04 Mei 2020

12 Permainan Favorit Keluarga Kami


Assalamualaikum...


Sudah dari bulan apa saya ingin sharing permainan favorit keluarga kami. Namun baru kali ini terealisasi untuk ditulis.

Setiap keluarga pasti punya kegiatan favorit bersama, yang salah satunya adalah bermain.

Ada banyak permainan yang bisa dilakukan di rumah secara bersama-sama dan pastinya membuat tingkat kebahagiaan naik. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini. Kita semestinya punya senjata ampuh untuk mengatasi kebosanan bila ia datang.

Nah, di keluarga kami, permainan favorit itu berganti-ganti. Kalau sedang favorit satu permainan, ya -hampir- akan memainkan permainan itu terus, sampai sebulan mungkin?

Apa saja permainan favorit keluarga kami?

1. Petak umpet

Siapa yang nggak merasa senang dengan permainan petak umpet ini? Meskipun sedang pandemi seperti sekarang, petak umpet bisa dilakukan dan tetap seru lho!

Ada cerita dimana si sulung kesal karena papahnya menaruh otoped di belakang korden jendela. Dipikirnya itu adalah tempat bersembunyu papahnya, sisulung berteriak girang saat membuka korden. Dan sangat kecewa setelah tahu yang bersembunyi adalah otoped kesayangannya. Hahaha, sabar ya Mbak!

2. Tebak-tebakan

Berawal dari tebak-tebakan hewan dari buku Ensiklopedia Junior, permainan tebak-tebakan ini selalu seru untuk dimainkan hingga sekarang. Anak-anak pun belajar memberikan clue sesuai pengetahuan mefeka. Tema tebak-tebakan pun beragam, mulai dari hewan, buah, sayur, dan lain sebagainya.

Yang lucu itu si bungsu, dia selalu ingin ikut memberi clue dengan hal yang "kurang nyambung" dengan jawaban tebak-tebakannya. Namun dia selalu girang dan berteriak "Yabetuuuul!" saat saya atau lainnya berhasil menebak. Hihihi, adek!

3. Cublak-cublak suweng

Biasanya kami bermain cublak-cublak suweng malam hari sebelum tidur. Bed time game! Herannya, semua berebut memilih yang "jadi" atau yang menebak ada dimana "benda kecil" digenggam?

Kalau saya kenapa memilih yang menebak karena bisa sambil merem saat mereka bernyanyi dan memutarkan si benda kecil yang biasanya hanya berupa sobekan kertas.

Kalau adek, lucunya sering memilih benda yang lebih besar dari tangannya. Jadi, pasti kelihatan kalau ada di genggamannya. Hihihi...
Kalau pun yang lain nggak setuju dengan benda itu, adek akan tetap memainkannya sendiri.

4. Congklak

Sebelum #dirumahsaja permainan ini masih belum dipahami oleh si sulung, Mbak Rizma. Alhamdulillah berkat lebih banyak waktu bersama sejak #WFH ternyata berdampak positif kepada pemahaman Mbak dengan cara bermain congklak yang benar.

Kadang, saya juga bermain berdua dengan suami. Hasilnya, impas. Saya pernah menang, beliau juga. Hihihi...

5. Petak jongkok

Permainan yang menguras tenaga saat ini adalah petak jongkok. Dan saat bermain, biasanya kami memilih area depan rumah yang bisa leluasa berlari.

Anehnya, adek dan mbak itu tetap akan jongkok meski dia adalah orang yang terakhir saya kejar. Hahaha...

Yang penting happy, deh!

6. Mencari kartu

Berawal dari bermain uno di rumah saudara di Karawang, akhirnya kartu uno-nya kami pakai sebagai media untuk disembunyikan. Tentunya dengan tempat persembunyian yang mudah seperti dibawah gelas, disenderan tembok, diselipkan di pintu, dan sebagainya.

Ketika sampai di rumah, anak-anak pun jadi ketagihan bermain mencari kartu ini dengan kartu alphabet/hijaiyah yang ada di rumah. Saya ingin sekalian menyelipkan pengenalan hijaiyah/abjad ke adek, namun adek belum menyambutnya.


Sekarang, sejak agak sibuk dengan kegiatan ibadah di bulan Ramadhan, saya sering sekali ditagih anak-anak: kapan bun main cari kartu?

7. Polisi bertanya

Polisi polisi bertanya...
prok prok prok
atas nama...
prok prok prok
hewan...
prok prok prok
misalnya...
prok prok prok
dimulai...
prok prok prok
dari bunda...

kemudian saya menyebut nama hewan, diselingi tepuk 3 kali bergantian peserta disamping kiri saya, dan seterusnya. Tema yang kami pakai masih seputar hewan, buah, dan benda lain yang mudah dipikirkan oleh adek, si 3 tahun.

8. Tebak gaya

Alhamdulillah tebak gaya menjadi salah satu penolong saya ketika si sulung yang sedang belajar puasa merasa lapar dan ingin makan dimana jam dinding menunjukman pukul 17.30.

Setiap peserta maju ke depan dan praktek gaya untuk 1 kalimat yang mereka pilih untuk ditebak peserta lain. Seringnya sih, kami menggunakan subjek AKU agar mudah gerakannya. Hihihi...

Nah, kalau adek, gerakannya kompleks dan hampir selalu ada gerakan lari kesana kemari. Mbak sampai menyerah kalau adek maju, nggak mau menebak karena gerakan dan jawaban sangat berbeda jauh. Hahaha...

Beginikah bermain dengan anak dominan kinestetiknya?

9. Mencari Harta Karun

Bukan yang susah seperti dalam bayangan. Permainan ini hanya seputar:
Coba cari benda yang berbentuk lingkaran!

Tetiba adek bisa menyebutkan tutup botol sari kurma. Masya Alloh, dek. hihihi gemas! meski kadang di lain waktu adek nggak menemukan benda yang dicari. Tapi alhamdulillah kalau yang dicari benda yang clue-nya mudah, adek dan mbak juga mudah menemukan. Atau, mbak memberi isyarat adek dimana letak benda itu.

10. Bisik berantai

Yang paling seru di permainan ini adalah kegelian saat adek membisiki telinga kami. Sering tak terdengar jelas kalimatnya, hanya tiupan yang agak keras yang membuat kami tertawa. Jadi, biasanya kami hanya bermain bertiga atau berempat dengan adek menjadi pemain mpuk-mpuk bawang.

11. Abc5dasar

Saat saya kecil dulu, nama permainannya ya ABC. Sekarang di jaman si sulung, namanya Abc5dasar. Itu loh, permainan dengan menghitung seluruh jari peserta dan berakhir di huruf apa, maka semua peserta menyebutkan benda sesuai tema yang diawali huruf itu.

Bila jari terhitung berakhir di huruf G, maka kami berebut kecepatan menjawab misalnya Gajah, Gorila, dan seterusnya.

Yang seru, giliran adek menjawab biasanya suka-suka karena dia belum mengerti huruf dan maksud permainannya. hihihi

12. Ndog-ndogan

Permainan ini baru saya tahu beberapa tahun belakangan saat dalam perjalanan pulang kampung dengan kereta. Tahu dari mana? Suami. Iya, ini permainan masa kecil suami.

Permainannya hanya dengan menumpuk genggaman tangan sampai kedua genggaman tangan peserta habis. Lagu yang dinyanyikan juga berbahasa Jawa Timuran.

Ndog-ndogan...
Ndog-ndogan...
Sing ngisor pecah ndhisik...

Pecahlan genggaman paling bawah, berubah menjadi telapak tangan yang terbuka, dengan tetap ditindih genggaman tangan lain kemudian bernyanyi lagi.

Arti nyanyian:
Telur-teluran, telur-teluran, yang bawah pecah duluan.

Begitu seterusnya sampai semua pecah. Kemudian bernyanyi lagi:

Diuleni, diuyahi, wolak-walik, grembyang.

Dan berakhir dengan bubarnya tumpukan tangan tadi.

Sudah 12!

Sebenarnya ada lagi permainan favorit namun belum terlalu menjadi favorit atau minta diulang. Selain juga karena ada anggota keluarga yang belum bisa diajak bermain sih. Hehehe....

Permainan apa itu? Monopoli dan catur. Jadi, kali ini cukup 12 dulu yang favorit yah!

Nah, itu dia permainan favorit keluarga kami. Kalau kalian, apa permainan favoritnya?

Yuk, lestarikan kembali permainan tradisional bersama keluarga tercinta 💕




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.