15 Mei 2012

surat yang membuatnya sedih

Pagi ini kekasih hatiku sedang bersedih hati.
Kenapa?
Karena satu surat yang ia baca di berita dari sang Hero :

Alessandro Del Piero
Del Piero melakoni laga terakhirnya di Serie A Italia usai Juventus mengalahkan Atalanta 3-1, dan mengangkat trofi Scudetto setelah selama 19 tahun bersama Bianconeri.





Berikut isi surat yang bisa membuatnya sedih, terharu, ganti pp, dan status gtalk.
hihihihi...

TAK ADA YANG BISA LEBIH BAIK DARIPADA......

Daripada delapan scudetto.

Daripada promosi dari Seri B.

Daripada satu Coppa Italia (Mari berharap jadi dua).

Daripada empat Piala Super Italia.

Daripada satu trofi Liga Champions.

Daripada satu Piala Super Eropa.

Daripada satu Piala Interkontinental.

Daripada sebuah gol ke gawang Fiorentina.

Daripada sebuah gol dengan gaya Del Piero.

Daripada sebuah gol di Tokyo.

Daripada air mata saya.

Daripada sebuah gol di Bari.

Daripada sebuah gol voli back-heel di dalam derby.

Daripada sebuah gol untuk Avvocato.

Daripada lidah yang terjulur dalam laga melawan Inter.

Daripada sebuah assist untuk David.

Daripada gol nomor 187.

Daripada sebuah gol di Jerman.

Daripada Berlin.

Daripada sebuah gol ke gawang Frosinone.

Daripada gelar top skorer Seri B.

Daripada gelar top skorer Seri A.

Daripada sebuah standing ovation di Bernabeu.

Daripada 704 pertandingan dalam kostum hitam putih.

Daripada 289 gol.

Daripada sebuah tendangan bebas yang berbuah scudetto.

Daripada sebuah gol ke gawang Atalanta.

Daripada rekor apapun.

Daripada kostum nomor 10 dengan nama Del Piero.

Daripada ban kapten.

Tidak ada, tapi... apa yang sudah kalian berikan kepadaku selama 19 tahun ini.

Aku senang karena kalian tersenyum, bersorak, menangis, menyanyi, berteriak untukku dan denganku.

Tak ada warna yang lebih cerah bagiku selain hitam dan putih.

Kalian membuat mimpiku jadi nyata. Lebih daripada hal lain apapun, hari ini aku cuma mau bilang TERIMA KASIH.

Selalu di samping kalian.
Alessandro.


Bagi Juventini pasti sedih membaca surat ini.
Betul kah?
Kalo bagi orang biasa sepertiku yaaaaa... terharu sih, tapi gak sampai sedih seperti Juventini.
Walaupun kini ku belajar menjadi Juvedona baru (karena nikah sama Juventini).
hihihi...
teteup gak ngerti bola.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.