akhirnya saya tertarik browsing opsi lain untuk membeli (jus dan alatnya) karena kebetulan teman(-teman) saya sedang nggak berjualan dalam beberapa waktu yang belum tau sampai kapan.
Alhamdulillah, aaya pun menemukan beberapa pilihan produk lokal yang memang khusus menjual cold press juice, bahkan ada yang paketan detox gitu. Hati saua senang! Tetapi saya nggak serta merta membeli paketan juice itu karena ada pikiran untuk membeli saja alatnya jadi bisa bikin banyak jus tanpa merasa bersalah dengan sampah botol yang muncul jika terpaksa beli.
Dan di saat yang sama, Allah beri jalan mendapatkan live review slow juicer dari teman saya. Merk yang dia gunakan adalah Hurom. Wah baru tahu, karena hasil browsing sebelumnya hanya melihat merk Philips yang bentuknya horizontal. Pas lihat Hurom langsung tertarik karena bentuknya vertikal nggak makan banyak tempat. Info dari teman saya pun ampas yang dihasilkan benar-benar kering. Berbeda dengan Philips yang masih lembab ampasnya.
Saya pun butuh banyak waktu untuk kepo-in Hurom tadi. Macam-macam harganya, mulai dari tiga jutaan. Segera berencana bulan depan beli in sya Allah.
Kenapa tidak beli jusnya saja? Kan enak tinggal klak klik klak klik, tunggu datang, minum deh!
Mikirnya karena harga paketan cold press juice diatas 300 ribu jika dikalikan 10 saja sudah bisa untuk membeli slow juicer. In sya Allah juga awet bisa dipakai lebih dari 60x ngejus. Hahaha... jiwa emak-emak hemat ini masih ada di saya, Alhamdulillah...
Setelah browsing dan menyimak review sana sini, akhirnya pilihan saya jatuh pada Kuvings Whole Slow Juicer B1700.
Oiya kalau kalian mau baca 10 rekomendasi merk slow juicer bisa dibaca di sini yah.
Nah, lanjut ya. Kenapa memilih tipe B1700?
Sebetulnya saya mau membeli yang E7000. Lalu saya makdeg dengan nasihat teman, jangan beli yang mahal-mahal, yang penting fungsi, beli yang tengah-tengah aja. Entah kenapa nasihatnya begitu terngiang-ngiang di kepala saya. Sepertinya teman saya itu tau kalau saya akan membeli sliw juicer yang mana. Hahaha...
Jadi, alasannya itu tadi salah satu yang utama. Saya memilih yang harganya pertengahan namun reviewnya bagus. Bagusnya apa?
Pertama, karena feeding tube-nya berukuran besar. Bahkan muat untuk satu buah apel utuh. Dari sini saya juga mikir akan lebih mudah membersihkannya. Dan ternyata benar! Sangat mudah membersihkannya biidznillah.
Kedua, karena merk ini direkomendasikan di nomor 1 teratas. Hehehe...
In sya Allah berati bagus ya kalau nomer 1. Hurom bahkan ada di urutan ketiga. Tapi saya masih heran kenapa Philips ada di urutan kedua. Karena menurut saya harusnya Hurom dulu dengan kelebihan ampas yang dihasilkan benar-benar kering.
Ketiga, bisa membuat es krim dan smoothies juga. Nah saya tertarik karena anak-anak jadi bisa bikin eskrim sehat dari buah-buahan langsung dan saya nggak riweh sama sampah bungkus eskrimnya. Hihi, lagi-lagi mikirin sampah.
Oiya, strainer untuk es krim dan smoothies ini saya beli terpisah dari paket slow juicernya ya. Kalau mau yang sudah include bisa pilih Kuvings tipe EVO 820 ya.
Sepertinya cukup tiga alasan selain alasan harga yang utama tadi. Selebihnya, saya merasakan slow juicer Kuvings ini memang mudah dibersihkan dan perakitan bagian-bagiannya sangat mudah. Ampas yang dihasilkan masih lembab menurut saya tapi saya sudah puas dengan hasilnya. Saya nggak bisa membedakan dengan ampas si Hurom karena belum melihat langsung ampas si Hurom sekering apa (dan memang Hurom yang teman saya ceritakan itu harganya lebuh mahal dari Kuvings saya ini, jadi sepertinya nggaj apple to apple hehehe).
Saya amazed banget sama alat ini. Bisa-bisanya wortel dan buah bit -yang tergolong bukan sayurbuah lunak- dalam waktu singkat bisa digilas terpisah antara sarinya dan ampasnya. Ma sya Allah... Alhamdulillah, Maha Besar Allah yang menciptakan otak manusia sehingga bisa menemukan teknologi canggih seperti slow juicer ini.
Oiya, ulir penghancur dalam slow juicer tuh nggak tajam sama sekali. Kenapa? Dia bukan terbuat dari logam seperti pada blender karena prinsip slow juicer sendiri adalah melumatkan dengan perlahan agar kandungan gizi dalam sayur dan buah tetap terjaga. Dengan pemutaran yang lambat dan nggak menggunakan mata pisau dari logam yang berputar cepat dan nggak menghasilkan panas, in sya Allah jus yang dihasilkan lebih sehat. Anak-anak juga aman bila ikut membuat jus karena nggak ada pisau tajam seperti pada blender.
Blendernya nggak dipakai? Tetap dipakai kok untuk buah-buah tertentu, tapi memang saya jarang ngejus karena buah-buahan biasanya potong langsung makan. Kecuali ada permintaan anak-anak. Blender juga dipakai untuk menghaluskan bumbu masak dan menghancurkan kulit telur untuk tambahan gizi tanaman di rumah. Hehe.. Alhamdulillah
Oiya ampasnya gimana?
Tinggal masukkan ke komposter 😊
Nggak tau kalau yang punya kelinci apakah ampas wortelnya diberikan kelinci? Kalau teman saya yang super rajin mengolah bahan di dapur ampasnya kadang diolah lagi jadi makanan lain. Ma sya Allah... Salut deh!
Salah satu tujuan besar saya membeli slow juicer sebenarnya ingin agar saya sekeluarga lebih banyak mengkonsumsi sayur. Hihi... Karena di resep-resep cold press juice selalu ada sayur yang mana jarang pada doyan (terutama anak-anak) kalau saya sajikan utuh sebagai salad atau lalapan.
Anak-anak alhamdulillah selalu antusias saat membuat cold press juice di slow juicer. Bahkan pas saya wfo mereka membuat jus dan saya nggak dibagi 😅
Alhamdulillah sejauh ini berhasil mencoba resep enak jus oranye (kombinasi wortel, nanas, jeruk kalau ada), jus merah (buah bit, belimbing, timun) dan percobaan eskrim stroberi. Next in sya Allah jus hijau ya... Bahan sudah ada tinggal eksekusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.