*BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR*
(Learning How to Learn)
Deg!
Dapat tugas untuk menyusun desain pembelajaran. Hmm, apa itu desain pembelajaran? Kalau dalam tebakan katanya sih sepertinya desain yang dirancang oleh seseorang untuk mempelajari ilmu tertentu. Hihihi…
Karena memang ingin tahu pengertian sebenarnya, langkah pertama yang saya lakukan adalah browsing pengertian desain pembelajaran.
“Desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang (Reigeluth, 1983). Desain pembelajaran juga diartikan sebagai proses merumuskan tujuan, strategi, teknik, dan media.
Sumber dari sini.
Hmmm, tambah puyeng nggak tuu bacanya? xixixixix…
Saya mengambil kesimpulan bahwa desain pembelaran itu semacam penyiapan & pengaturan lingkungan dalam rangka menciptakan sistematika belajar agar peserta didik terbantu dalam belajar suatu ilmu. Deuh, mbacanya aja tambah riweh, hahaha…
Sudahlah, dari pada saya lelah dan pusing memikirkan kata dan kalimat untuk membentuk pengertian desain pembelajaran, mari langsung saja masuk ke desain pembelajaran ala bunda rizma hanum ini.
Bila saya akan belajar suatu ilmu, dimana ilmu itu adalah ilmu yang saya minati, maka yang saya lakukan adalah:
- Tentukan tujuan pembelajaran. Penting untuk menentukan tujuan pembelajaran sebelum mulai belajar. Tadinya sih poin ini mungkin nggak terfikirkan ya. Nuntut ilmu ya nuntut ilmu saja. Tapi setelah mendapatkan materi demi materi di matrikulasi IIP ini, saya jadi tahu bahwa tujuan itu hal yang sangat krusial. Tanpa tujuan yang jelas, maka perjalanan akan dijalani tanpa arah yang jelas. Sama juga dalam pembelajaran, menentukan tujuan itu perlu dinomorsatukan. Misalnya saja saya saat ini punya tujuan ingin menguasai ilmu bunda cekatan, maka saya akan menyusun langkah selanjutnya dalam menuntut ilmu bunda cekatan ini.
- Menyiapkan apa media yang akan digunakan dalam belajar. Persiapan media ini tentu disesuaikan dengan gaya belajar seseorang. Kalau saya yang cenderung visual, maka saya akan menyiapkan media berupa bacaan & alat tulis. Bila bacaannya berupa buku, maka saya harus memegang stabilo atau minimal pensil untuk menandai poin-poin penting dalam buku tersebut. Dan bila bacaannya berupa bacaan digital, maka saya biasanya akan memegang buku dan pulpen untuk mencatat poin-poin pentingnya. Atau bila saya datang ke suatu majelis ilmu, maka sudah pasti saya minimal mendokumentasikan dalam foto bila memang mencatat (baik dalam buku atau dalam notes di handphone) lengkap nggak sempat saya lakukan. Anggaplah saya seperti yanh disebutkan dalam contoh dalam tahap 1 yaitu sedang mempelajari ilmu bunda cekatan, maka saya akan membaca buku materi dengan meringkas poin-poin penting dalam sebuah buku catatan pribadi.
- Mempelajari materi secara bertahap. Jadi, saya sudah terbiasa membaca buku nggak kelar-kelar karena satu materi saya terapkan dulu dalam kegiatan saya, baru lanjut ke materi berikutnya. Dalam mempelajari ilmu bunda cekatan, setiap satu bab, saya berhenti dulu. Saya lanjut ke langkah 3 sebelum melanjutkan ke bab berikutnya.
- Menyusun rencana aksi setiap materi. Misalnya dalam belajar ilmu bunda cekatan tadi, anggaplah bab 1 tentang merubah rumah menjadi bersuasana hotel bintang lima. Maka saya akan menyusun rencana-rencana apa saja yang akan saya lakukan untuk membuat rumah saya berubah bak hotel bintang lima seperti apa kata buku bunda cekatan.
- Melaksanakan satu demi satu rencana aksi pada langkah 3. Yup! Setelah merinci apa saja yang akan dilakukan, maka selanjutnya saya akan membuat jadwal kapan akan beraksi, hihihi… Jadi bisa dibayangkan kalau rencana aksinya untuk satu rumah ada 5 garis besar (belum untuk per sub rencana aksi) maka waktu yang saya butuhkan juga nggak akan cukup seminggu dua minggu. Pasalnya, saya melakukan rencana aksi itu di luar jam saya membersamai anak-anak. Nah! kalau bukan lembur malam, ya weekend bila anak-anak sedang nggak nempel sama saya.
- Evaluasi dan diskusi. Setelah langkah 3-4 diterapkan untuk satu materi, maka selanjutnya akan dievaluasi apakah sudah sesuai rencana ataukah sudah cukup seperti yang sudah dilakukan. Baru kalau dirasa sudah cukup, saya akan beralih ke bab berikutnya dan dilakukan langkah yan sama dari 3-5. Oh iya, evaluasi ini saya lakukan bersama suami (nggak selalu sih) jadi sekalian diskusi.
- Menyebarkan ilmu yang telah dipraktekkan. Biasanya kalau habis baca materi saya langsung share ke suami. Biasanya juga, bila ilmu itu saya rasa oeelu untuk banyaj orang ketahui, maka saya nggak akan segan membagikannya kepada teman-teman yang saya temui, baik satu kantor atau pun yang nggak sengaja bertemu di lift. Hahaha… Ini kejadian pas baru dapat materi matrikulasi pekan pertama. Saya merasa semua wanita harus ikut kuliah di IIP, jadi saya menceritakan tentang bagaimana gambaran bila bergabung di IIP (padahal saya baru matrikulasi, hehehe) dan saya share ilmunya agar mereka tertarik. Saya juga membagikan ilmu (tepatnya sih pancingan biar pada tanya tentang belajar di IIP ini) lewat media sosial. Karena saya yakin nggak ada yang nggak senang bila sudah masuk ke IIP. Kecuali memang orang yang nggak ingin belajar dan berubah serta sudah banyak ilmunya.
Saya rasa, inilah desain pembelajaran ala bunda rizma hanum saat ini. Bisa saja ada modifikasi dalam pelaksanaan sesuai dengan objek pembelajaran. Desain ini juga yang kebanyakan saya terapkan untuk anak-anak saya (terutama Rizma yang sudah berusia hampir lima tahun, kalau hanum masih belum sedetail ini). Namun tidak persis seperti yang dilakukan bundanya bila ilmu itu yang mempelajari Rizma.
Misalnya saja saya punya tujuan untuk memperbanyak kosa kata Rizma. Maka langkah kedua setelah tahu tujuannya adalah memilih media pembelajaran berupa buku-buku cerita karena Rizma cenderung tipe auditori visual. Untuk cara belajarnya, yaitu dengan membacakan buku cerita itu pada Rizma. Sambil membacakan buku, biasanya saya sambil mengenalkan kosa kata baru yang ada pada buku itu dengan cara diskusi atau tebak-tebakan. Cara lain juga dengan mempraktekkan bila memang kosa kata itu berupa kata yang memang ada prakteknya. Contoh: memikul. Maka dalam tahap membacakan buku itu, ada praktek bagaimana sih memikul itu. Dengan begitu Rizma akan mengingat kosa kata itu karena sudah mempraktekkannya. Pasalnya, dengan membaca maka akan tahu; dengan menulis maka akan ingat; dan dengan melakukan maka akan memahami. Nah, untuk tahap evaluasi sendiri biasanya dilakukan setelah sesi baca buku selesai. Jadi, flashback ke kosa kata baru yang tadi dipelajari untuk tahu apakah Rizma sudah menerima dengan tahu maknanya ataukah masih perlu diulang. Dengan cara ini, alhamdulillah Rizma sering ingat kosa kata baru yang dia temukan saat membaca buku (maksudnya saya bacakan buku).
Cara lain juga dilakukan dengan percobaan seperti percobaan sains. Misalnya saat mengenalkan kosa kata menyerap, maka saya akan memilihkan media belajar berupa praktek sains dengan bahan air, pewarna, dan tisu. Dengan percobaan ini, selain Rizma tahu kosa kata baru juga dia melihat sebab akibat dan sifat-sifat benda. Alhamdulillah dengan cara percobaan yang menyenangkan, Rizma jadi mudah dalam belajaf dan jadi ketagihan mengajak untuk percobaan. Biasanya Rizma punya inisiatif: Yuk bunda kita percobaan. Baik percobaan itu dilakukan bersama atau dia percobaan sendiri dan mempresentasikannya pada saya.
Cukup sekian penjelasan yang panjang lebar tapi in sya Alloh jelas dan mudah dipraktekkan desain pembelajaran ala bunda Rizma Hanum ini.
Semoga bermanfaat ^^
______
Tulisan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas NHW#5.
Disusun sekitar pukul 21.35 s.d 22.15 pada hari Rabu 21 Februari 2018 (6 Jumadil Akhir 1439) di rumah dan disempurnakan di Lt.22 ^^
Disusun sekitar pukul 21.35 s.d 22.15 pada hari Rabu 21 Februari 2018 (6 Jumadil Akhir 1439) di rumah dan disempurnakan di Lt.22 ^^
Untuk materi sesi 5 bisa dilihat langsung di sini ya:)
Semangat belajar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.