seorang penjahit, selalu mendukung sikap yang diambil suaminya. Ini adalah kisah nyata dimasa orde lama. Dan hikmahnya adalah setelah tegas menolak suap di malam itu, keesokan harinya dan seterusnya, istrinya mendapatkan begitu banyak order jahitan, yang kemudian di masa sekarang anak dari mereka menjadi orang sukses lagi baik.
Begini kalimat pegawai koperasi saat hendak menolak suap:
"Mungkin saya miskin, mungkin saya bodoh, tapi sampai mati pun saya tidak akan menyesali kebodohanku."
Salah satu hikmah yang dapat diambil adalah bahwa kebaikan lahir dari kebaikan yang lain.

Film ketiga:
Mengisahkan tentang anak dari seorang pengurus SD disuatu wilayah. Laras namanya. Suatu hari saat dia masih kecil, dia melihat ayahnya sedang memilah-milah dokumen para guru yang hendak menjadi guru tetap di sekolah itu. Dia menemukan ada dokumen milik gurunya, Pak Markun, yang saat itu disingkirkan oleh ayahnya. Dan ketika itu juga dia melihat bahwa dokumen milik gurunya tak menyelipkan uang didalamnya.
Setelah dewasa, dia jadi membenci ayahnya dan tidak ingin bersama ayahnya.
Suatu hari dia dijemput pacarnya yang kemudian membawanya ke Kantor Urusan Agama, KUA untuk kawin lari. Disana pacarnya hendak memilih jalan pintas melalui calo agar urusannya diperlancar. Namun Laras menolaknya, dan hendak berkata 'tidak' untuk menikah dengannya. Laras meminta pacarnya untuk mengurus lewat jalur wajar saja tanpa melalui calo. Saat itu terjadi adu mulut diantara keduanya, sampai disuatu waktu Laras menceritakan tentang gurunya, Pak Markun. Pak Markun yang akhirnya tak lagi bekerja sebagai guru karena tidak mau menyuap untuk dijadikan sebagai guru tetap disekolah itu. namun akhirnya pak Markun tetap bisa bertemu dengan murid-muridnya dengan berjualan balon di depan sekolah. Dan kemudian mengajak murid-muridnya ke suatu tempat sepeti taman untuk kemudian memberikan nilai-nilai kehidupan untuk bekal para muridnya.
Dan setelah berpikir ulang, akhirnya pacar Laras setuju untuk tidak menggunakan calo dalam mengurus perkawinan mereka.
Laras menyampaikan satu nilai yang diajarkan gurunya, bahwa kamu adalah cerminan rumahmu. Jadi, sikap yang kita ambil merupakan cerminan dari apa yang diajarkan keluarga kita.

Film keempat:
Mengisahkan tentang seorang guru yang secara tidak langsung mengajarkan kepada muridnya untuk mau berbuat suap. Guru itu menjual buku pelajaran dengan harga yang lebih mahal dari harga seharusnya. Imbalan dari guru itu adalah memberikan nilai bagus kepada murid yang membeli buku darinya.
Dari keempat film tersebut, menurut saya di film ketiga ada hal yang kurang pas. Disana mengisahkan seseorang yang sangat idealis, namun dia melakukan kawin lari dengan pacarnya. Tidak mau ada sosok ayah dalam pernikahannya, yang mana ayah merupakan walinya karena disana Laras beragama Islam.

02 Maret 2012

Menjemput mereka

Detik-detik menjelang kedatangan mereka, orang-orang yang sangat kucintai.
Aku duduk lesehan disamping kakakku sambil ngobrol ngalor ngidul, sesekali memandangi luasnya bandara yang baru dua kali ini aku datangi.
Tepat pukul 01.50 mereka sudah tiba, padahal di jadwal seharusnya pukul 01.00
Aku dan rombongan dari rumah menanti tampaknya batang hidung keenamnya dari pintu kedatangan.
Yang telah sepekan ini menjalankan ibadah umroh di tanah suci.
Alhamdulillah...

Tampak seorang pemuda berpakaian rapi mendorong laki-laki lanjut usia yang berada diatas kursi roda, itu abah...
Rasa haru mulai muncul, aku dan kakakku sontak langsung mendekatinya dan meraih tangannya untuk kami cium.
Alhamdulillah, aku senang sekali melihatnya, kembali, ke Indonesia, dengan pakaian khas orang haji/umroh, bagiku mirip.
Wajahnya tampak dian seperti orang sakit.

08 September 2011

Penasaran

sejak saya kecil, saya hidup di keluarga kristen. sampai saya besar saya pun memeluk agama itu. ayah saya adalah salah seorang ahli agama di daerah tempat tinggal saya. banyak hal yang ingin sekali saya ketahui tentang agama saya. tetapi, setiap kali saya tanya tentang banyak hal tentang agama kristen, ayah saya tidak pernah memberi jawaban, beliau hanya bilang "sudah jangan kau tanyakan, imani saja."
sampai suatu waktu ketika saya masuk ke salah satu sma plus di kota saya tinggal, saya mempunyai banyak sekali teman beragama islam. awalnya saya sangat tidak nyaman karena apa yang mereka imani berbeda dengan apa yang saya imani. tetapi hal itu justru membuat saya penasaran dan banyak pertanyaan yang ingin kuketahui jawabannya. saya pun bertanya kepada teman-teman saya yang memeluk islam, dan ternyata mereka bisa menjawab semua yang saya tanyakan. saya sangat puas dan ingin mempelajari lebih lanjut tentang islam dan hal itu membuat saya ingin mengetahui kitab suci islam. namun ketika saya ingin mempelajarinya, ternyata aku tidak boleh sembarangan menyentuh dan mempelajari Alqur'an. lantaran Alqur'an sebegitu sucinya. karena hal ini pula saya semakin kagum dengan islam. lalu akhirnya saya membaca terjemahan Alqur'an dari internet.
setahun kemudian, akhirnya saya mengucapkan dua kalimat syahadat untuk kemudian menjadi muallaf. akan tetapi saya masih belum terang-terangan masuk islam, status saya pun masih kristen. bahkan keluarga saya pun tidak mengetahui kalau saya telah beragama islam. satiap tahun saya pulang kerumah, saya masih ke gereja bersama keluarga saya.
ketika beberapa waktu kemudian, saya belajar mengenakan jilbab. meski tidak setiap saat saya mengenakannya. sampai suatu saat, teman saya yang tahu bahwa saya berasal dari keluarga kristen menemukan saya sering sholat, memakai jilbab, dan melakukan kegiatan agama islam lainnya. ia pun melaporkan apa yang dilihatnya kepada keluarga saya. hingga suatu waktu saya pulang kerumah, keluarga saya sebegitu marahnya, dan saya ditujukan pada dua pilihan, untuk kembali ke agama kristen atau tidak menjadi bagian keluarga besar saya. saat itu, dengan yakin saya memilih untuk berpegang teguh pada ajaran agama islam. dan saat itu juga saya bukan bagian dari keluarga besar saya. saya melanjutkan pendidikan saya di perguruan tinggi karena PMDK yang saya dapatkan dari salah satu perguruan tinggi negeri. selama saya kuliah, tidak ada sepeser uang keluarga besar saya yang ikut andil dalam pendidikan dan kehidupan saya sehari-hari. alhamdulillah sekarang saya telah menamatkan pendidikan saya di perguruan tinggi itu.