Tampilkan postingan dengan label reminder. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label reminder. Tampilkan semua postingan

18 Februari 2019

Rejeki itu bernama 'mobil'

Bismillahirrohmanirrohim...

Alhamdulillah, segala puji bagi Alloh. "Ora nyana" kalau bahasa Tegalnya. Ya! Tak disangka keluarga kami akan diamanahi kendaraan roda empat bernama mobil. Saya akan berbagi cerita bagaimana keluarga kecil kami akhirnya punya mobil. Untuk apa diceritakan? In sya alloh sebagai pengingat ketika diri ini kelak menua. Karena membaca kisah yang bertahun-tahun lalu saya tuliskan itu memiliki kebahagiaan tersendiri. Hehehe...

Oke, saya mulai cerita dari awal ketika kami mendapatkan rejeki mobil vios.

02 Maret 2016

Maafkan ya :)

Mohon maaf ya bila ada yang sakit hati membaca tulisan saya. Saya minta maaf sekali, maaf yang sebesar-besarnya. Ingin sekali saya mengganti alamat blog ini biar seperti dulu kala, yang membaca hanya yang ngga kenal, tapi karena sedikit banyak sudah ada yang menyengaja mampir ke blog saya karena mencari 'sesuatu' saya biarkan blog saya seperti sekarang. Takut sekali saya menulis, malah orang lain berkecil hati. Saya ngga ada maksud apa pun. 

Mungkin iya, dulu saya pernah mengalami ada di fase dimana melihat postingan orang lain, bergumam, apa ngga ada yang sakit hati ya melihat postingannya? Misalnya, temen posting

02 Oktober 2013

Mari Memulai

Memulai lagi menghafal surat2 di Alqur'an.
Malu dong masa dari dulu hafalannya itu2 aja.
Liat tuh temen2 baru yg udah hafal Q.S Ar Rahman.
Iri kan?

Mari memulai membaca terjemahan Alqur'an.
Masa dari dulu baru sampai Albaqarah berhenti dan memulai lagi dari awal lagi.
Begitu seterusnya sampai ga pernah khatam.
Malu dong sama yang setiap hari baca dan udah dapet setengah Alqur'an.
Iri kan?
 
Mari memulai.
Mudah-mudahan istiqomah, jangan anget2 tahi ayam aja.
Amiiiin

26 Agustus 2013

Selamat, bunda

Cuti lebara kemarin, sama sekali no pumping.
Ah, tenang, masih banyak stok, lagian repot kalau nanti dapat banyak, boyong dari Jatim ke DKI.

Setelah cuti lebaran, sehari masuk kantor, pumping cuma 2x.
Ah, masih ada stok, hari jumat ini, besok kan full nenen.

Empat hari diklat, menyiasati pumping 3x dengan terlambat masuk kelas.
Hasilnya sedikit, karena merasa dikejar2 n gak enak sama pengajar.
Ah, gak apa-apa, stok masih bisa menutupi kekurangan pumping hari ini.

Sekarang, kembali ke kantor, pumping 3x seperti biasanya, hasilnya belum pernah sekali pun sama dengan biasanya.
Rata-rata dulu 6 botol, sekarang maksimal 5 botol, hari ini pun mungkin cuma 4 botol.

Produksi ASI.
Semakin sering dikeluarkan, semakin sering ASI diproduksi.

18 Juli 2013

Keluarga Islami sebagai Basis dalam Bekerja

Oleh Drs H. Bali Pranowo, MBA.

Pengajian siang ini menarik. Karena ustadznya membawakan dengan penuh semangat dn memancing keingintahuan pendengarnya, termasuk bunda.
Pertama2 beliau bercerita tentang Fatimah, putri Rasululloh.
Subhanalloh...
Tangannya kasar, karena setiap hari Fatimah menggiling gandum untuk makan.
Fatimah sangat mendukung suaminya, Ali bin abi Thalib.
Pernah suatu hari mereka berdua menghadap Rasululloh untuk meminta pembantu agar membantu mereka.
Namun Rasululloh tidak mengiyakan permintaan mereka.
Rasululloh memberi mereka amalan agar mereka berdzikir subhanalloh 33x, alhamdulillah 33x dan allohu akbar 33x ketika mereka merasa lelah.
Subhanalloh ya...
Padahal putri Rasululloh, tapi begitu pekerja keras.
Beliau adalah wanita kedua yang akan masuk surga setelah Khadijah, istri Rasululloh.
(Khadijah, Fatimah, Aisyah istri Fir'aun, Maryam)

Suatu ketika saat Fatimah diberitahu Rasululloh bahwa ia ahli surga, ia bertanya apakah ada wanita seumurannya yang mendahului ia masuk surga?
Saat itu Rasululloh dibisiki Malaikat "ada" dan kemudian menjawabnya kepada Fatimah.
Lalu Fatimah dengan penasaran bertanya siapakah wanita itu?
Saat itu seorang sahabat lewat, ia adalah Mutiah.
Lalu Rasululloh menunjuknya seraya berkata "dia", "dialah wanita itu"
Fatimah pun menyelidiki apa yang membuatnya bisa mendahului masuk surga.
Seharian Fatimah dirumah Mutiah dan tak menemukan tanda-tanda itu.
Sore hari fatimah berpamit, dan ketika di pintu hendak keluar, disitulah Fatimah menemukan jawabannya.
Ada ember berisi air, handuk, dan cambuk.
Melihat benda-benda itu, fatimah bertanya kepada Mutiah untuk apa benda-benda itu.
Mutiah menjawab, bahwa setiap hari ia menyiapkan semua itu untuk menyambut suaminya ketika pulang bekerja nanti. Dan sebelum suaminya datang, ia terjaga, tak pernah tidur sebelum suaminya pulang, dan senantiasa berdandan seperti halnya pengantin baru untuk menyambut suaminya.
Ketika suaminya pulang, ia menyambutnya dan kemudian memasukkan handuk kedalam air untuk diusapkan ke wajah suaminya agar suaminya merasa adem ketika masuk rumah. Kemudian mengambil cambuk seraya berkata pada suaminya "Apakah ada pelayananku hari ini yang kurang? Jika ada, maka cambuklah aku."
Mendengar penjelasan itu, fatimah seolah mendapatkan jawaban dan sadar bahwa ia tak pernah melakukan semua itu.

Subhanalloh...
Bagaimana dengan kita?
Apa pernah kita berdandan bak pengantin baru setiap hari?
Jlebbb...
Mudah-mudahan ke depan bisa belajar berdandan cantik di depan suami, amin.

Selanjutnya pak ustadz menceritakan juga tentang Khadijah yang selalu mendukung Rasululloh. Wanita yang pertama kali masuk Islam, wanita yang membenarkan rasululloh ketika orang-orang mencemoohnya. Wanita pebisnis, tapi dirumah tetap menjadi sosok istri yang tidak sombong atas penghasilannya. Istri yang memberikan hartanya untuk perjuangan Islam.
Mudah-mudahan, kita, para istri yang bekerja, juga bisa seperti Khadijah, yang selalu mendukung suaminya dan tetap menjadikan suami sebagai imam keluarga.
Amin allohumma amiiin...

Pak ustadz juga bercerita tentang beliau dan istrinya, yang sudah 30 tahuan menikah tidak pernah bertengkar. Kenapa? Keduanya sama2 selalu bersyukur. Dan ketika salah satu sedang marah, maka yang lainnya diam. ketika suami marah, maka istri diam, dan ketika istri marah maka suami diam. Dengan demikian tidak pernah terjadi pertengkaran hebat yang disebabkan suami dan istri sama-sama marah/emosi.
Hmm, mudah2an bisa seperti itu...
Amiiin...

Pak ustadz menjelaskan bahwa wanita sholihah pasti Alloh jodohkan dengan laki-laki sholih. Itu pasti. Jadi, bagi para lajang yang ingin mendapatkan suami sholeh atau istri sholihah, maka jadilah pribadi yang sholih/sholihah terlebih dahulu. (ups, tapi tujuannya bukan utk seseorang ya, melainkan karena Alloh, karena hukum Alloh itu pasti. Laki-laki baik untuk wanita baik dan begitu juga sebaliknya)

*Kurang lebih isi kajiannya seperti itu. mohon maaf atas ketidaksempurnaan, bila ada yang salah, mohon koreksi.

28 Desember 2012

Nasihat untukku

Melihat dan mengamati apa yang disekelilingku saat bekerja, aku memperoleh beberapa nasihat untuk diriku sendiri, diantaranya adalah:
1. Jangan tunda-tunda pekerjaan
2. Bekerjalah dengan hati
3. Jika membantu pekerjaan orang lain, lakukan dengan ikhlas
4. Jika bantuan kita menjadikan si empunya pekerjaan menjadi keenakan, maka bantu sedikit saja
5. Jangan mengharapkan orang lain membantu kita meskipun kita telah banyak membantunya
6. Dengarkan saja ocehan orang yang karakternya memang suka berbicara tentang apa yang ia lakukan, dalam hal ini adalah karakter orang yang suka pamer dan sok sibuk
7. Bantulah orang lain yang sedang kuwalahan meski ia tidak meminta
8. Fokuslah pada satu pekerjaan agar lebih cepat selesai, tapi jika kondisi memaksa kita untuk mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus, kerjakanlah yang urgent terlebih dahulu
9. Bekerjalah sesuai porsi
10. Bekerjalah dengan niat untuk ibadah, mencari nilai kebaikan dari sisi Alloh
11. Cukuplah beristighfar ketika karena kesalahan orang lain kita yang mendapat cacian dari atasan
12. Nasihatilah rekan kerja ketika ia sudah mulai melenceng
13. Jika nasihat kita tak didengar, doakanlah ia
14. Bekerjalah dengan optimal dan bertanggung jawab

31 Oktober 2012

Emak, Ibu, Mamah, hebat!

Dari judulnya sudah bisa ditebak tulisan ini akan membicarakan siapa dan tentang apa.
Terinspirasi dari pengalaman saya melihat dan sedikit merasakan sendiri bagaimana menjadi orangtua terutama ibu dan dari blog-nya mas Amir, aku jadi pengin nulis tentang ibu.
Ibu, besar sekali pengorbanannya untuk kita, anaknya. Beratkah pengorbanan itu? 
Ah.. Tapi kalau mereka saja mampu, itu artinya menjadi ibu itu menyenangkan, bukan?

Kalau lagi dirumah kakaku, aku jadi sadar kalau jadi ibu itu berat sekali.
Dari pengalaman yang aku lihat sih, ada suka dukanya jadi ibu. Sukanya: tentu yang pertama adalah nilai ibadah. Insya Alloh semua yang dilakukan seorang ibu kepada anaknya bernilai ibadah kan? Disini aku ngomongin seorang ibu/istri yang full time ibu rumah tangga loh ya, suami bekerja. Mulai dari mengandung, melahirkan, menyusui, menyiapkan dan nyuapin, mandiin, nyebokin, main bareng, ngajarin calistung, dan

11 Oktober 2012

kenapa kenapa?

Kenapa sih bunda, selalu saja tanya kenapa?
bukankah semua sudah Alloh atur? rejeki misalnya.
Itu namanya bunda tidak bersyukur.
Coba pikir deh...
Kenapa pekerjaan bunda seperti ini?
Beda dari mereka yang bisa bebas?
Apa bunda tidak ingat THP bunda lebih tinggi dari mereka?
Apa bunda tidak ingat kalau pekerjaan mereka jauh tidak lebih mudah dari pekerjaan bunda?
Nah!
Kalau begitu kenapa bunda tidak bersyukur dan tak perlu tanya kenapa.
Betul tidak?
Lalu, untuk yang sama dengan bunda, kenapa pekerjaannya beda?
Hmmm...
Kalau itu, tentu sudah sepakat kan?
Tapi kalau memang tidak dapat diajak bekerja sama ya sudah, bunda kerjakan yang terbaik yang bunda bisa, gampang kan?
Iya, gampang, tapi bunda keteteran!
Okay, speak up!
Udah juga. tapi sama saja!
Kalau begitu, do your best aja lah bunda.
Ingat kalau setiap amal baik yang kita lakukan akan mempunyai nilai tersendiri disisi Alloh (insya Alloh)
Jadi, tak usah iri. Apalagi sampai membenci. No!
Ingat bunda,  
bersyukurlah yang membuat kita bahagia, bukan bahagia yang membuat kita bersyukur.
Lihatlah diluar sana, masih banyak yang jauuuuuh tidak lebih baik dari kehidupan bunda, tapi mereka bisa bahagia. Kuncinya apa? Mereka mensyukuri apa yang mereka terima dari Alloh.
Jadi, jangan bunda melihat keatas, lihatlah kebawah, kalau kata mas ali ngko gulune cengeng dong madep menduwur terus, hehehe...
Mungkin bunda kurang bersyukur, sayang.
Bunda lihat teman-teman bunda yang jauuuuuh lebih sibuk dan lebih membutuhkan pikiran saat bekerja, tapi THP mereka tidak lebih banyak dari bunda, bunda harusnya bersyukur.
Penempatan disini, dekat dengan suami, ada saudara, pekerjaan tak memakan pikiran banyak, dan alhamdulillah THP lebih tinggi sedikit dari mereka yang diluar sana, yang jauh didaerah terpencil, yang jauh dari suami, dan pekerjaan mereka jauh lebih memakan pikiran.
Oke, bunda?
Mulai sekarang jangan bertanya kenapa lagi ya, bun!
Apalagi sampai dipikirin sampe kepala pusing dan hati panas.
Nanti malah sakit, bunda kan tau kondisi badan bunda, ngapain mikirin hal seperti itu, tak guna.
Nikmati saja, bunda sayang...
Semua ini proses kehidupan, ini ujian agar kita belajar untuk jadi hamba Alloh yang slalu bersyukur.
Ingatlah nasihat Rosululloh pada anaknya, Fatimah:
Jika kau lelah, maka bertasbihlah 33x, hamdalah 33x, dan bertakbirlah 33x ... :)
 



14 September 2012

Al 'ilmu

"Tuntutlah ilmu dari ayunan sampai ke liang kubur"
begitulah arti sepenggal lirik berbahasa arab di pelajaran mahfudhot (pelajaran yang berisi pesan yang terkadang berasal dari hadits) ketika MDA (Madrasah Diniyah Awaliyah) dulu. Ya! isinya dalem banget, pesan yang disampaikan benar2 sangat menyentuh sanubari (lebay ya). Islam mengajarkan umatnya agar senantiasa menuntut ilmu tiada henti. Umur berapapun, tiada kata terlambat untuk menuntut ilmu. karena ilmu itu Nur (cahaya). Bahkan tuntutlah ilmu walaupun ke negeri China. Kemanapun, jadi tak terbatas ruang.
Alloh pun mengangkat dejarat orang yang berilmu. Subhanalloh...
Betapa mulianya orang yang berilmu ya...
Kalau begitu, mari belajar, apapun itu, belum ada kata terlambat.
Tak musti harus melalui pendidikan formal, ilmu itu bisa kita dapatkan dimanapun, disekitar kita, banyaaak sekali ilmu. terutama ilmu kehidupan. bahkan ketika kita menganggap setiap tempat adalah sekolah, maka disana kita bisa menemukan ilmu, dan orang2 yang ada disana, bisa menjadi sosok guru yang bisa memberikan ilmu untuk kita.
Ketika ada peristiwa, dan kita bisa mengambil pelajaran darinya, sebagai bekal kita, maka disitulah ilmu telah kita temukan.
Semua amal tergantung niatnya, tak harus bersekolah, ketika kita berniat menuntut ilmu disuatu tempat, insya Alloh mempunyai nilai sendiri disisi Alloh.

08 Agustus 2012

Cinta Sejati Yang Terlupakan

copast dari om felix

01. #cinta memang kata menarik, tak habis dibedah kata, tak lekang dimakan masa – tak dapat dijangkau mata walau adanya nyata

02. namun dangkal kiranya bila #cinta hanya dianggap urusan fisik, sempit rasanya bila #cinta dimaknai hanya pacaran

03. bila #cinta hanya menyatunya fisik, maka semua hewan pun mampu bercinta, bila #cinta hanya pegangan tangan, aduhai sempitnya #cinta


04. bukan #cinta apabila hanya pentingkan ego pribadi dengan manfaatkan lawan jenis untuk memenuhi syahwat kita

05. bukan #cinta apabila biarkan yang kita cintai melawan Dzat yang menciptakannya dan menciptakan kita, maksiat namanya

03 Agustus 2012

Kantorku Surgaku (2)

Q. S Al Hajj : 46 yang artinya: "Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesunggguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di dalam dada"

Hati berfungsi untuk memahami cinta Alloh.

Sulit adalah ketika kita jauh dari Alloh, dan akan menjadi mudah ketika kita dekat dengan-Nya.
Di dalam hati, ada sobekan yang tak bisa dijait kecuali dengan Cinta Alloh.
Di dalam hati, ada tangisan yang tak bisa berhenti kecuali dengan menangis kepada Alloh.
Gantungkanlah diri kepada Alloh.
Gembiralah dengan Alloh.

Bahagialah karena menjadi kekasih-Nya.

Kayalah dengan cinta Alloh.
Kekayaan adalah kefakiran saat jauh dari Alloh.
Kefakiran adalah kekayaan saat dekat dengan Alloh

Hal yang paling manis adalah mengenal dan mencintai Alloh

Takutlah ketika kita tak dapat mensyukuri apa yang kita dapatkan, jangan takut ketika kita tak mendapat apa yang kita inginkan.

17 Juli 2012

Ringkasan Pengajian "Kantorku Surgaku" (1)

Oleh: Ust. Nanang Mubarok

Sabda Rosululloh:
Jika kalian melewati taman2 surga, hendaklah singgah kedalamnya dan minumlah sebanyak-banyaknya.
Makna taman2 surga disini adalah Majelis iLmu, majelis ta'lim.
Maka jika ada suatu majelis ilmu, masuklah, dan tibalah ilmu dari sana sebanyak-banyaknya.

Tiga pertanyaan mendasar untuk hidup kita:
1. Dari mana?
2. Mau kemana?
3. Untuk apa?

Pertanyaan 1 & 2 Jawabannya ada di Q.S Albaqarah : 156

الذين إذا أصابتهم مصيبة قالوا إنا لله وإنا إليه راجعون


" (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun

Inna lillahi artinya sesungguhnya kami milik Alloh, yakni bahwa manusia itu berasal dari Alloh (menjawab pertanyaan 1)
Inna ilaihi raji'uuun artinya artinya sesungguhnya kepadaNya-lah kami kembali (menjawab pertanyaan 2)
Dari sini jelaslah bahwa tujuan hidup manusia hanyalah untuk Alloh.

Sedangkan pertanyaan 3 jawabannya ada di Q.S Al Mulk : 2

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
Dari sini pertanyaan manusia hidup untuk apa adalah untuk diuji pleh Alloh, siapakah yang terbaik amalnya.

Dunia itu bagaikan panggung/ catwalk, kontes amal, akan dinilai siapa yang terbaik amalnya. Jurinya siapa? Alloh SWT. Nilainya untuk siapa? Manusia.
Q. S Al infithar 7-8 yang intinya semua amal baik dan buruk manusia sebesar dzarrah pun akan dicatat di buku amal manusia yang nanti akan dipertanggungjawabkan oleh manusia.
Jadi hidup didunia ini tak lain tujuannya untuk memperoleh 'skor' tinggi dimata Alloh SWT, semata karena Alloh, untuk Alloh. Jangan sampai panggung ini mendisorientasi kita, sehingga kita lupa tujuan hidup yang sebenarnya. Jadi, hati-hatilah... Karena dunia itu daarul fana, tak kekal, penuh canda tawa dan gurauan. Yang kekal adalah kehidupan akhirat.

Ubahlah semboyan kita dengan:
Hari gini tidak jujur? apa kata akhirat?
Hari gini korupsi? apa kata akhirat?
dan sebagainya :)


ingat bahwa tujuannya adalah akhirat, surga, Alloh...

02 Juli 2012

Shubuh : Tonggak Kejayaan Islam

Oleh: Usman Al Farisi

Umat Islam kini terpuruk. Umat yang awalnya gagah, kini lemah lantaran dilemahkan. Diserang dari berbagai sisi. Baik pemikiran, ekonomi, budaya hingga politik. Hal ini terjadi karena mereka kehilangan kesejatiannya. Islam tinggal KTP, Al Qur’an hanya dijadikan koleksi. Meskipun kita tidak memungkiri, ada sebagian umat yang senantiasa bekerja agar Islam yang mulia kembali berjaya, seperti dahulu di awal kedatangannya.

Kejayaan umat terdahulu terjadi lantaran adanya pahlawan-pahlawan subuh yang senantiasa terjaga di sepanjang malamnya. Mereka hanya tidur sejenak untuk mengembalikan stamina dan kembali terbangun, untuk bercengkerama dengan kekasih sejatinya, Allah Subhanahu wa Ta’alaa. Hasilnya, mereka menjadi generasi yang kuat secara fisik, cerdas secara emosional dan jernih secara nurani. Inilah generasi terbaik yang nyaris tidak banyak kita jumpai tandingannya di abad 21 ini.

Oleh karenanya, umat yang tertidur ini perlu segera dibangkitkan. Mereka harus dibangunkan untuk kembali menapaki jalan kejayaan itu. Harus ada upaya menyeluruh yang mesti dilakukan agar jati diri Islam yang sesungguhnya bisa kembali menemukan momentum kejayaannya. Salah satunya dengan menyadarkan umat tentang pentingnya shalat subuh berjamaah di awal waktu sebagai tonggak bangkitnya kekuatan umat Islam. Keberkahan subuh diawali dengan shalat sunnah sebelum subuh yang lazim disebut dengan shalat fajar. Hanya dua rakaat namun diganjar dengan dunia dan seisinya, bahkan lebih baik lagi. Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, Rasulullah bersabda, “Dua rakaat fajar (shalat sunnah sebelum subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya” (HR Muslim).
Dari hadits ini kita bisa menyimpulkan, bahwa mereka yang menjalankan shalat sunnah sebelum subuh, telah diganjar kebaikan (pahala) oleh Allah senilai dunia dan seisinya, bahkan lebih baik lagi. Meskipun, bisa jadi para Pahlawan Subuh itu adalah golongan yang miskin secara materi, dalam pandangan manusia. Setelah dua rakaat barakah itu, Rasulullah menganjurkan kita untuk mengisi waktu antara adzan dan iqomah dengan memperbanyak istighfar. Istighfar adalah kekuatan yang dijanjikan berjuta kebaikan bagi siapa yang mengamalkannya. Dalam surah Nuh ayat 10-12, Allah berfirman, “Maka aku (Nuh) katakan kepada mereka (kaumnya): ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,’ sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”

Ayat di atas adalah janji dari Sang Maha Suci, bahwa Istighfar tidak saja berbuah pengampunan atas dosa yang terlanjur kita lakukan, melainkan juga akan diberi ganjaran berupa kemelimpahan rejeki dalam bentuk hujan yang menyuburkan tanaman, keberkahan anak yang mengundang banyaknya rejeki dan aneka bentuk kemakmuran duniawi lainnya.

Subuh adalah limpahan pahala dari Sang Maha. Dalam sebuah hadits diriwayatkan, “Barangsiapa melangkahkan kakinya dalam kegelapan untuk menunaikan sholat subuh dan isya’, maka Allah akan meneranginya kelak di alam akhirat.” Dalam riwayat lain disebutkan pula, “Barangsiapa yang melaksanakan shalat isya’ berjamaah maka ia seperti melaksanakan shalat sunnah setengah malam. Sedangkan mereka yang melaksanakan shalat Subuh berjamaah maka ia seperti melaksanakan shalat sunnah semalam suntuk” (HR Abu Daud dan At Tirmidzi).

Sedangkan Imam Muslim menegaskan dalam salah satu riwayatnya, “Tidak akan masuk neraka orang yang shalat sebelum terbit matahari (subuh) dan sebelum terbenam matahari (ashar).” Hadits ini selayaknya kita jadikan tiket yang akan senantiasa kita perbanyak jumlahnya, agar Allah benar-benar memasukkan kita ke dalam golongan Pahlawan Subuh yang akan diberi pahala surga. Subuh adalah pembeda antara mukmin dan munafik. Rasulullah bersabda,

“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat isya’ dan shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, niscaya mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Umat Islam tidak akan kembali berjaya selama jama’ah shalat subuh tidak sebanyak jama’ah shalat Jum’at. Maka, subuh adalah janji tentang bangkit dan tidaknya umat ini. Jika sekarang umat Islam terpuruk, sejatinya penyebabnya adalah karena umat Islam yang mulai meninggalkan shalat subuh berjama’ah di masjid atau mushola. Oleh karena itu, musuh Islam tidak henti-hentinya melancarkan serangan agar umat Islam selalu berada dalam subuh yang kesiangan. Karena mereka paham, benarnya subuh umat Islam adalah runtuhnya kejayaan (semu) mereka. Kitapun akhirnya disuguhi dengan berbagai macam tontonan yang membuat kita tidur larut malam dan bangun ketika matahari telah naik. Keberkahan subuh belum berakhir sampai di sini, ketika dua rokaat itu telah didirikan dengan sempurna. Melainkan berlanjut sampai waktu setelahnya. Dimana Rasulullah bersabda,

“Barangsiapa shalat subuh dengan berjamaah kemudian duduk berdzikir hingga terbit matahari (dan meninggi), kemudian shalat dua rokaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah yang ditunaikan dengan sempurna… dengan sempurna… dengan sempurna!” (HR Tirmidzi)

Sejatinya, anugerah Allah begitu melimpah ruah. Bahkan, dari waktu subuh yang menyapa kita setiap hari terkandung di dalamnya berjuta pahala dan kebaikan. Hingga kita yang belum mampu melakukan ibadah haji dan umrah di tanah suci sekalipun, bisa dianugerahi pahala keduanya manakala kita mengoptimalkan waktu subuh dalam ketaatan. Memanfaatkan waktu tersebut untuk Ruku’, Sujud, Dzikir dan Tilawah Al Qur’an. Akhirnya, benarlah doa yang disampaikan oleh Rasulullah, “Ya Allah, berkahilah umatku di pagi harinya” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, Ahmad dan Ibnu Majah). Karena mereka yang bangun subuh tentunya mempunyai lebih banyak waktu untuk sekedar belajar, menyiapkan sarapan, menyiapkan berkas-berkas kantor ataupun berolahraga agar fisik lebih sehat. Sedangkan mereka yang malas, memilih melanjutkan tidur dan baru terbangun ketika ayam telah kenyang dan mentari telah meninggi.

Inilah tiga tanda kematian

Dikisahkan bahwa malaikat maut (Izrail) bersahabat dengan Nabi Ya’kub AS. Suatu ketika Nabi Ya’kub berkata kepada malaikat maut. Aku menginginkan sesuatu yang harus kamu penuhi sebagai tanda persaudaraan kita. Apakah itu? tanya malaikat maut. Jika ajalku telah dekat, beri tahu aku. Malaikat maut berkata, Baik aku akan memenuhi permintaanmu, aku tidak hanya akan mengirim satu utusanku, namun aku akan mengirim dua atau tiga utusanku.

Setelah mereka bersepakat, mereka kemudian berpisah. Setelah beberapa lama, malaikat maut kembali menemui Nabi Ya’kub. Kemudian, Nabi Ya’kub bertanya, Wahai sahabatku, apakah engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku? Aku datang untuk mencabut nyawamu. Jawab malaikat maut. Lalu, mana ketiga utusanmu? tanya Nabi Ya’kub. Sudah kukirim. Jawab malaikat, Putihnya rambutmu setelah hitamnya, lemahnya tubuhmu setelah kekarnya, dan bungkuknya badanmu setelah tegapnya. Wahai Ya’kub, itulah utusanku untuk setiap bani Adam.

Kisah tersebut di atas mengingatkan tentang tiga tanda kematian yang akan selalu menemui kita, yaitu memutihnya rambut; melemahnya fisik, dan bungkuknya badan. Jika ketiga atau salah satunya sudah ada pada diri kita, itu berarti malaikat maut telah mengirimkan utusannya. Karena itu, setiap Muslim hendaknya senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi utusan tersebut.

Kematian adalah kepastian yang akan dialami oleh setiap manusia sebagaimana yang telah ditegaskan dalam firman Allah SWT, Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. (QS Ali Imran [3]: 185).

Karena itu, kita berharap agar saat menghadapi kematian dalam keadaan tunduk dan patuh kepada-Nya. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (QS Ali Imran: 102).

Tidaklah terlalu penting kita akan mati, tapi yang terpenting adalah sejauh mana persiapan menghadapi kematian itu. Rasulullah SAW mengingatkan agar kita bersegera untuk menyiapkan bekal dengan beramal saleh. Bersegeralah kamu beramal sebelum datang tujuh perkara: kemiskinan yang memperdaya, kekayaan yang menyombongkan, sakit yang memayahkan, tua yang melemahkan, kematian yang memutuskan, dajjal yang menyesatkan, dan kiamat yang sangat berat dan menyusahkan. (HR Tirmidzi).
Bekal adalah suatu persiapan, tanpa persiapan tentu akan kesulitan dalam mengarungi perjalanan yang panjang dan melelahkan. Oleh karena itu, Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. (QS Al-Baqarah: 197).

Oleh: Imam Nur Suharno

20 April 2012

kinclong

Dulu, sewaktu ku kecil, aku ingat sekali kebiasaan-kebiasaan kakakku.
Dia memberi istilah 'kinclong' ketika melihat satu wanita cantik diantara wanita-wanita lain.
Kinclong ini bukan hanya dapat digunakan dalam konteks fisik, ketika kita lebih unggul dari yang lain -tentunya unggul dalam hal yang baik- maka kita bisa saja dianggap kinclong sendiri dibandingkan yang lainnya. 
Faktor yang membuat kita kinclong tentunya ada dalam diri kita.
Tak melulu soal fisik, tapi yang penting adalah innerbeauty 
yang bisa dibentuk lewat tingkah dan tindak-tanduk kita ketika bersosialisasi.
Senyum juga merupakan  salah satu faktor yang membuat kita lebih dikenal orang.
Murah senyum adalah bukan hal sulit yang dapat kita lakukan.


29 Maret 2012

K vs K

Kita versus Korupsi adalah film tentang penguatan integritas.
Film yang barusaja dipertontonkan kepada para pegawai DJP khususnya di lingkungan Kantor Pusat, memberikan pelajaran bahwa setiap pegawai DJP harus memegang kuat nilai-nilai Kementerian Keuangan terutama nilai integritas, terutama dalam hal melawan korupsi, apa pun keadaanya. Rangkaian film K vs K ini terdiri dari empat film.

Film pertama:
Mengisahkan tentang seorang Kepala Desa yang akhirnya kehilangan integritasnya.
Dia mengorbankan seluruh warga desa demi menyerahkan wilayahnya ke tangan orang yang tak pantas menggunakannya.

Film kedua:
Mengisahkan seorang penjaga Koperasi Unit Desa yang begitu menjunjung tinggi nilai integritas, meskipun pada saat dia hendak disuap, anaknya sedang sakit keras dan tidak ada biaya untuk berobat. Dia disuap oleh seorang pimpinan dari kegiatan penimbunan beras. Dia dipaksa untuk dapat menyewakan gudang koperasi untuk menyimpan beras hasil timbunannya. Namun, karena dia pegawai yang bertanggung jawab dan tidak mau menerima suap, dia tetap bersiteguh untuk tidak menyewakan gudang koperasi meski uang suap yang ditawarkan begitu besar. Istrinya yang seorang penjahit, selalu mendukung sikap yang diambil suaminya. Ini adalah kisah nyata dimasa orde lama. Dan hikmahnya adalah setelah tegas menolak suap di malam itu, keesokan harinya dan seterusnya, istrinya mendapatkan begitu banyak order jahitan, yang kemudian di masa sekarang anak dari mereka menjadi orang sukses lagi baik.
Begini kalimat pegawai koperasi saat hendak menolak suap:
"Mungkin saya miskin, mungkin saya bodoh, tapi sampai mati pun saya tidak akan menyesali kebodohanku."
Salah satu hikmah yang dapat diambil adalah bahwa kebaikan lahir dari kebaikan yang lain.

Film ketiga:
Mengisahkan tentang anak dari seorang pengurus SD disuatu wilayah. Laras namanya. Suatu hari saat dia masih kecil, dia melihat ayahnya sedang memilah-milah dokumen para guru yang hendak menjadi guru tetap di sekolah itu. Dia menemukan ada dokumen milik gurunya, Pak Markun, yang saat itu disingkirkan oleh ayahnya. Dan ketika itu juga dia melihat bahwa dokumen milik gurunya tak menyelipkan uang didalamnya.
Setelah dewasa, dia jadi membenci ayahnya dan tidak ingin bersama ayahnya.
Suatu hari dia dijemput pacarnya yang kemudian membawanya ke Kantor Urusan Agama, KUA untuk kawin lari. Disana pacarnya hendak memilih jalan pintas melalui calo agar urusannya diperlancar. Namun Laras menolaknya, dan hendak berkata 'tidak' untuk menikah dengannya. Laras meminta pacarnya untuk mengurus lewat jalur wajar saja tanpa melalui calo. Saat itu terjadi adu mulut diantara keduanya, sampai disuatu waktu Laras menceritakan tentang gurunya, Pak Markun. Pak Markun yang akhirnya tak lagi bekerja sebagai guru karena tidak mau menyuap untuk dijadikan sebagai guru tetap disekolah itu. namun akhirnya pak Markun tetap bisa bertemu dengan murid-muridnya dengan berjualan balon di depan sekolah. Dan kemudian mengajak murid-muridnya ke suatu tempat sepeti taman untuk kemudian memberikan nilai-nilai kehidupan untuk bekal para muridnya.
Dan setelah berpikir ulang, akhirnya pacar Laras setuju untuk tidak menggunakan calo dalam mengurus perkawinan mereka.
Laras menyampaikan satu nilai yang diajarkan gurunya, bahwa kamu adalah cerminan rumahmu. Jadi, sikap yang kita ambil merupakan cerminan dari apa yang diajarkan keluarga kita.

Film keempat:
Mengisahkan tentang seorang guru yang secara tidak langsung mengajarkan kepada muridnya untuk mau berbuat suap. Guru itu menjual buku pelajaran dengan harga yang lebih mahal dari harga seharusnya. Imbalan dari guru itu adalah memberikan nilai bagus kepada murid yang membeli buku darinya.
Dari keempat film tersebut, menurut saya di film ketiga ada hal yang kurang pas. Disana mengisahkan seseorang yang sangat idealis, namun dia melakukan kawin lari dengan pacarnya. Tidak mau ada sosok ayah dalam pernikahannya, yang mana ayah merupakan walinya karena disana Laras beragama Islam.

20 Maret 2012

Aku iri!

Yap!
Setiap kali bersama dengan orang lain, ada saja hal yang bisa membuat iri.
Dari hal sangat kecil sampai hal yang sangat besar sekalipun.
Memang ada kalanya iri itu baik, saat iri itu bisa membuat perubahan yang lebih baik pada diri kita.
Aku iri deh, masa dia begitu aktif dikampus sehingga dikenal banyak orang?
Aku iri deh, masa semua hari2nya dipenuhi dengan kegiatan bermanfaat?
Aku iri deh, masa tadarus dia sehari bisa lebih dari satu juz?
Aku iri deh, masa juz 30 dia hafal semua dan dibaca tiap sholat?
Dan sebagainya.
Inilah yang bisa membuat kita terpacu untuk lebih baik.
Dari kegiatan orang lain dan rasa iri kita padanya, bisa membuat kita bersemangat untuk berlomba-lomba dalam kebajikan.
Sip!
Mari berlomba dalam kebaikan, agar kita menjadi manusia yang lebih baik dari hari ke hari.
Amin.

12 Maret 2012

Nama Baik

Hidup dalam kesederhanaan.

"Kita sudah cukup hidup begini, yang kita miliki hanya nama baik, itu yang harus kita jaga terus," 

tulis Meutia menirukan kata ibunya,  Ny. Rahmi Hatta.
 Subhanalloh...
Betapa pentingnya nama baik.
Lebih berharga daripada gelimangan harta.

Jangan jadi Calo!

Pasti tau dong Calo itu apaan?
Itu loh, yang biasa kita temui di terminal bus atau di stasiun kereta api.
Kerjaan mereka adalah menjual tiket secara ilegal, atau mengajak sebanyak-banyaknya calon penumpang agar ikut ke armada yang mereka turut mendapatkan fee dari usahanya mengumpulkan penumpang. 
Mungkin yang sering kita temui di perempatan jalan BP (Bintaro Plaza) dimana banyak angkot disana, beberapa calo berteriak "sektor 9, sektor 9, sektor 9" dengan tujuan mengajak para calon penumpang angkot agar menggunakan angkot yang nantinya ia akan mendapat bayaran dari supirnya. Namun, sang calo tidaklah ikut naik kedalam angkot itu.
Nah, dari sinilah kita dapat mengambil pelajaran.
Bahwa ketika kita mengajak orang lain berbuat baik, maka kita pun seharusnya berbuat hal yang sama.
Bukannya mengajak orang lain untuk berbuat baik tapi kita tidak turut berbuat baik.
Seperti calo saja ^^