24 Maret 2022

Anak Pertama, Teladan bagi Anak Kedua, Ketiga, ...



Ketika saya sedang sholat, tiba-tiba anak kedua saya yang masih batita -saat itu- memutari saya dari belakang untuk keluar dari tempat sholat. Dia tau lewat mana seharusnya agar tidak lewat depan orang sholat.

Saat berusia empat tahun, anak kedua saya tiba-tiba sudah banyak mengenal huruf dan saya hanya sedikit mengajarinya membaca karena dia sedang dalam sensitive periode dengan huruf. 

Juga ketika kakaknya (melalui mendengar) menghafal surat Alqolam, adiknya juga ikut hafalan bersama dan saya dikejutkan dengan bacaan mereka berdua. Ma sya Allah...

Hampir semua hal bahkan: sholawatan, menjurnal, menggambar, idola, dan lain-lain.

Sebelum mempunyai dua anak, saya pernah mendengat bahwa anak pertama adalah koentji. Karena itu saya berusaha untuk serius mendidik anak pertama saya di tengah kesibukan saya. 

Kini, anak pertama saya telah menjadi kakak selama hampir lima tahun. Dan, apa yang saya dengar itu memang benar adanya. Anak pertama adalah teladan bagi anak kedua saya. Adek itu Mbak wanna be. Jadi, kalau saya nggak merasa mengajarkan sesuatu namun anak kedua saya melakukan sesuatu itu, kemungkinan besar dia meniru kakaknya. Entah itu hal baik atau sebaliknya. 

Atmosfir

Cara kakak marah, kalimat yang kakak ungkapkan saat bermain, cara kakak menerapkan adab, apa yang kakak pelajari, hampir semuanya -disadari atau tidak- diserap oleh adeknya yang masih usia dini.

Yap, anak belajar melalui meniru. Dan anak tak mungkin salah meniru. Karena otak anak usia dini belum bisa membedakan yang baik saya tiru, yang nggak baik jangan ditiru, maka nggak bisa kita orang dewasa disekitarnya seenaknya berbuat. Lalu dengan entengnya bilang "Nak, tiru yang baik-baik dari bunda papah (atau temanmu), yang nggak baik jangan di tiru ya." 

Jadi, kalau ada hal kurang baik yang dilakukan anak-anak. Segera berkaca! Apa perilaku saya yang dia tiru? Jika iya, segera perbaiki. 

Ataukah dia meniru kakaknya? Segera atur strategi untuk perbaiki.

Dia meniru temannya? Segera penuhi tangki cintanya di rumah sehingga kita mudah memberikan value-value baik untuknya.

Jangan lupa juga untuk melangitkan doa, momohon agar diberi kemudahan, dan terus mendekati Sang Pemilik dan Penguasa hati anak-anak


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.