30 Desember 2014

Packing!

Siapa yang kalau packing mau bepergian jauh butuh waktu lebih dari setengah jam? Saya orang pertama yang ikut mengacungkan tangan *malu.
Berbeda dengan suami saya yang sepertinya hanya butuh waktu lima menit saja untuk menyulap tas/koper yang awalnya kosong menjadi berisi pakaian (dan kawan-kawannya) dengan rapi. Mungkin ini salah satu perbedaan laki-laki dan wanita.

Saat packing untuk bepergian satu minggu misalnya, seorang laki-laki hanya butuh perkiraan banyaknya pakaian yang akan digunakan. Sebut saja maksimal tujuh pasang pakaian (saya yakin sih kurang dari itu). Terlebih kalau perginya menginap di rumah keluarga/saudara yang mana di sana bisa mencuci pakaian atau bahkan ada stok pakaian, tentu pakaian yang akan dibawa bisa dikurangi. Maklum, semakin banyak pakaian yang dibawa maka beban pundak pun makin berat.

Closing Entries

Judulnya udah kaya anak akuntansi aja yah. Tepat sekali, karena udah di penghujung tahun, saya ingin menutup tahun 2014 ini dengan mengulas apa aja sih yang berkesan selama setahun ini. Sebetulnya banyak sekali yang berkesan untuk saya. tapi, dari yang terkesan itu, ada yang paling berkesan, meski nggak hanya satu.
  • Rutin olahraga
Meski belum lama, alhamdulillah seminggu sekali rutin lari. Memang sih belum jauh dan non stop seperti para mamarunners, tapi seenggaknya tubuh saya yang tadinya gampang capek sekarang nggak segampang dulu. Bahkan pekan lalu, suami dan anak terserang batuk, saya masih sehat alhamdulillah. Padahal sebelum rutin olahraga, daya tahan tubuh saya sangat rendah, mudah sekali tertular sakit. Saya merasakan manfaat olah

19 Desember 2014

Dori Krispi

Pagi tadi kembali mengeksekusi ikan dori. Dorinya saya goreng dengan tepung roti biar Rizma tertarik dan lahap makan lagi. Alhamdulillah doyan, malahan digado ikannya. Hihi...
Gampang aja sih tadi, ikan dori dipotong-potong, diremas-remas ke campuran garam&lada. Gulingkan di tepung terigu, kemudian ke kocokan telur, dan terakhir ke tepung panir. Goreng deh sampai kecoklatan. Rasanya, enaaaak.... Apalagi anget.

Jalan-jalan di Meja Kerja

Sambil nungguin back-up log, saya bisa jalan-jalan kemana saja hanya dengan duduk di depan meja kerja. Asik ya kedengarannya? Asal ngga lupa waktu aja sih. Karena saya tipe yang ngga bisa lama-lama baca di depan monitor. Saya sering pusing kalau kelamaan liat layar monitor.
Pagi ini saya jalan-jalan ke blognya mbak Lucy Wiryono, dan ini pelajaran yang saya dapat:
  • Dari perbincangan mba Lucy dengan Bang Ucok, bahwa Orang yang minder itu…orang yang gak bersyukur. Tuhan sudah menciptakan semuanya dengan sempurna. Tuhan tidak pernah salah menciptakan sesuatu. Semua sudah sesuai dengan rencana-Nya. Ini yang dikatakan bang Ucok saat ditanya mba Lucy: pernah ngerasa minder gak? dengan ukuran badan yang gak biasa. Ya Alloh, malu sendiri bacanya. Harus lebih banyak bersyukur.

18 Desember 2014

Sate Dori Tempe

Tadi pagi eksekusi si dori. Pusing dibikin apa. Akhirny jadilah sate dori tempe karena saya tambah tempe di tusukan satenya.
Bahan Sate: ikan dori & tempe
Bumbu: kecap organik, garam, kaldu tanpa MSG, lada bubuk, air lemon (karena ngga ada jeruk nipis). 
Bagus banget bumbunya bisa buat mpasi under 1y. 
Ikan sama tempe dilumuri bumbu. panggang di happy call (ceritanya percobaan pertama pake happy call yg dpt promo. hihi...)
Sebelum dibalik, tambahkan kecap ke sate. Matangkan kedua sisi sate (mbalik happy callnya deg2an takut nggebrak kompor kaya kasus temen saya). Lumuri kecap lagi.
Sajikan hangat...
Rizma mau lho, alhamdulillah. Karena saya (insya Alloh) puasa jadi suami saya yang icip. Katanya gurih satenya.

16 Desember 2014

Penampakan Baru si Mini Dapur

Dapur saya tergolong mini. Wong rumah aja minimalis gimana bisa dapurnya ngga mini? Hehe.... Nah tinggal gimana caranya saya ngatur dapur biar ngga kelihatan sumpeg. Minggu kemarin penampakan sang mini dapur akhirnya sedikit berubah. Meski hanya sedikit sih. Terinspirasi dari mamod Zata yang belum lama mendekor dapurnya.
Hasil dekor kemarin, lemari aluminium yang bagian atasnya sekaligus meja tempat saya menyimpan makanan siap saji kini tampil lebih cantik. Dengan ambalan hitam, kini kecap dan kawan-kawan ngga lagi bermukim di atas lemari aluminium. Letak ambalan harusnya ngga tinggi biar saya bisa menjangkau kecap dkk dengan mudah. Cuma karena kemarin kurang koordinasi sama suami, jadilah ambalannya ketinggian. Tapi tetep cantik kok. Apalagi ditambah blackboard yang bisa diganti tulisannya sesuai dengan keinginan saya. Ah..  ngga bosen rasanya memandang penampilan baru si mini dapur.

15 Desember 2014

Mudik akhir tahun awal bulan

Hihi... judulnya aneh. Akhir tahun tapi awal bulan. Akhir tahun karena desember, awal bulan karena tanggal muda. Mudik Kali ini dalam rangka ada acara mendaknya abah (setahun meninggalnya abah). Udah setahun ternyata, semoga abah dilindungi dari siksa kubur, diterangi dan diluaskan kuburannya, serta kami dipertemukan kelak di surgaNya. Amin...

Mudik kemarin Rizma ketemu sama adik sepupu dari Bandung. Anak dari adik kandung saya. Namanya Ade fira, Dan Rizma dipanggil teteh Rizma, xixixix... Rizma senang sekali main bareng sama Ade fira plus kk gara (kk sepupu). Mbah tegal apalagi, senwng bin happy ketemu cucunya yang lagi belajar ngomong ini. Tetep diajarin bahasa Tegal sama mbah, terutama logatny, hihi...
Disana pun makannya apa aja termasuk eskrim mini cornetto. Paling seneng pas Ada kereta api lewat, baru terdengar dari jauh aja udah langsung lari ke rel kereta api yang jaraknya kurang lebih hanya 15meter dari rumah. Jejezzz jejezzz...

Kupat Tahu Magelang

Selama ini saya sering kali melewati warung makan nuansa kuning oranye berjudul Kupat Tahu Magelang. Yang Ada dipikiran saya, ya kupat ini sama seperti kupat lain dengan kuah santan, entah opor atau sayur. Baru tahu pas dua pekan yang lalu saya diajak suami makan diseberang Bintaro Jaya Exchange. Ealah ternyata kuahnya bening. Kata mama mertua sih pakai petis, tapi bagi say a ngga begitu krasa kok petisnya. Beda dengan tahu campur dkk. Saya yang kali pertama itu mengecap rasa Kupat Tahu Magelang, ealah ternyata enak rasanya. Segerrrrr kalau kata saya. Alhamdulillah diberi kesempatan dan rezeki untuk merasakan salah satu masakan khas Indonesia.

12 Desember 2014

Laktasi Nyaman dengan Manual Breastpump Philips Avent


Bagi ibu menyusui yang bekerja seperti saya, kenyamanan adalah faktor utama dalam kegiatan laktasi di kantor. Karena bila ibu menyusui merasa nyaman, maka LDR (Let Down Reflex) bisa muncul dengan mudahnya sehingga ASI bisa keluar dengan lancar. Karena saya belum pandai memerah dengan tangan, salah satu faktor kenyamanan ini didapat dari alat perah, yakni pompa ASI (breastpump). Selama ini, saya menggunakan pompa ASI yang desainnya membuat saya harus sedikit membungkuk ketika laktasi. Bila tidak, ASI yang sudah terkumpul bisa tumpah membasahi baju. Tentu saja lama-kelamaan badan terasa lelah. Sedih rasanya tetes demi tetes yang telah terkumpul tumpah hanya karena posisi saya yang ingin bersandar pada kursi.  Ah, rasanya ingin punya pompa ASI yang bisa digunakan tanpa harus membuat badan terasa lelah karena membungkuk.

Tak disangka, teman saya mengenalkan pompa barunya yang didapat dari Philips Avent: Manual Breastpump Philips Avent. Pompa ini didesain sedemikian rupa sehingga para penggunanya dapat memompa ASI dengan posisi duduk tegak tanpa takut ASInya tumpah. Wah, cocok sekali nih dengan yang saya butuhkan. Pasti saya bisa lebih nyaman berlaktasi di kantor. Benar saja, ketika saya mencobanya, saya bisa memompa ASI dengan nyaman karena badan tak perlu lagi membungkuk. Tanpa takut ASI tumpah, saya bisa bersandar pada kursi sembari melihat video si kecil di handphone saya.

Saat memompa ASI dengan Philips Avent, saya merasakan pompa ini tarikannya lembut, mampu menghisap dan memijat payudara sehingga merangsang LDR yang membuat ASI saya keluar dengan lancar. Ibu mana yang tak bahagia?
Bagian-bagian pompa ini pun mudah sekali untuk dicuci karena mudah dijangkau oleh spons atau bahkan jari. Wah, senang sekali jika saya memiliki pompa ini. Tidak perlu lagi repot-repot membersihkan celah-celah kecil dengan tusuk gigi karena banyak ASI kering yang terkumpul di salah satu bagian pompa.
Bentuk corong pompa ini lebih pendek dari pompa yang saya miliki, sehingga tetesan asi langsung mengalir ke bawah dan meminimalkan asi yang merembes keluar corong. Saya akui bentuk bantalan silicon pompa ini tidak mudah lepas dari corongnya. Bantalan silicon terpasang kuat pada corong sehingga penggunanya tidak perlu berulang kali membetulkan posisi bantalan silicon karena lepas dari corongnya. Ah, ingin sekali rasanya memiliki pompa yang satu ini. 

Tiga bulan lagi putri kecil saya berusia dua tahun. Artinya, perjuangan saya memberikan ASI padanya sudah hampir menuju titik terang. Kegiatan laktasi di kantor pun mungkin akan segera berakhir. Namun tak menutup kemungkinan bila ASIP oleh-oleh untuk sikecil bisa bertambah banyak jika saya mengggunakan pompa yang nyaman seperti Philips Avent. 


09 Desember 2014

Sorting Color

Terinspirasi dari salah satu mamak di BC TUM, beberapa pekan lalu saya membeli kancing warna warni untuk dijadikan bahan bermain (sambil belajar) Rizma. Niatnya sih mau ngajari Rizma mengelompokkan kancing berdasarkan warna.
Bahan
kancing warna warni & cetakan agar (yang ada dirumah)
Cara Bermain
Ibu mengelompokkan kancing berdasarkan warna, pilih satu warna ditempatkan di kelompok warna yang berbeda. Ajak anak untuk menyortir warna yang ngga sesuai dengan kelompoknya (menyimpang). Misalnya, satu warna biru dikelompokkan di kelompok warna kuning. 
Tujuan:
Melatih konsentrasi anak, mengajari konsep warna, pengelompokkan, berhitung.
Untuk anak yang lebih besar, bisa diajak agar anak yang mengelompokkan kancing berdasarkan warna.
Hasil Aktivitas kali ini:

Bye bye stok ASIP

Alhamdulillah, selama 21 bulan ini saya baru sekali ini mengalami kejar tayang. Tapi saya ngga nganggep kejar2an seperti banyak cerita ibu-ibu menyusui. Iyalah, bund! Rizma udah 21 bulan gitu. Iya, Rizma tiga bulan lagi insya Alloh jadi profesor ASI. Selama ini, saya selalu ada stok ASIP untuknya, malah pernah berlebih yang akhirnya membuat terlena dan makin hari kian menipis. Belum pernah sampai benar2 plong itu freezer. Sempet saya ingin itu freezer kosong dari ASIP supaya Rizma minum ASIP fresh terus tanpa memikirkan nasib stok ASIP yang kian lama umurnya di freezer. Dan kemarin senin kesampaian juga keinginan saya. Alhamdulillah... Kok seneng? Ngga juga sih, cuma lega aja. Mompa sekarang ngga mikir lagi hasilnya, yang penting mompa di kantor, pulang bawa oleh-oleh ASIP buat Rizma. Besoknya langsung diminum sementara saya mompa lagi untuk keesokan harinya. Bahagia kan? Tentu... Karena bersyukur banget 21 bulan ini lancar ngASI. Malah sempet dua kali donor ASIP karena (1) stok berlebih, membantu empunya kos yang anaknya butuh ASI sedangkan ibunya dirawat di rumah sakit dan (2) Rizma mogok minum ASIP pasca lebaran sedangkan stok ASIP sudah makin menua umurnya.

01 Desember 2014

Anakku mulai pandai berbicara

"Sudah ada 20 kata yang diucapkan, bu?" tanya dokter saat kontrol rutin 18 bulan ke dr. Waldi.
"Belum, dok." Jawabku.

Ada rasa sedih juga saat menjawab pertanyaan dokter, karena saat itu baru belasan kata yang sudah jelas diucapkan Rizma. Ah, saya terus berpikiran positif bahwa setiap anak berbeda dengan anak lainnya. Begitu pun Rizma, dia anak yang unik. Saya yakin dia akan pandai berbicara, bahkan lebih dari 20 kata. 
Karena semakin besar tidurnya semakin malam, kami gunakan waktunya untuk menstimulasi kemampuan bahasanya. Entah dengan gambar, objek asli, bercerita, bernyanyi, membaca buku, dan dengan mengenalkan apapun yang kami lihat bersama.

Alhamdulillah usaha kami sedikit demi sedikit menuai hasil. Sekarang Rizma makin cerewet, makin banyak kata yang bisa diucapkan. Apa-apa ditirukan, paling banyak penambahan kata saat umur 18 bulan hingga sekarang. Lucu juga kami mendengarnya, kadang semua orang diam, dia dengan asiknya ngomong tanpa henti, bahkan kadang berirama seperti bernyanyi. Ah, pintarnya anakku.