31 Mei 2012
melaju di depan mata
"jadwalnya 17.26"
'iya, aku sudah tanya, dan ada juga jadwal 17.16, ontime yah!'
"naik saja yang setengah enam, untuk apa aku sore2 sudah dikampus?"
......
'iya'
17.10
'kapan mau pulang?'
"sebentar lagi"
......
17.15
"ayo pulang, aku sudah memakai sepatu"
'ayo'
sesampainya dijalan sejajar dengan rel itu, kami melihat kereta sedang melaju kearah stasiun.
"itu keretanya"
':('
begitu sampai di stasiun, aku langsung berlari berusaha mengejar kereta itu, meski kutahu usahaku tak akan berhasil, raut wajahku jelek sekali, kesal!
sebelum mengejar kereta itu, kucium tangannya seraya meminta izin untuk bergegas berlari.
tapi, wajahku yang tertekuk, membuatnya jengkel dan tak melepas tanganku
"kenapa wajahnya ditekuk?"
aku memaksa melepaskan tanganku dari genggamannya sambil mengucapkan salam dengan lirih.
"hei, kenapa?!"
"tak memberi salam!"
'sudah! tak dengar ya?'
'Assalamualaikum!'
(lari...)
Dan kereta pun tak dapat kuraih.
jadwal selanjutnya 24 menit lagi, pas dengan waktu maghrib.
Kesal!
Kenapa seperti ini?
Egois!
Hanya karena tak mau tiba dikampus lebih awal.
Tega ya? tahu wanita petang-petang sendirian di perjalanan tanpa muhrim.
Tak bisa sholat tepat waktu, berdesak-desakan dengan para lelaki berbau itu.
Aku itu sudah sering naik kereta dan tahu bagaimana rasanya tertinggal kereta yang melaju didepan mata kepala sendiri.
Aku tahu bagaimana kesalnya menunggu kereta berikutnya karena menyesal tak ikut kereta sebelumnya.
Hmm, egois!
Kalau saja tadi pulang tepat waktu, bukan untuk mengejar kereta 17.16, tapi setidaknya, bisa datang lebih dulu dari kereta setengah enam. Syukur2 kalau kesampaian naik 17.16, kalaupun tidak, sepuluh menit lagi masih bisa naik kereta 17.26 bukan?
Related Post:
abaikan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.