08 Desember 2015

Pengenalan Angka

Masih kecil kok dikenalkan angka-angka?
Tak kenal maka tak sayang ^^


Apa bedanya mengenal berbagai tokoh Big Hero dengan mengenal angka bagi anak-anak? Sama saja kan, bedanya, di objeknya. Yang terpenting adalah cara mengenalkannya.


Saya setuju bahwa: "Play is their work"
Ya, pekerjaan anak-anak adalah bermain. Jadi sebisa mungkin apa pun yang dikenalkan kepada anak berupa permainan yang menyenangkan. Karena, saat anak senang, maka saat itu pula anak dapat menerima informasi dengan mudah.

Saya termasuk ibu yang sedikit banyak cocok dengan pendekatan montessori. Apa sih maksudnya montessori itu? Kenapa dinamakan montessori karena pencetusnya bernama dr. Montessori, nah info lengkap tentang metode montessori dapat dilihat di sini ya. Semoga terjawab pertanyaan tentang montessori yang selama ini belum menemukan yang pas.

Nah, pengenalan angka pada anak usia dini itu boleh kok (sepemahaman saya) asalkan caranya menyenangkan dan tidak membuat anak merasa terpaksa. Untuk pengenalan angka sendiri, sebaiknya ngga hanya dikenalkan dengan nama-nama angkanya saja, misal satu dua tiga dst sampai sepuluh. Tetapi juga dikenalkan dengan konsep kuantitas, bahwa satu lebih sedikit dari tiga, sepuluh lebih banyak dari delapan, dst.

Berikut beberapa kegiatan Rizma dalam mengenal angka-angka. Sebelumnya, Rizma sudah hafal dengan angka satu sampai sepuluh (meski awalnya selalu ketinggalan angka enamnya)


mencocokkan angka kayu dengan tulisan angka di white board
Menghitung stik sesuai dengan angka yang ada 
(ini dimulai dengan kita yang mengajari)


Stik merah ini saya buat dari art foam yang digunting memanjang.

Mencocokkan puzzle angka dengan kuantitas benda



Puzzle ini saya buat sendiri juga dengan menggunakan art foam juga. Art foam ini enak banget deh, tinggal potong, potong, bisa digambar juga, dan ngga mudah robek.

Mencocokkan angka dengan jumlah tooth pick/play dough

Ngga semua permainan diikuti hingga selesai, tergantung mood anak. Mereka kan mudah bosan yah, jadi kita sebagai ibu yang penting "Follow the Child" aja. Jangan sampai memaksakan. Kalau anak sudah ngga mau lagi ya kita sudahi. Lain waktu kita kenalkan lagi. Kan mainannya ngga basi, hehehe...

Seperti halnya permainan diatas, ada yang hanya bertahan dua menit, ada juga yang bertahan hingga ke angka 8 kemudian kabur. Nah, cara penyampaian kita biasanya selalu ditiru oleh sikecil. Contohnya saat saya mengenalkan cara menghitung stik merah, sa-tu, du-a, dst, benar-benar ditirukan oleh Rizma. Jadi, kalau sikecil bertingkah yang aneh/lucu/menjengkelkan, jangan buru-buru menyalahkan teman-teman/ sekolahnya, bisa jadi, dia begitu karena kita yang ngga sadar mengajarinya lewat berbagai aktivitas kita di rumah.

Jadi, benar-benar harus hati-hati dalam berkata-kata maupun bertindak, karena mereka (konon) seperti spons yang mudah menyerap segala yang ia lihat, dengar, di sekelilingnya.
Sekian dulu ya sharingnya. Semoga bisa menambah ide bermain menyenangkan dengan sikecil ^^

post signature

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.