23 Juli 2021

Perjalanan Menuju Pembelajar Mandiri



Bismillah...
Alhamdulillah.. Bulan Juli ini adalah bulan baru untuk kami. Karena mbak Rizma dalam proses selangkah lebih maju menjadi pembelajar mandiri. Bukan, bukan sudah jadi pembelajar mandiri, tapi karena ada tahapannya, sudah mulai ada peningkatan dibanding semester lalu.

Bulan ini mbak Rizma memulai belajar di SMM, Sekolah Murid Merdeka. Masih double dengan Sekolah Alam. Dan harapan kami nanti akan bisa full homeschooling. Meski sekarang hampir mirip sama homeschooling namun masih belum bisa disebut homeschooling karena masih ada target pihak ketiga yaitu sekolah formal walau dengan sistem belajar Home Based Learning. Oh iya Mbak alhamdulillah sudah hafal juz 30, ma sya Allah, La haula wa la quwwata illa billah....

Sesungguhnya sekolahnya juga bukan yang banyak target, hanya saja memang ada tugas dan ya tidak mengapa belum homescholling. Karena homeschooling sendiri itu gaya hidup kok, bukan untuk gengsi. Dan bagi saya pribadi nih, home education itu sendiri bagian dari homeschooling. Bedanya homeschooling itu semua dimanage oleh keluarga, tanpa ada pihak ketiga yang memberi target. Pihak ketiga hadir hanya sebagai guru/mentor yang memang dibutuhkan dalam pembelajaran anak-anak maupun orang tua. Karena dalam HS, yang belajar itu bukan hanya anak-anaknya, pun HS sendiri tujuannya untuk menyiapkan anak-anak menjadi muslim yang taat kepada Allah. Jadi, memang sedari dini belajar dari bangun tidur hingga tidur lagi, dimana saja belajar, dan pengajar utamanya adalah orang tua.

Oh, iya...

Dalam proses ini, bukan hanya Mbak Rizma saja yang belajar, tapi kami juga semuanya belajar menjadi pembelajar mandiri sepanjang hayat. Banyak sekali hal yang kami syukuri. Diantaranya kami sebagai orang tua mulai rutin belajar dari Kitab Riyadush Sholihiin dan saya akan melanjutkan belajar Bahasa Arab Alquran di akhir pekan ini. Bismillah...

Selain hal-hal diatas, kami juga belajar lebih banyak tentang bagaimana hidup mandiri tanpa Asisten Rumah Tangga. Ternyata dunia baik-baik saja. Hahaha...

ART saya terpapar Covid-19 menjadikan kami harus belajar mengatur kembali ritme harian kami. WFH, ditambah kakak sekolah di rumah dan adik homeschool juga beberapa kurikulum adab dan diniyyah masih harus dituntaskan. Pokoknya alhamdulillah deh, kami masih baik-baik saja tanpa asisten meski rumah turun standar sedikit. Kenapa sedikit? Karena saya memang tipe yang nggak banyak menuntut ART ini itu. Beliau mau bantuin kami saja sudah alhamdulillah, masa iya mau protes disini ada debu disana ada debu?

Lha wong saya juga punya 2 anak yang aktif -alhamdulillah- dan juga beliau itu asisten. Artinya kan yang punya tanggung jawab sebetulnya ya saya kan?

Sama seperti hal yang mungkin bisa diprotes seperti cucian yang kurang sempurna, bagi saya, baju ada yang bantu mencucikan saja sudah alhamdulillah, saya jadi bisa fokus WFH dan belajar sambil bermain dengan anak-anak.

Juga menu makanan, waktu makan datang sudah ada masakan yang matang saja sudah nikmat yang luar biasa. Apalagi sering dibelanjakan di tukang sayur.

Sekarang, alhamdulillah...
Semua bantuan itu sedang diganti Allah dengan pelajaran sabar.

Semoga budhe lekas sehat kembali dan agustus mendatang sudah bisa berkumpul lagi disini.

Selama tanpa ART, saya aplikasikan 4 kuadran -penting, nggak penting, mendesak, nggak mendesak seperti yang saya pelajari di Ibu profesional.

Jadi, karena saya masih harus WFH, maka saya harus mau turunkan standar. 
Kalau nggak nyampai nyapu ngepel ya sudah nggak perlu pusing. Hahaha...
Makan, masak mendadak beli lauk beku atau yang simpel. Weekend bisa memasak bumbu dasar dari pagi sampai sebelum jam makan siang. Kalau nggak sempat ya gofood, kalau capek tenang saja karena kami sudah menggilir siapa yang menyiapkan makan pagi. ALhamdulillah..

Belanja sayur sementara -isoman- ini alhamdulillah diantar mas tukang sayur dan juga dari Toko Organik.
Belanja kebutuhan masih bisa online.
Buah sementara masih bisa nitip tetangga.
Camilan juga alhamdulillah masih ada stok yang beku dan kiriman dari tetangga.

Nah..
hari ini seru banget!
Kami sempat-sempatnya mendadak merombak isi rumah dalam sekejap. 
Awalnya karena Mbak Rizma belajar di SMM untuk menyiapkan tempat belajar dan strategi belajar. Love banget deh soalnya ini seperti yang saya pelajari di Rumah Inspirasi, diterapkan di SMM. 

Mbak Rizma pun merombak pojok ART& Craft menjadi pojok belajarnya. Adek Hanum pun nggak mau kalah, akhirnya meja belajar di lantai 1 saya pindahkan ke lantai 2. Lalu papahnya juga nggak mau kalah, memberi ide mengubah layout ruang makan dan ruang tamu -belum selesai-
Dan alhamdulillah berkat kerja sama berempat ini sekarang sudah rapi smua di lantai 2 tinggal memindahkan meja di kamar Mbak Rizma ke ruang tamu. PR yang sepertinya nggak ringan, hahaha...

LANJUTAN...

Malamnya, mulai rutin Mbak latihan tilawah. Alhamdulillah Qiroati 6 selesai ya nak kita menuju ke Alquran. Pelan-pelan latihan menuju satu halaman setiap hari. Adeknya mau ikutan juga belajar baca hijaiyah dari buku iqro 1. Semoga kalian kelak jadi ahlul Quran yah nakanak...

Seneng banget pokoknya karena kami berdua berbagi tugas mengajar anak-anak. Karene papahnya suka geografi, olah raga dan sejarah, maka anak-anak belajar dari papahnya. Ibun berusaha setiap hari ada pelajaran tauhid dan lifeskill. Sisanya pokoknya berdua saling gotong royong berbagi pengetahuan. Shiroh papahnya juga ngajarin anak-anak, pokoknya semakin kompak in sya Allah..

Smoga dimudahkan slalu...

Jadi, udah siap HS? 

___________

Informasi: Ebook Pembelajar mandiri dari Rumah Inspirasi bisa di download di sini
Sumber: Rumahinspirasi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.