Oleh Drs H. Bali Pranowo, MBA.
Pengajian siang ini menarik. Karena ustadznya membawakan dengan penuh semangat dn memancing keingintahuan pendengarnya, termasuk bunda.
Pertama2 beliau bercerita tentang Fatimah, putri Rasululloh.
Subhanalloh...
Tangannya kasar, karena setiap hari Fatimah menggiling gandum untuk makan.
Fatimah sangat mendukung suaminya, Ali bin abi Thalib.
Pernah suatu hari mereka berdua menghadap Rasululloh untuk meminta pembantu agar membantu mereka.
Namun Rasululloh tidak mengiyakan permintaan mereka.
Rasululloh memberi mereka amalan agar mereka berdzikir subhanalloh 33x, alhamdulillah 33x dan allohu akbar 33x ketika mereka merasa lelah.
Subhanalloh ya...
Padahal putri Rasululloh, tapi begitu pekerja keras.
Beliau adalah wanita kedua yang akan masuk surga setelah Khadijah, istri Rasululloh.
(Khadijah, Fatimah, Aisyah istri Fir'aun, Maryam)
Suatu ketika saat Fatimah diberitahu Rasululloh bahwa ia ahli surga, ia bertanya apakah ada wanita seumurannya yang mendahului ia masuk surga?
Saat itu Rasululloh dibisiki Malaikat "ada" dan kemudian menjawabnya kepada Fatimah.
Lalu Fatimah dengan penasaran bertanya siapakah wanita itu?
Saat itu seorang sahabat lewat, ia adalah Mutiah.
Lalu Rasululloh menunjuknya seraya berkata "dia", "dialah wanita itu"
Fatimah pun menyelidiki apa yang membuatnya bisa mendahului masuk surga.
Seharian Fatimah dirumah Mutiah dan tak menemukan tanda-tanda itu.
Sore hari fatimah berpamit, dan ketika di pintu hendak keluar, disitulah Fatimah menemukan jawabannya.
Ada ember berisi air, handuk, dan cambuk.
Melihat benda-benda itu, fatimah bertanya kepada Mutiah untuk apa benda-benda itu.
Mutiah menjawab, bahwa setiap hari ia menyiapkan semua itu untuk menyambut suaminya ketika pulang bekerja nanti. Dan sebelum suaminya datang, ia terjaga, tak pernah tidur sebelum suaminya pulang, dan senantiasa berdandan seperti halnya pengantin baru untuk menyambut suaminya.
Ketika suaminya pulang, ia menyambutnya dan kemudian memasukkan handuk kedalam air untuk diusapkan ke wajah suaminya agar suaminya merasa adem ketika masuk rumah. Kemudian mengambil cambuk seraya berkata pada suaminya "Apakah ada pelayananku hari ini yang kurang? Jika ada, maka cambuklah aku."
Mendengar penjelasan itu, fatimah seolah mendapatkan jawaban dan sadar bahwa ia tak pernah melakukan semua itu.
Subhanalloh...
Bagaimana dengan kita?
Apa pernah kita berdandan bak pengantin baru setiap hari?
Jlebbb...
Mudah-mudahan ke depan bisa belajar berdandan cantik di depan suami, amin.
Selanjutnya pak ustadz menceritakan juga tentang Khadijah yang selalu mendukung Rasululloh. Wanita yang pertama kali masuk Islam, wanita yang membenarkan rasululloh ketika orang-orang mencemoohnya. Wanita pebisnis, tapi dirumah tetap menjadi sosok istri yang tidak sombong atas penghasilannya. Istri yang memberikan hartanya untuk perjuangan Islam.
Mudah-mudahan, kita, para istri yang bekerja, juga bisa seperti Khadijah, yang selalu mendukung suaminya dan tetap menjadikan suami sebagai imam keluarga.
Amin allohumma amiiin...
Pak ustadz juga bercerita tentang beliau dan istrinya, yang sudah 30 tahuan menikah tidak pernah bertengkar. Kenapa? Keduanya sama2 selalu bersyukur. Dan ketika salah satu sedang marah, maka yang lainnya diam. ketika suami marah, maka istri diam, dan ketika istri marah maka suami diam. Dengan demikian tidak pernah terjadi pertengkaran hebat yang disebabkan suami dan istri sama-sama marah/emosi.
Hmm, mudah2an bisa seperti itu...
Amiiin...
Pak ustadz menjelaskan bahwa wanita sholihah pasti Alloh jodohkan dengan laki-laki sholih. Itu pasti. Jadi, bagi para lajang yang ingin mendapatkan suami sholeh atau istri sholihah, maka jadilah pribadi yang sholih/sholihah terlebih dahulu. (ups, tapi tujuannya bukan utk seseorang ya, melainkan karena Alloh, karena hukum Alloh itu pasti. Laki-laki baik untuk wanita baik dan begitu juga sebaliknya)
*Kurang lebih isi kajiannya seperti itu. mohon maaf atas ketidaksempurnaan, bila ada yang salah, mohon koreksi.