Sebetulnya judulnya kurang pas ya kalau tulisan ini ditulis hari
ini, hari ketiga Ramadhan. Tapi lebih baik lah ya karena niatnya menyambut
bulan Ramadhan. Hehehe... Maklum jumat sudah ada ide menulis tapi ngga sempet
nulis karena kejar deadline.
Allohumma baarik laanaa fii rojaba wa sya’bana, wa ballighna Romadhona, yasirlanaa umuurona.
Bismillah, Alhamdulillahirobbil’alamin kita telah dipertemukan dengan Ramadhan kali ini. Dari Rajab hingga sya’ban kita berdoa agar disampaikan pada bulan mulia ini. Alloh kabulkan, Alhamdulillah. Semoga Ramadhan tahun ini menjadi Ramadhan terbaik untuk kita semua, Amiiin...
Sekarang saatnya kita memaksimalkan ibadah di bulan yang penuh barokah ini. Mengenai apa saja barokahnya insya Alloh sudah pada tau yah. Hari ini saya mau mengajak pembaca (ke-pe-de-an ada yang baca) untuk menentukan target selama Ramadhan dan menguatkan tekad untuk meraih target-target yang telah kita tetapkan. Syukur-syukur targetnya berlanjut hingga 11 bulan ke depan. Karena kata pak Kyai Toto, Ramadhan itu adalah bulan training sedangkan 11 bulan lainnya adalah bulan pengaplikasian/ penerapan materi yang didapat selama training. Subhanalloh ya seandainya Ramadhan tahun ini membawa semangat beribadah yang luar biasa untuk 11 bulan setelahnya. Amiiin...
Untuk saya sendiri, setelah membuat target selama Ramadhan, saya buat lembar mutaba'ah dan saya bagikan juga untuk suami saya dan khadimat (pengasuh, asisten) di rumah sebelum hari pertama Ramadhan. Tujuannya, biar ngga hanya saya yang ibadahnya tersemangati, namun juga anggota keluarga lain.
Alhamdulillah jumat kemarin bisa hadir dalam keputrian masjid
kantor yang insya Alloh isi kajiannya akan saya ulas disini. Kajiannya sendiri
diisi oleh Ustadzah Aan.
Pertama, beliau menyampaikan tujuan berpuasa sebagaimana telah disebutkan dalam Q.S Albaqarah 183 yaitu agar kita semua bertaqwa. Alloh juga menyeru manusia dalam Q.S. Al hujurat 13 bahwa Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Buah dari taqwa itu sendiri yang utama adalah ikhlas. Bagaimana
ciri orang yang ikhlas?
1. Istiqomah,
yaitu ikhlas beribadah dari awal bulan sampai akhir bulan. Lain halnya dengan
masjid-masjid di Indonesia pada umumnya, di Masjidil haram semakin mendekati
sepuluh hari terakhir, masjid makin padat dengan jamaah. Subhanalloh semoga
Ramadhan tahun ini demikian di Indonesia seluruhnya, Amiiin.
2. Tidak
akan berkurang ibadahnya meskipun dicaci atau bahasa gaulnya di bully. Karena
ibadahnya semata karena Alloh.
3. Tidak
akan bertambah amalnya meski dipuji manusia. Sama seperti poin 2, jika dipuji
pun orang ikhlas tidak akan menambah amalnya karena dia beramal untuk mendapat
pujian dari Sang Khaliq (Yaa
ayyatuhannafsul muthmainnah)
Kedua, beliau menyampaikan agar selama Ramadhan ini kita memperbaiki kepribadian sebagai seorang muslim. Diantaranya dalam hal keikhlasan, keistiqomahan, kesabaran, kejujuran, dan sifat pemaaf. Selain kepribadian juga akhlak kita perbaiki. Misalnya untuk tidak mudah tersinggung, tidak mudah marah, dan bisa menjaga lisan.
Ketiga, beliau menyampaikan bahwa dalam bulan Ramadhan itu:
a. Setiap
orang diberi irodah qowiyah, yaitu keinginan untuk berbuat baik. Misalnya yang
tidak biasa ke masjid jadi ke masjid, yang tidak biasa pakai jilbab jadi pakai
jilbab. Itu semua karunia dari Alloh di bulan Ramadhan.
b. Semua
syaitan diikat. Padahal dari awal mula diciptakan, syaitan selau beranak sampai
bercucu tapi belum pernah ada yang meninggal hingga hari kiamat nanti.
Bagaimana jika ada yang tetap berbuat maksiyat? Kata beliau, itu karena orang
yang bersangkutan tidak bisa mengikat nafsunya.
Ya Alloh aku berlindung dari ilmu yang tak manfaat, dari hari yang tidak khusyu’ dan dari nafsu yang tak pernah puas serta dari doa yang tak terkabul. Amiiin
c. Alloh
melipatgandakan kebaikan.
d. Pintu
surga dibuka semua dan pintu neraka ditutup semua. Tinggal kualitas ibadah yang
mana yang lebih unggul.
e. Persaingan
ibadah selama Ramadhan diawasi langsung oleh Alloh, padahal pada bulan lain
yang mengawasi malaikat-Nya. Bagaimana bisa kita tak tampak semangat beribadah
kalau begini?
Keempat, beliau menyampaikan agar kita sebagai seorang ibu dan istri, berusaha menjadikan rumah bernuansa seperti masjid. Dimana semua orang didalamnya berlomba-lomba untuk beribadah: sholat berjamaah, sholat rawatib, tilawah, dkk. Nah disini juga beliau menyampaikan agar semua anggota keluarga dibuatkan lembar mutaba’ah.
Selain itu, kita juga hendaknya mendidik anak dengan ajaran islam
atas dasar cinta dan kasih sayang. Proses pendidikan yang islami. Berikan
aturan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Berkebalikan dengan ilmu
parenting pada umumnya dimana tidak boleh menggunakan kata Jangan, beliau menyampaikan bahwa dalam Alqur’an dan Hadits banyak
sekali larangan (selain perintah) yang mana kata yang digunakan diantaranya
adalah Jangan. Jika hendak
memfasilitasi anak, pikirkan apakah fasilitas itu akan memudahkan/menyulitkan
dia di akhirat kelak.
Kelima, beliau menyampaikan kepada kita agar bersabar dalam melayani suami dan anak. Bukankah kita seharian kerja di luar? Kesempatan dirumah hanya sebentar, kan? (jleb) maka gunakan kesempatan itu sebaik-baiknya dengan ikhlas dan sabar. Karena pahalanya sama seperti berjihad. Nah untuk kita yang bekerja dengan niat membantu memenuhi keperluan keluarga, pahalanya sama seperti infaq. Beliau menyampaikan bahwa tanpa sabar maka tak akan bisa ikhlas (jleb lagi). Jagalah emosi, pertahankan agar keluarga kita tentram (sakinah mawaddah warokhmah). Amiiin...
Kalau bisa, kitalah yang memasak untuk berbuka, mbak di rumah
hanya ngangetin aja. Karena barang siapa memberi buka puasa orang yang
berpuasa, maka diampuni dosanya, bebas dari api neraka dan diberikan pahala
sama seperti orang yang berpuasa. Amin Allohumma Amiiin...
Terakhir, untuk level masyarakat, kita bisa ikut andil dalam membangun masyarakat yang islami. Diantaranya adalah ikut meramaikan sholat berjamaah, memberi takjil di masjid, berpartisipasi dalam nuzulul Qur’an dan i’tikaf, serta menjaga hak-hak tetangga (kalau ngga puasa jangan makan di luar yang terlihat tetangga ya).
Bagaimana agar ibadah selama Ramadhan bisa maksimal? Berikut tips yang diberikan Ustadzah Aan:
1. Memiliki
iman yang kuat
2. Niat
untuk fokus beribadah
3. Target
ibadah yang jelas dan kiat untuk mencapainya
4. Mempunyai
skala prioritas, dahulukan mana yang wajib dan mana yang paling banyak
manfaatnya, mana yang paling besar pengaruhnya ke dalam hari (efek iman)
5. Ada
evaluasi dan sanksi
6. Berbagi
tugas dalam keluarga
7. Bersegera
dalam kebaikan, jangan menunda
8. Buatlah
jadwal
Sekian sharing dari saya, semoga bermanfaat dan menambah semangat memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan ini. Amiiin... Mari ke masjid ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.