25 Juni 2013

pencarian pengasuh

Semenjak hamil, bunda sudah mencari informasi tentang pengasuh bayi. Bertanya sana sini tentang besarnya gaji dan rincian pekerjaanya. Tentunya memakai standar Jakarta. Setelah mengumpulkan informasi, langkah selanjutnya adalah mencari sosok pengasuh itu. Bunda sih penginnya yang masih saudara, biar bisa dipercaya dan sudah tau latar belakangnya. Tapi, di sisi lain, ada rasa 'pekewuh' nya juga kalau mau minta tolong ke saudara (yang tentunya lebih tua dan berpengalaman). Minta tolong mbah tegal dan yangti ponorogo untuk mencarikan di kampung, siapa tau ada yang mau ikut bunda ke Jakarta. Awalnya ada calon pengasuh, yaitu tetangganya sepupu bunda. orangnya telaten, rajin, dan sayang anak kecil. Ehm, bunda sudah bahagia sekali mendengar kabar itu, tapi belum ditanyakan langsung ke orangnya, apakah bersedia atau tidak. Dan selang beberapa waktu, bunda mendapat kabar kalau orangnya sudah punya pekerjaan. Ada lagi kakaknya, tapi maunya kerja di dekat rumah, biar bisa kerja hanya dari pagi sampai sore. Hiksss...
Yang dari ponorogo, beberapa kandidat dinyatakan tidak bisa, dengan alasan yang berbeda-beda.
Papah, juga mencari, minta tolong teman kantor untuk menanyakan ke pengasuhnya apakah ada yang bersedia jadi pengasuh. Waktu itu minta tolong ke keluarga Pak Eko. Tapi belum juga ada kabar.


Rizma lahir, dan bunda belum menemukan sosok itu. Ada rasa was-was juga, bagaimana kalau nanti tidak menemukan pengasuh? siapa yang mengasuh Rizma kalau bunda dan papah pergi ke kantor? dsb
Mulailah pencarian digencarkan, minta tolong bu lik untuk mencarikan, kebetulan ada saudaranya tetangganya bu lik yang lagi nyari kerja. Legalah perasaan bunda. Tapi ternyata, sampai bunda hampir habis cutinya, belum ada kabar yang mengiyakan bahwa orangnya bersedia ikut bunda. Hikss... (lagi)
Mbah masih gencar tanya tetangga, siapa tahu saudara atau tetanggganya pengasuh di tetangga rumah mbah ada yang mau ikut ke Jakarta. Belum ada kabar.

Suatu hari, waktu Rizma imunisasi, bunda ketemu sama seorang ibu, yang bayinya digendong pengasuh, duduk disebelah bunda, sebut saja ibu mawar. Bunda memulai percakapan, ibu mawar banyak cerita, bunda banyak mendengarkan. Akhirnya bunda meminta kontaknya, dan sampai rumah bunda menunggu kabar darinya. Ibu mawar menawarkan apakah bunda mau dicarikan dari yayasan, seorang babysitter. Bunda tanya gajinya, minimal Rp1.500.000. Hmmm, langsung deh tersedak. Makasih bu mawar atas tawarannya.
Kemudian, ada lagi tawaran dari tetangga. Menawarkan kakak iparnya untuk jadi pengasuh sekaligus ART (Asisten Rumah Tangga) dengan gaji Rp1.000.000. Sekarang masih kerja, tapi kalau bunda mau, nanti diminta pulang agar ikut bunda ke Jakarta dan keluar dari tempat kerjanya sekarang. Hah? memangnya kenapa pindah? Ternyata disana gajinya Rp800.000 dan ingin mencari gaji yang lebih tinggi. Helooo...! Bunda belum kenal orangnya, belum tau pekerjaanya, belum tau kelebihannya dibanding pengasuh lain, kok sudah matok harga aja?

Hari makin mendekati habisnya cuti. Bunda dan papah lebih serius dan fokus berdoa, minta sama Alloh agar diberi yang terbaik.

Sore2 menjelang maghrib, tiga minggu sebelum bunda kembali ke Jakarta.
Papah (P) menerima telepon dari keluarga pak Eko (E)

(E) : Assalamualaikum, gimana, apa sudah dapet orang?
(P) : Belum, pak. Gimana? Ada kabar?
(E) : Ada, ini buliknya pengasuh dirumah saya. 
       Ya dia dulu juga yang mencarikan pengasuh untuk saya. 
       Dulu ikut tetangga saya, trus pulang kampung, sekarang tak tanyain, mau orangnya.
       Gimana?
(P) : Alhamdulillah, trus gimana pak? 
       Sekarang orangnya dimana? Apa sudah ada tempat tinggal? 
(E) : Belum, nanti kalau sudah di Jakarta ketemuan saja.
(P) : Oke, pak. Makasih banyak ya pak.
(E) : sama-sama
Kurang lebih begitu percakapannya.

Bunda dan papah sangat bahagia mendapat kabar itu. Dan saat papah sudah duluan ke Jakarta, ketemuan sama orangnya. Alhamdulillah orangnya mau ikut kami fullday. Dan ternyata asalnya dari Tegal, sama kaya bunda :D
Mengenai pekerjaanya, yang utama adalah mengasuh Rizma selama kami bekerja (diajarkan bunda dari awal sebelum mulai mengasuh). Dan pekerjaan lainnya (seperti memasak, menyapu, mencuci dan menyetrika) dikerjakan kalau keperluan Rizma sudah selesai. Gajinya, standar, gak tinggi, tapi juga gak rendah. Tapi, fyi, kami memberinya diatas permintaan dia di awal. Yaaa, biar sejahtera :)
Alhamdulillah wasyukurillah, hampir dua bulan ini, tidak ada masalah signifikan, kalau ada kekurangan, bunda langsung utarakan.

Dari pengalaman ini, bunda mau berbagi tips dalam pencarian pengasuh bayi :
  • Carilah dahulu informasi sebelum mencari pengasuh, gaji, pekerjaan, dan masalah yang mungkin timbul sebagai alasan kenapa ganti pengasuh lain.
  • Carilah pengasuh dari berbagai sumber (maksudnya jangan hanya mencari dan fokus pada satu pengasuh), banyak kandidat, banyak pertimbangan.
  • Jangan sungkan meminta tolong pada orang tua, mertua, teman kantor, atau tetangga, untuk membantu mencarikan.
  • Berdoa, karena ini senjata terakhir yang paling ampuh (menurut bunda)
Apalagi ya? Mungkin sekian dulu sharingnya. Semoga bermanfaat.
      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.