Pagi tadi perjalanan saya ke kantor super sekali. Kenapa? Karena
hari ini saya sendirian (lagi) mengendarai motor dari rumah ke kantor. Ah,
sudah biasa itu. Iya, memang sudah biasa. Tapi hari ini luar biasa. Saya yang
biasanya menyiasati berangkat minimal sepuluh menit lebih pagi dari biasanya,
hari ini saya berangkat agak siang. Mungkin lebih cepat lima menit dari jam
berangkat biasanya. Padahal saya ingin menikmati jalanan ibu kota dengan
santai. Fiuh...
Baru saja keluar jalanan kampung, sudah macet. Ah, tahu gitu
tadi saya lewat komplek ya. Tapi memang hati ini sudah niat mau mampir pom
bensin dan siap dengan resiko ngga lewat komplek -> macet. Benar saja, antrean mobil sudah panjang.
Alhamdulillah bisa melewati fase itu dan lanjut mengisi bensin di antrean yang
sangat pendek (Alhamdulillah, sangat menghemat waktu). Titik kritis pertama
terlewati juga, kembali bersyukur karena sudah dilindungi Alloh sampai titik
pertama. Hehe terdengar lebay, tapi saya memang begitu setiap kali berkendara
sendiri. Selesai melalui titik macet/medan yang perlu kewaspadaan lebih, selalu
bersyukur karena berhasil melewatinya (dengan bantuan Alloh tentunya).
Selanjutnya, lancar jaya sampai kedapatan lampu hijau juga.
Superrr... Titik kedua, yang saya pikir jam segitu sudah sepi, ternyata malah
lagi padet-padetnya. Ditambah lagi jalanan naik. Hampir-hampir saya tidak pede
bisa mengendalikan setiran di jalanan itu. Alhamdulillah berkat perlindungan
Alloh lagi, terlewati dengan selamat. Lampu merah kedua kedapatan warna merah.
Lumayan, sekalian pijit-pijit jemari, hehehe...
Titik ketiga, seperti biasa, karena jamnya anak sekolah dan
memang bukan hari libur, padet super. Alhamdulillah bisa terlewati dengan
selamat lagi. Sisanya? Lancar jaya sampai kedapatan lampu hijau untuk kali
kedua. Yihhhaaa... ini bagian yang saya suka! Sekaligus deg-degan sih. Takut
pas lagi tancap gas malah lampu kuning atau langsung merah. Titik-titik selanjutnya seperti biasanya. Ramai
lancar lah, alhamdulillah sampai kantor kurang sekitar 1-2 menit menuju waktu
terakhir absen. Lain kali harus lebih pagi, jangan keasikan masaknya! :D
Yah prolognya puanjang juga yah. Padahal mau sharing tips
mengendarai motor di jalanan ibu kota nan kita sayangi ini. Ngga apa-apa lah
ya. Tetep mau sharing petuah yang sudah saya dapatkan dari suami tercinta dan
sudah saya terapkan sendiri.
- pastikan kondisi badan siap untuk berkendara.
- berdoa sebelum berkendara, cium kening anak untuk penambah semangat.
- patuhi rambu-rambu lalu lintas, termasuk penggunaan helm meskipun jarak tidak terlalu jauh. Mikirnya gini: yang pakai helm saja bisa kecelakaan, apalagi ngga pakai. Memang keselamatan kita urusan Alloh, tapi kita wajib berikhtiar, bukan? Setidaknya fungsi helm bisa kita dapatkan.
- fokus, harus konsisten/yakin mau lewat jalan mana, jangan plin plan.
- waspada, kalau ada mobil melambat pasti karena ada yang mau lewat, jadi harus pandai membaca situasi. Pun kalau mau pindah jalur, harus waspada kendaraan dari belakang/samping.
- jangan ngebut di titik-titik padet (yaiyalah padat mana bisa ngebut). eh ada lho, yang meliuk-liuk diantara dua mobil atau antara mobil dan trotoar dengan kecepatan tinggi. duh3
- gunakan klakson bila perlu. Misalnya mau nyalip atau ada kendaraan lain yang mau keluar dari parkiran. Intinya klakson itu ngasihtau kalau kita (dan kendaraan kita) itu ada/mau lewat dulu agar pengendara lain juga waspada. Dan ngga perlu nglakson sepersekian detik setelah lampu hijau menyala kali.
- dzikir sepanjang perjalanan.
- di waktu yang tepat, inget anak dan suami. Misalnya saat ragu mau nyalip truk, berpikirlah masih ada anak dan suami yang membutuhkan kita. Lebih baik tunda rasa menggebu ingin menyalip.
Mungkin sekian dulu sharing dari saya, bila ada yang kurang, bisa ditambahkan. Semoga bermanfaat ^^
Selamat pagi jalanan Jakarta, nantikan saya nanti sore ya... (amiiin)
Semoga kita semua dilindungi Alloh, amin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.