Bismillah...
Kali ini saya akan bercerita tentang camping untuk balita. Kebetulan sekolah Rizma mengadakan
kegiatan camping/OTFA (Out Tracking Fun Adventure) di setiap grade. Jadi, alhamdulillah sekali saya sebagai orang tua tinggal membantu persiapan saja baik fisik, mental, maupun kebutuhan untuk campingnya.
kegiatan camping/OTFA (Out Tracking Fun Adventure) di setiap grade. Jadi, alhamdulillah sekali saya sebagai orang tua tinggal membantu persiapan saja baik fisik, mental, maupun kebutuhan untuk campingnya.
Pertama kali ikut camping, usia Rizma tiga tahun, di mana saat itu dia berada di grade PG atau kelompok bermain (KB B). Campingnya di sekolah, dan dilakukan hanya selama jam belajar. Artinya, camping saat itu nggak bermalam. Tetap seru karena anak-anak berteduh di tenda di sela-sela kegiatan yang dirancang selama camping. Kegiatannya pun sangat seru, seperti menangkap belut, merayap di lumpur, dan kegiatan seru semacamnya.
Sementara kali kedua, Rizma camping di usia empat tahun, saat ia berada di grade Kindergarten (tepatnya kelas TK A). Kali ini campingnya bermalam! Hwaaa... Sebagai orang tua, tentu saja saya membayangkan bagaimana nanti anak-anak tidur tanpa orang tua. Nggak hanya saya ternyata, orang tua lain pun ikut cemas dan ada yang sampai nggak bisa tidur. Hahaha...
Camping di grade TK ini membutuhkan lebih banyak persiapan. Selain persiapan fisik, juga membutuhkan peralatan lebih kompleks dibanding saat KB dulu. Seperti misalnya membawa sleeping bag, matras sebagai alas tidur, lampu senter, pakaian ganti, dan tas yang diatur maksimal volumenya. Persis seperti mau camping di gunung, bedanya bertempat di sekolahan. Saya jadi belajar bagaimana persiapan para sang pecinta alam, dan jadi tahu sedikit di mana bisa menemuman alat tempur yang dibutuhkan.
Menurut saya, kegiatan camping bagi balita ini bagus sekali untuk mendukung kemandirian mereka. Meski selain kemandirian juga banyak skill yang dilatihkan dalam kegiatan camping ini.
Gimana enggak? selama camping, mereka hanya didampingi satu guru di setiap kelompok (tenda) dan dilarang untuk berinteraksi dengan orang tua meski hanya melalui pesan atau telepon. Kecuali memang ada keperluan mendesak yang mengharuskan sekolah menghubungi orang tua, seperti anak sakit atau kecelakaan misalnya.
Lalu apa saja persiapan yang harus orang tua lakukan bila anak akan menjalani kegiatan camping?
Pertama, siapkan mental dan fisiknya
Apalagi untuk anak yang terbiasa diladeni orangtuanya dalam memenuhi kebutuhan pribadi, penting sekali untuk menyiapkan mental anak agar siap dengan kondisi selama kegiatan camping tanpa bersama orang tua.
Minimal sebulan sebelumnya anak diberikan motivasi dan tantangan untuk berlatih melakukan sesuatu sendiri (mandiri)
Nggak kalah penting juga persiapan fisik. Jika biasanya anak jarang diberi multivitamin, maka menurut saya pemberian multivitamin ini menjadi sangat perlu. Minimal dua minggu sebelum kegiatan, lebih bagus lagi sebulan atau lebih sebelum kegiatan camping. Sedangkan jenis multivitaminnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing anak.
Kedua, siapkan perlengkapan jauh-jauh hari
Untuk alat tempur yang memang luar biasa, seperti carrier, sleeping bag, matras, kalau bisa disiapkan jauh-jauh hari. Tujuannya agar nggak ada lagi perlengkapan yang belum siap untuk dibawa saat menjelang kegiatan.
Ketiga, Briefing
Nah, itu dia ketiga persiapan yang bisa saya share untuk mendukung anak-anak yang akan camping. Pekan depan Rizma akan camping di luar sekolahan dan menginap dua hari satu malam. Deg-degan. Semoga sehat terus ya nak, dan semoga semuanya berjalan lancar serta kembali ke rumah dalam kondisi selamat dan sehat wa 'afiyat. Aamiiin...
Sekian cerita dari saya, semoga bermanfaat ya ^^
Sekian cerita dari saya, semoga bermanfaat ya ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.