Itulah buku yang saya terima dalam goodie bag saat menempati kursi di pelatihan menulis yang diselenggarakan oleh kantor saya.
Bersyukur sekali saya bisa mengikuti pelatihan sesuai dengan bidang yang saya sukai. Yap, saya suka menulis. Teringat waktu SMP saya pernah mempunyai buku Diary. Ada yang sama?
Pelatihan kepenulisan yang diadakan kantor saya sebenarnya dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis para kontributor web pajak.go.id. Jadi, sudah bisa ditebak, kebanyakan pesertanya adalah pegawai dari kantor pelayanan pajak yang merupakan perwakilan kontributor masing-masing unit. Kalau saya? Karena saya di Kanwil, jadi memang satu bidang diminta satu orang untuk ikut. Alhamdulillah saya bisa ikut.
Pelatihan ini diadakan selama dua hari, dengan materi di hari pertama tentang kepenulisan dan hari kedua tentang peng-edit-an.
Hari pertama, narasumbernya adalah penulis buku Stop Belajar! Kalau Ingin Pintar, mas Tendi Murti. Karena beliau adalah penulis buku, jadi materi yang beliau sampaikan adalah segala hal tentang menulis. Bukan spesial menulis tentang pajak, tapi ilmunya tentu saja sangat berguna dan bisa diaplikasikan dalam menulis untuk pajak.go.id
Sebelum mengikuti pelatihan, masing-masing peserta diminta mengirimkan artikel dengan tema pajak tertentu yang sudah ditentukan. Hari pertama, dibahas deh itu tulisan. Tapi nggak semua ya, hanya beberapa artikel. Mana yang masih kaku, mana yang judulnya sudah menarik, mana yang lead-nya sudah memikat, dan mana tulisan terbaik. Duh, deg-degan saya. Takut tulisan saya dibahas dan masuk kategori yang masih kaku.
Jreng jreng jreng...
Tulisan saya masuk ke pembahasan ketiga, setelah tulisan pertama yang masih kaku dan tulisan kedua yang juga masih belum enak dibaca. Deg-degan, sebelum dibahas, ditanya dulu tulisan siapakah itu? Saya sudah acungkan jari dengan malu, eeh mas Tendinya nggak menatap saya. Hahaha... Setelah tahu saya yang menulis, langsung ditimpali "Oh, pantes, blogger...!"
Sebelumnya memang ditanya siapa yang mempunyai blog, hanya dua orang saja yang mengaku, termasuk saya. Dibahas tulisan saya bahwa Lead-nya sudah bagus karena diawali dengan percakapan. Kontennya juga sudah menunjukkan, bukan mengatakan. Alhamdulillah, dalam hati saya bersyukur karena tulisan saya nggak memalukan. Tapi masih ada satu lagi tulisan yang kontennya menurut mas Tendi sudah sangat bagus. Jadi, sudah seperti novel begitu kalau menurut saya. Sangat detail, baik percakapan, tokoh, latar, dan sebagainya.
Selanjutnya, mas Tendi mulai memberikan materi tentang kepenulisan. Saya sharing di sini ya, materinya ternyata ada semua dalam buku beliau: Bukan Sekadar Nulis, Pastikan Best Seller.
Menulislah, Karena Menulis Berarti Sedang Menuangkan Sejarah.
Menulislah, Karena Menulis Memanjangkan Hidup Anda.
Mas Tendi menyampaikan pembuka materi bahwa bila kita bukanlah anak seorang raja, atau seorang ulama besar, maka jadilah penulis. Kalau kita anak raja atau ulama besar, nggak menulis pun sudah pasti dikenal banyak orang. Kalau kita?
Karena dengan menulis kita akan dikenal, kita akan meninggalkan jejak bagi orang-orang yang kita cintai dan orang lain dengan tulisan-tulisan kita. Dengan menulis, maka anak cucu kita yang nggak sempat bertemu dengan kita, akan tetap mengenal kita lewat tulisan-tulisan kita.
Mas Tendi banyak sekali memberi semangat untuk terus menulis bila yang kita tulis adalah kebaikan. Karena bila kita meninggal nanti, in sya Alloh akan terus mengalir pahala kebaikan karena tulisan kita bisa membawa manfaat atau bahkan pengaruh besar dalam perubahan seseorang ke arah kehidupan yang jauh lebih baik.
Nah, buat kalian yang ingin menulis buku, membaca buku mas Tendi Murti yang berjudul -Bukan Sekadar Nulis, Pastikan Best Seller- ini membantu sekali menurut saya. Di dalamnya ada banyak sekali ilmu yang bisa segera dipraktikkan oleh para calon penulis. Tapi, nggak perlu dilanjutkan membaca kalau nggak ada niat untuk menulis buku -kata mas Tendi- Hehehe...
Akan saya sharing garis besar isi bukunya ya ^^
Pertama, ada sharing mas Tendi tentang alasan kenapa harus menulis. Mirip dengan apa yang beliau sampaikan dalam pelatihan yang saya ikuti. Ya! Isi bukunya sudah saya dapatkan selama mengikuti pelatihan menulis bersama beliau. Jadi buku ini semacam catatan besar saya untuk materi kepenulisan mas Tendi.
Kedua, sharing mas Tendi tentang persiapan untuk menulis. Ada banyak persiapan atau bekal untuk menulis. Di buku ini mas Tendi menceritakan dengan detail disertai contoh dan praktik langsung. Suka deh saya baca bukunya! Saya jadi tahu apa itu ATM, praktik langsung 5W+1H, dan bagaimana menjaring ide.
Ketiga, dalam buku ini diceritakan bagaimana cara menulis buku nonfiksi dengan otak kanan. Detail sekali penjabarannya. Mas Tendi juga sharing bagaimana mengatasi masalah ketika buntu menulis.
Keempat, ada trik jitu agar tulisan kita bisa tembus penerbit. Di buku ini mas Tendi sharing apa yang pertama kali dilihat oleh redaksi penerbit. Nah, kalau sudah tahu apa yang penerbit, kita bisa lebih prepare kan untuk menyiapkan naskah yang in sya Alloh layak untuk diterbitkan?
Kelima, bagaimana agar buku kita menjadi best seller. Ada komponen yang dijabarkan dalam buku ini agar calon pembaca langsung membeli buku kita. Juga ada cara-cara lain agar buku menjadi best seller.
Nah, itu dia kelima garis besar isi buku mas Tendi Murti yang kata Ippho Santoso itu nyesel kalau mau nulis buku tapi belum baca buku ini. Testinya gitu amat ya? Tapi emang bener sih, runut sekali bukunya. Cocok dibaca untuk penulis pemula yang memang berniat menerbitkan buku.
***
Setelah mengikuti pelatihan menulis, saya jadi lebih bersemangat lagi untuk berbagi lewat tulisan. Ya meski kadang kesibukan membuat saya jadi skip menulis. Yang pasti menulis itu menjadi salah satu refreshing saya kalau lagi penat. Rasanya bahagia aja kalau selesai nulis begitu. Apalagi ada yang chat kalau tulisan saya ini bermanfaat buat pembaca. Langsung pengin nerbitin buku :D
Kalau kalian?
***
PS: Alhamdulillah kelar juga draft tulisan ini -fyi, draftnya sejak akhir bulan April saat saya menggebu-gebu ingin berbagi tentang ilmu kepenulisan yang saya ikuti- plis jangan ditabok ya jidatnya.
Salam menulis untuk berbagi ^^
-Bunda Rizmahanum-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.