26 Juni 2013

Seragam

Dari beberapa waktu lalu, memang pengin banget bikin seragam keluarga/ sarimbit keluarga. Kalau yang sudah, sepasang, bunda dan papah. Sekarang, sudah ada Rizma. Nambah satu anggota, yang otomatis seragam keluarga belum punya yang komplit.

Kesana kemari, cari-cari penjahit yang oke punya. Ada, di Bintaro, sudah pernah, tapi lagi full. Maklum musim mau lebaran. Ada satu lagi, di Ceger, tapi belum pernah, takutnya kecewa. Akhirnya googling modelnya dulu. nemu yang bagus di sini.
Kata temen, disitu bagus, lokasi juga masih sekitaran Bintaro. Tapi harganya lumayan juga.
Tanya yang lain, ada yang sudah bikin seragam, bagus, di butik yang lokasinya juga di Bintaro, tapi biayanya mahal sekali, tembus 7 digit. Hmmm...

Beberapa waktu sempet gak mikirin, tapi kemudian, suatu hari mampir ke mayestik, beli bahan. Dan entah mau kapan dan dimana dijahit. Kalau habis lebaran sih mungkin, tapi bunda pengin banget dipakai pas lebaran nanti.

Chatting sama temen, dikasih kontak penjual sarimbitan keluarga, bahan dari sana, model bisa dari sana atau tentukan sendiri. Mulailah bunda menghubungi kontaknya. Orangnya

Kosong

Kosong 

Tak berarah

Tak berisi 

Tak diasah

Terlalu lama

Sulit memulai

Keinginan

Keraguan

Tak nyata

Tak bergerak

Tenang


Diam

Mati





Laporan

Sepertinya laporan keuangan tak hanya perlu diterbitkan oleh sebuah perusahaan atau instansi, tapi juga perlu untuk sebuah pe.te bernama rumah tangga. Tapi ribet juga kali kalau setiap pos pengeluaran ditulis. Bukankah akan sangat merepotkan untuk menjurnal setiap transaksi?
Well, cetak saja rekening koran via internet banking (yang gratis) trus kasih catatan kecil di setiap pengeluaran uang. Jadi, bisa ketahuan deh pos-pos mana yang menyebabkan pembengkakan anggaran.
Okesip!

25 Juni 2013

Manajemen ASIP Ibu Bekerja

Ketika ibu sudah kembali bekerja, maka asi yang diminum bayi selama ditinggal bekerja berupa asi perah (ASIP). Bagaimana manajemennya? 
  1. (di kantor) setiap selesai memerah, ASIP dalam botol dimasukkan ke kulkas bagian bawah. Ingat, setiap botol diberi tanggal hari memerah)
  2. (di kantor) ketika jam kerja selesai, masukkan ASIP dingin ke dalam cooler bag.
  3. (di rumah) pindahkan ASIP dalam cooler bag ke dalam kulkas
Dari hasil sharing sama temen dan baca sana sini, bunda simpulkan ada 3 metode manajemen ASIP:
  • Full Fresh - semua ASIP yang diminum adalah hasil perahan di kantor pada hari sebelumnya. Misalnya, hari ini ibu mendapat 5 botol ASIP di kantor (misalnya kebutuhan bayi ibu adalah 5 botol) , maka 5 botol itulah yang akan diminum bayi keesokan harinya. Artinya, sampai di rumah, ASIP dipindahkan dari cooler bag kedalam kulkas bagian bawah. Tanpa menurunkan ASIP yang sudah beku (yang ditabung pada hari-hari sebelum ibu bekerja). Jadi, ASIP beku di freezer hanya sebagai stok kalau2 ASIP fresh yang dibawa dari kantor kurang dari kebutuhan bayi per hari (selama ditinggal bekerja).

pencarian pengasuh

Semenjak hamil, bunda sudah mencari informasi tentang pengasuh bayi. Bertanya sana sini tentang besarnya gaji dan rincian pekerjaanya. Tentunya memakai standar Jakarta. Setelah mengumpulkan informasi, langkah selanjutnya adalah mencari sosok pengasuh itu. Bunda sih penginnya yang masih saudara, biar bisa dipercaya dan sudah tau latar belakangnya. Tapi, di sisi lain, ada rasa 'pekewuh' nya juga kalau mau minta tolong ke saudara (yang tentunya lebih tua dan berpengalaman). Minta tolong mbah tegal dan yangti ponorogo untuk mencarikan di kampung, siapa tau ada yang mau ikut bunda ke Jakarta. Awalnya ada calon pengasuh, yaitu tetangganya sepupu bunda. orangnya telaten, rajin, dan sayang anak kecil. Ehm, bunda sudah bahagia sekali mendengar kabar itu, tapi belum ditanyakan langsung ke orangnya, apakah bersedia atau tidak. Dan selang beberapa waktu, bunda mendapat kabar kalau orangnya sudah punya pekerjaan. Ada lagi kakaknya, tapi maunya kerja di dekat rumah, biar bisa kerja hanya dari pagi sampai sore. Hiksss...
Yang dari ponorogo, beberapa kandidat dinyatakan tidak bisa, dengan alasan yang berbeda-beda.
Papah, juga mencari, minta tolong teman kantor untuk menanyakan ke pengasuhnya apakah ada yang bersedia jadi pengasuh. Waktu itu minta tolong ke keluarga Pak Eko. Tapi belum juga ada kabar.

18 Juni 2013

Review Botol Kaca Penyimpan ASIP

Setelah kurang lebih tiga bulan setengah bunda bergelut di dunia per-ASI-an dan per-ASIP-an, bunda menemukan beberapa kelebihan daln kelemahan pada botol-botol kaca penyimpan ASIP. Sampai saat ini, jenis botol yang bunda gunakan untuk menyimpan ASIP ada tiga, yaitu botol kaca tutup karet, botol kaca ex-UC 1000, dan botol plastik BPA-free. Sebenarnya ada lagi satu jenis, yaitu botol kaca bekas selai, tapi bunda belum menggunakannya. Dan di tulisan ini, bunda hanya akan mereview botol kaca yang bunda gunakan saja.
Berikut review-nya:
  • Botol kaca tutup karet
Kelebihannya yaitu (1) mudah dibersihkan, karena leher botolnya pendek (2) penampakannya menarik, bunda sangat suka botol ini dibandingkan dengan yang lain (3) ada garis batasnya lho, jadi kita bisa mengontrol jumlah ASIP maksimal yang boleh disimpan didalamnya (4) ukurannya macam2, tapi bunda pakai yang daya tampungnya 100ml

Cara Mengatasi Payudara Bengkak Selama Menyusui

Pernah mengalaminya?
Payudara membesar, keras, seperti ada batu didalamnya. Sakit bila disentuh, apalagi kesenggol dan tak sengaja tertekan (aw...)
Salah satu alasannya adalah karena payudara jarang dikosongkan/ tiddak dikosongkan dalam rentan waktu yang cukup lama. Sehingga gudang ASI full dan sebagai akibatnya payudara membengkak, sakit rasanya. Cara mengatasinya adalah (ini praktik bunda dan manjur!)
  • Kompres dengan air hangat (cara ini sedikit membantu, tapi tak lama kemudian sakit akan terasa lagi)
  • Perah, baik dengan tangan atau dengan pompa (tapi tidak selalu aliran ASI lancar, karena bengkak yang parah itu sepertinya ada aliran ASI yang mampet, yang mana ketika disentuh saja sakit rasanya, apalgi diperah)
  • Susukan langsung ke bayi (ini cara yang paling manjur, hanya dalam beberapa menit saja, payudara akan kembali normal dan aliran ASI kembali lancar)
Happy breastfeeding!

17 Juni 2013

Trimester menuju MPASI (2)

Minggu lalu bunda udah bikin list alat-alat tempur untuk mpasi nanti. Masih jauh sih, tp waktu kan berjalan begitu cepat. Nanti tau-tau udah waktunya mpasi, kl tidak dipersiapkan sejak dini, bisa kwalahan bunda. Berikut ini list belanja alat tempur mpasi :
  • pisau, parut, saringan, semuanya khusus untuk mpasi, gak campur bawang cabe
  • tempat makanan di freezer/kulkas, mungkin mw beli merk babycubes
  • easy scoop feeding bowl, itu lho tempat makan/mangkok plus tutup yang ada tempat sendok di tutupnya, dipakai kalau bepergian
  • gelas minum khusus/ training cup, ada yang merekomendasikan merk pigeon
  • mangkuk stainless steel 2, untuk ngukus2 katanya
  • slow cooker, merk takahi 0.7L
  • high chair/ booster seat, yang ini gak tau deh bakal beli apa engga. mahal cyint.. tapi kata papah sih boleh
  • thermos kecil untuk bubur, sepertinya gak bakal beli :D
Yang udah punya, dan akan kepake buat mpasi:
  • blender (kado)
  • feeding set, merk pigeon (kado)
  • clemek, kemarin baru aja beli di maebebe
  • talenan kayu, dari mbah tegal
  • mangkuk tuppy, punya kakak
  • panci (kado)
  • pengukus, tuppy juga (kado)
ehmmm, mungkin yang belum dibeli akan dibeli pas udah pindahan kerumah a.k.a habis lebaran. dan itu udah menuju 6 bulan usia rizma. mepet gk ya... Soalnya kalau beli sekarang gk ada tempat buat nyimpennya. Kontrakan udah sumpeg dengan peralatan yang belum kepakai karena kondisi.

Nah kalau untuk resep2nya, bunda join di grup fb HHBF (singkatan dari homemade healthy baby food) sama buka2 web nya ayahbunda. Ada juga sih di mamakokihandal. Tapi baru sedikit yang bunda save resepnya, terutama makanan awal pemberian mpasi, yaitu pure. Hehehe...

Sekian dulu tentang persiapan mpasi, semoga bermanfaat. Bunda udah deg-degan nunggu waktu nyuapin dd Rizma untuk pertama kali. Pengin liat ekspresinya :D

14 Juni 2013

Trimester menuju MPASI (1)

Berhubung papah belum juga datang, akhirnya nulis lagi tentang persiapan MPASI dede rizma.
Walaupun baru tiga bulan usianya, tapi bunda sudah tak sabar ingin melihat ekspresi rizma saat suapan pertama mpasi nanti.

MPASI itu sendiri adalah Makanan Pendamping ASI. Diberikan kepada bayi umur 6 bulan lebih. Kalau kata dokter komposisinya begini :
bayi usia 0-6 bulan : 100% ASI
bayi usia 6-12 bulan : 70% ASI dan 30% MPASI
bayi usia 12-24 bulan : ASI hanya 30%, selebihnya makanan lain.

Nah berhubung nanti pas usia 6 bulan rizma itu pas hari kerja, maka rencananya pemberian mpasi akan diberikan pada hari sabtu pas bunda libur, biar buda yang nyuapin suapan pertama, bukan pengasuh. Walaupun ada juga sih temen yang meliburkan diri untuk mpasi perdana anaknya. Tapi bunda sudah tanya dokter tiwi dan dokter piprim di twitter kalau mpasi boleh dimundurkan beberapa hari.
Senangnyaaa... :)

Nah mulai sekarang bunda sudah belajar masalah mpasi, terutama jenis makanannya. Tapi juga sudah mulai bikin list apa-apa alat tempur untuk mpasi nanti.
Ehmmm, udah adzan maghrib, dilanjut nanti deh...

Alat tempur ASIP

Berikut ini alat2 tempur yang digunakan bunda selama memberikan ASIP untuk Rizma. Loh kok ASIP? bukan ASI? ASIP ya sama dengan ASI hanya saja memberikannya tidak langsung dari payudara, karena sudah terlebih dahulu diperah, makanya namanya ASIP.


Kenapa ASIP?

1. Saat awal2 kelahiran, Rizma belum pinter menyusu langsung, jadi ASI yang diberikan berupa ASI Perah (ASIP). Cara memberikannya menggunakan CUP FEEDER. Awal2 sih gak diperah pakai breastpump, karena waktu itu produksi melimpah. Jadi, cukup menadahi ASI yang keluar dari nipple bunda, trus kalau sudah cukup, baru deh diberikan ke Rizma. Caranya seperti disebutkan di sini.

2. Saat cuti bersalin habis, bunda mulai bekerja, jadi Rizma tidak bisa menyusu langsung sepanjang hari. Alat tempurnya adalah:

Tiga bulan sudah

Gak krasa sudah tiga bulan yang lalu bunda menjadi bunda yang sesungguhnya :D
Banyak banget yang belum di share, dan penginnya bunda share pengalaman yang berisi informasi aja (bisa gak ya?)
Kalau mau nulis perkembangan Rizma, kayaknya gak cukup waktunya, hehehe...
Sekarang kan udah jadi bunda, jadi waktunya udah gak seluang dulu lagi. Dikantor, waktunya harus diluangkan tiga kali untuk pumping/memerah/laktasi. Di rumah, family's time, Rizma's time. Jadi ya, nulisnya udah jarang banget. Apalagi Rizma sekarang udah aktif banget, lagi hobby tengkurep, sampai boboknya pun tengkurep. Dan udah maunya diajak ngobrol, gak mau dicuekin, lucu banget deh pokoknya. Ehmmm, fotonya Rizma newborn juga belum diupload (gak wajib juga sih).
Wah pokoknya seru deh jadi bunda, dari mulai begadang sampai gak boleh jijik dan harus sabar. Semuanya naluriah setelah bunda melahirkan Rizma, walaupun awal2nya masih harus adaptasi dulu. Hehe...
Alhamdulillah wasyukurillah...
Bahagia sekali atas anugerah-Mu yang sangat indah, semuanya, semuanya, semuanya indah.
Semoga Rizma menjadi anak nan sholihah, cerdas, senantiasa tumbuh sehat, berhati mulia, menjadi orang bertaqwa (dan semoga menjadi hafidzoh) dan berguna bagi keluarga, masyarakat, agama, dan bangsa.

Namaku Rizma

Hampir tiba saat kelahiran anak kami, belum juga ada satu nama yang nanti akan diberikan untuk anak kami. Sudah beli buku nama-nama bayi, sudah searching2, dan satu nama pun belum sepakat. masih ada beberapa kandidat. Dan akhirnya, dari beberapa kandidat yang ada, kami sepakat untuk memberikan suatu nama pada calon anak perempuan kami yaitu Rizma Kanaya Mulyanto
Nama itu kami sepakati sewaktu saya berada di rumah sakit untuk transfusi darah.
Rizma -> singkatan dari nama papah dan bundanya.
Kanaya -> jalan hidup yang tentram
Mulyanto -> mulia, sekaligus nama akhir papahnya.
Semoga Rizma kelak menjadi perempuan mulia yang hidup dengan tentram.

04 Juni 2013

Kisahku melahirkan (2)

Baca part I nya di sini


Demam, tak nafsu makan, jantung berdebar hebat hingga saya susah bernafas, membuat saya ingin sekali mengakhiri masa di rumah sakit itu. Tapi jelas saja dokter tak mengizinkan pulang. Karena susah sekali untuk bernafas, khawatir jika bayi saya tak mendapat cukup oksigen, saya pun bernafas dengan bantuan selang oksigen. Baru pertama kali saya merasakan betapa tidak enaknya di rumah sakit. Seumur-umur sakit hanya dirumah saja, pernah diinfus tapi dirumah. Akhirnya suami saya pulang dari Aceh pada hari selasa dan tiba di rumah sakit Rabu siang (padahal tugasnya seharusnya sampai jumat, maafkan oh Indonesia). Rabu dini harinya mertua saya sudah duluan tiba di rumah sakit (datang dari Ponorogo). Bertambahlah semangat saya untuk sehat karena suami datang (hehe...)

Saat kondisi saya seperti itu, dokter visit pun tak hanya dokter kandungan, tapi juga dokter internis. Mungkin mereka menduga ada penyakit jantung pada saya. Setiap hari mereka memeriksa keadaan saya, dan hasilnya sama, suhu badan tinggi, nafas susah. Bayi saya juga selalu diperiksa, alhamdulillah detak jantungnya sehat, hanya saja ia diberi penguat paru-paru. Dan ketika suhu badan saya semakin tinggi, saat itu pula detak jantung bayi saya diatas normal. Maafkan bunda, nak.