Siapa yang suka lihat-lihat potingan instagram yang berhastag #foodprep, cung?
Saya salah satu yang akan mengacungkan tangan. Selain eye-catching, memang banyak manfaatnya terutama di bagian menghemat waktu.
Food preparation atau sering disingkat dengan #foodprep ini salah satu cara menyiapkan bahan masakan yang dilakukan -biasanya- di akhir pekan untuk memudahkan dan menghemat waktu memasak bagi ibu rumah tangga -dan ibu bekerja di ranah publik tentunya- di hari-hari berikutnya.
Untuk ibu-ibu yang sibuk atau ibu-ibu yang merasa nggak punya waktu banyak untuk memasak -seperti saya- atau ibu-ibu yang merasa jam terbangnya masih kurang banyak -seperti saya juga- #foodprep ini sangat membantu. Mungkin iya, di akhir pekan akan sangat sibuk, apalagi yang sampai menyiapkan ayam ungkep, daging masak, air kaldu, bumbu-bumbu dasar, dan sebagainya.
Nah, bagaimana #foodprep ala saya?
Dulu, sebelum mengenal istilah ini, setiap sabtu atau minggu setelah belanja ke pasar, saya -dibantu ART tentunya- memang rutin menyiapkan segala yang telah dibeli di pasar ke dalam wadah-wadah plastik untuk kemudian disimpan di kulkas/freezer. Hanya saja, waktu itu, yang saya siapkan ke dalam wadah hanya lauk pauk seperti daging, ikan, udang, dan sebagainya. Sedangkan untuk sayuran, hanya saya bungkus dengan kertas koran untuk yang berdaun, dan saya masukkan seplastik-plastiknya untuk sayuran lain seperti tomat, labu, dan sebagainya ke bagian box sayur di dalam kulkas.
Sekarang, seiring dengan semaraknya #foodprep ini, saya ambil ilmu yang bisa dipraktikkan. Apa itu? Selain lauk pauk, saya -dibantu ART- juga menyiapkan sayuran ke dalam wadah-wadah plastik agar memudahkan saat eksekusi di hari-hari berikutnya. Tapi belum maksimal seperti selebgram #foodprep yang sampai buah segala sudah dibagi ke dalam satu porsi untuk jus misalnya. Salut saya kepada mereka, mudah-mudahan saja seiring dengan berjalannya waktu, semakin canggih #foodprep saya ini. Amin...
Lalu, bagaimana #foodprep ala bunda Rizma Hanum?
Karena saat ini saya masih belum bisa full memasak untuk seharian, dan alhamdulillah rezeki dipertemukan dengan ibu Niken yang melayani jasa catering harian. Sujud syukur karena ini salah satu nikmat luar biasa yang membantu sekali tugas menyiapkan makanan untuk keluarga. Dan alhamdulillah-nya lagi, saya tetap bisa menjalankan peran sebagai manajer gizi keluarga karena meski saya menggunakan jasa ibu Niken ini, tetap saya yang merencanakan menu bergizi untuk masakannya. Thank you Alloh, benar-benar Maha baik. Semoga kami semua diberi umur panjang dan terus bisa menjalin silaturahm dengan baik. Amin...
Ealah, ini malah muter lagi tulisannya. Hehehe...
Yuk langsung saja kita masuk ke #foodprep ala saya:
Lauk Pauk
Kalau versi saya saat ini, saya hanya menyimpan lauk pauk dalam keadaan mentah setelah dicuci (kecuali untuk daging merah) dan dipisah per jenis. Bila jumlahnya banyak (misalnya daging) dan saya akan memasaknya untuk makanan Hanum -yang artinya sekali masak nggak akan menghabiskan sampai setengah kilo- maka saya pisah per sekali makan per wadah.
Saya simpan di freezer, kecuali untuk lauk pauk yang akan dimasak hari itu atau besoknya.
Sehari sebelum dimasak, biasanya saya akan menurunkan lauk pauk dari freezer ke kulkas bawah, kemudian bila sudah nggak beku, saya kukus untuk disimpan kembali. Jadi, esok hari saat akan memasak, saya menghemat waktu karena lauk pauk sudah dikukus atau direbus dengan sedikit garam untuk daging dan ayam kampung.
Tahu tempe bagaimana? Kalau tahu, seringnya saya kukus dulu sebelum disimpan di kulkas bawah. Kalau tempe, tergantung akan dimasak apa? Kalau digoreng, biasanya disimpan dalam keadaan sudah dipotong-potong dan dibumbui. Kalau akan diolah dengan bahan lain, biasanya saya simpan saja tanpa dibumbui.
Sayur Mayur
Saat ini, untuk sayuran saya simpan dalam keadaan sudah siap masak. Tapi ini tergantung jenis sayurnya juga.
- Sayuran berdaun. Alhamdulillah ada ART yang membantu memetik sayuran, jadi jenis sayuran berdaun ini saya simpan dalam keadaan sudah dipetik. Belum dicuci karena butuh waktu lebih lama untuk meniriskan air setelah mencuci sayur. Biasanya wadah plastik tempat menyimpan sayur selalu saya alasi dengan tisu dapur. Cara ini meminimalisir sayuran busuk karena berair.
- Sayuran lain. Saya biasanya dibagi tergantung peruntukannya. Misalnya, wortel, sebagian akan disimpan dalam potongan besar sudah dikupas (seperti di foto awal postingan ini) dan sebagian disimpan dalam keadaan beku di freezer setelah dipotong dadu dan dikukus. Wortel beku ini nantinya akan dipakai untuk campuran nasi goreng atau sup hanum, jadi menghemat waktu memasak karena tinggal cemplung ke air mendidih sudah matang. Sedangkan untuk sayuran lain, biasanya hanya disimpan dalam keadaan utuh atau potongan besar, misalnya labu baby, baby buncis, dan kacang panjang. Jagung saya pisah menjadi dua, ada yang beku seperti wortel dan ada yang utuh disimpan dengan kulitnya (ceritanya biar awet).
- Daun Bawang. Saat ini saya simpan dalam keadaan sudah dicuci, dipotong (kecil-kecil untuk telur dadar dan besar-besar untuk campuran sayur) dan dialasi tisu dapur saat menyimpan.
Bumbu dapur
Saat ini saya belum bisa menyiapkan bumbu dapur sesempurna ibu-ibu lain. Jadi, saya hanya menyimpan di luar kulkas untuk jenis rempah-rempah dan bawang yang belum dikupas. Bila waktunya cukup, saya menyimpan bawang dalam keadaan sudah dikupas di dalam wadah plastik. Ini sangat menghemat waktu, tahu sendiri kan ya untuk chef amatiran seperti saya ini mengupas bawang itu menyita waktu. Hahaha...
Untuk cabai, saya biasanya simpan di wadah plastik kedap udara dengan dialasi tisu dapur dan dalam keadaan sudah dipetik tangkainya. Mimpinya sih juga menyimpan dalam bentuk balado, hehehe... Semoga ke depan lebih maju selangkah demi selangkah ya, amin...
Bila saya merencanakan memasak yang bumbunya saya nggak hafal, biasanya saya akan membeli bumbu halus di pasar. Misalnya, bumbu nasi kebuli. Jadi, sesampainya di rumah saya akan langsung menyimpan di dalam wadah plastik kedap udara. Kemarin saya baru saja dapat info bila bumbu jadi semacam ini, akan tahan di kulkas selama tiga bulan dengan catatan sudah ditumis dengan minyak. Bahkan bisa bertahan enam bulan di freezer, wah!
Lain waktu, mungkin akan lebih maju ya #foodprep-nya. Namanya belajar, sedikit demi sedikit yang penting ada kemajuan. Hehehe... Itu sih versi saya ya. Mungkin saat ini hanya seperti ini, yang mana sudah ada kemajuan dari sebelumnya yang hanya menyiapkan lauk pauk saja. Ke depan mungkin akan menyimpan bumbu dasar putih, bumbu dasar kuning, dan bumbu dasar bawang untuk memudahkan memasak tanpa perlu ulek-ulek atau blender lagi.
Nah, wadah yang dipakai apa saja untuk #foodprep ini?
Saya memakai wadah tupperware dan lock&lock yang saya punya sejak mendapat kado pernikahan. Hehehe... Alhamdulillah rezeki ya semua tupperware dan lock&lock di rumah dapat kado (sebelum beli lagi karena butuh model lain maksudnya), dan alhamdulillah karena bahan plastiknya bagus, masih bisa dipakai hingga saat ini.
Selain si tuppy ini, saya juga memakai wadah plastik yang saya beli di Ace Hardware (di foto, ada di bagian tengah, saya beli yang satu wadah ada satu sekat) karena dibalik wadah ada klaim bisa untuk freezer dan microwave. Termakan iklan nggak nih namanya? lol
Wadah ini tipis bahan plastiknya, jadi cocok untuk menyimpan bahan mentah saja. Beda dengan si tuppy yang bisa dipakai untuk menyimpan bahan matang. Ada harga ada rupa :)
Satu catatan saya, yang penting wadahnya berlogo aman untuk makanan dan bisa dipakai berulang kali.
pic random from google |
Wadah lain yang saya pakai adalah frenzy set. Pertama kali tahu dari postingan selebgram dunia perumahan instagramable. Mereka diendorse untuk mengenalkan wadah ini ke instagramers. Saya akhirnya penasaran karena harganya mudah dan reviewnya bagus.
Bagaimana menurut saya Frenzy set ini?
Reviewnya: Lumayan. Bintang 4,5 deh. Mari lihat satu per satu parameter penilaian saya:
- Harga murah untuk wadah yang BPA free, foodgrade, bisa dipakai dalam freezer dan microwave. Kemarin saya beli seharga 75 ribu rupiah.
- Kualitas plastiknya lumayan bagus, nggak tipis dan nggak terlalu tebal. Tengah-tengah mungkin antara si tuppy dan wadah yang saya beli di Ace.
- Warna tutupnya seragam, ada pilihan warna putih (yang saya beli) jadi saat penyimpanan terlihat kompak dan eye-catching.
- Bisa ditumpuk saat penyimpanan, jadi menghemat tempat saat nggak dipakai. Ada dua ukuran saat penyimpanan, dimana per ukuran untuk dua volume berbeda. Jadi, harga 75 ribu itu isi 12 pcs wadah, dengan empat ukuran berbeda namun penyimpanan bisa dijadikan dua tumpuk saja.
- Multifungsi, bisa untuk #foodprep dan bisa juga untuk membawa bekal.
Kualitas tutupnya saya nggak bisa bilang semua bisa tertutup rapat. Punya saya sih tertutup rapat semua, tapi ada wadah yang butuh extra effort untuk sampai klop dengan tutupnya. Pengalaman kemarin kurang teliti dikira sudah klop, eh malah tumpah bekalnya di tas. Sedih!
Jadi, masih recommended si frenzy set ini (kanan dan kiri kalau di foto awal postingan ini).
Saat ini wadah yang saya pakai nggak semuanya seragam, masih ada yang warna warni, ada juga yang seragam warna tutupnya, ada juga yang saya tempatkan di plastik kecil untuk yang porsi kecil.
Kalau ibu-ibu, bagaimana #foodprep nya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.