06 Maret 2012

Takkan kulepas lagi (2)

*&^$@&%^@#@_)^#

Sontak aku menjadi gugup, takut dimarahi, mondar-mandir kesana-kemari sambil mengingat-ingat kronologis kegiatanku dari kemarin.
Hari ini aku akan pergi dengannya untuk mencari souvenir pernikahan kami nanti.
Aku sudah was-was akan dimarahi olehnya.
Dan akhirnya aku menyiapkan mental untuk mengahadapinya dan bercerta jujur tentang hilangnya cincinku.
Aku sudah mencarinya di kamar mandi dan di kamar tidurku, namun tetap belum ketemu juga.
Aku minta bantuan kepada teman dan beberapa orang dikosanku, namun belum terlihat kilauan cincinku.

Yasudahlah...

Aku hanya bisa pasrah dan berdoa semoga bisa menemukan kembali cincinku, karena aku yakin sekali, terakhir kali aku memakainya adalah ketika aku mandi, dan aku yakin cincinku tertinggal disana.
Tapi sudah dicari dan tidak ada.
Satu-satunya harapanku saat itu adalah, mbak yuli yang satu kamar mandi denganku menemukan cincinku dan menyimpannya.
Karena mbak bunga saat itu terlihat gelap kamarnya.
Mbak yuli sudah pergi, dan aku tak tau kapan dia pulang. Aku sama sekali belum pernah kenalan dengannya hingga aku pun tak tau apa kesibukannya.
Jarang sekali wanita cantik nantinggi itu ada dikosan, sekali ada dikosan, biasanya pas weekend, sambil mendengarkan musik dengan leras dan menyanyi dengan suaranya yang merdu sekali. Aku berpikir dia adalah model atau mungkin sekaligus penyanyi di cafe-cafe.

tik...
tok...
tik...
tok...

Aku menunggu tunanganku datang, aku sudah siap dengan sikap yang mungkin dia ambil ketika tahu cincinku hilang.
Aku duduk dikamar salah satu temanku, dan ketika itu dia menyarankanku untuk membuatkan teh hangat agar pembicaraanku dengan tunanganku bisa sehangat teh buatanku.
Bergegaslah aku menyiapkan bahan-bahan untuk membuatkan teh hangat untuknya.

Tak lama kemudian dia mengirimkan pesan memberitahu bahwa dia sudah di depan kosan.
Aku bergerak keluar dan mamintanya untuk masuk terlebih dahulu karena ada yang mau kubicarakan.
Dia pun masuk, melihat ada teh hangat diatas meja tamu, sepertinya dia curiga ada sesuatu yang tak biasa.
Aku mempersilakannya untuk minum teh hangatnya dulu.
Tapi dia hanya meminum sedikit, selain masih panas, dia juga baru tiba dn masih gerah sekali kelihatannya. Aku tak memaksa.

:)
Dia tersenyum padaku dan mulailah aku action.
Aku menunjukkan kelima jari kananku yang jari manisnya tak terpasang cincin tunangan darinya.
Dia kembali tersenyum seolah mempersilakanku untuk bercerita.
Lalu aku bercerita dari awal sampai akhir hingga entah bagaimana cincin itu tak lagi kupakai.
Dia menenangkanku dan sama sekali ak marah padaku, dia bilang padaku agar berdoa: Jika masih rejeki, semoga ketemu cincinnya. Dan jika bukan rejeki, yasudah.
Aku sangat terharu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.