02 Maret 2012

Menjemput mereka

Detik-detik menjelang kedatangan mereka, orang-orang yang sangat kucintai.
Aku duduk lesehan disamping kakakku sambil ngobrol ngalor ngidul, sesekali memandangi luasnya bandara yang baru dua kali ini aku datangi.
Tepat pukul 01.50 mereka sudah tiba, padahal di jadwal seharusnya pukul 01.00
Aku dan rombongan dari rumah menanti tampaknya batang hidung keenamnya dari pintu kedatangan.
Yang telah sepekan ini menjalankan ibadah umroh di tanah suci.
Alhamdulillah...

Tampak seorang pemuda berpakaian rapi mendorong laki-laki lanjut usia yang berada diatas kursi roda, itu abah...
Rasa haru mulai muncul, aku dan kakakku sontak langsung mendekatinya dan meraih tangannya untuk kami cium.
Alhamdulillah, aku senang sekali melihatnya, kembali, ke Indonesia, dengan pakaian khas orang haji/umroh, bagiku mirip.
Wajahnya tampak dian seperti orang sakit.

Aku mengantarnya sampai dekat mobil, duduk disamping mobil setelah beliau turun dari kursi roda.
Aku menanyakan kabarnya, apakah beliau sakit, dan Alhamdulillah dengan lantang beliau menjawab tidak, beliau baik-baik saja, hanya merasa kedinginan, hingga jaket tebal dan shall itu masih kurang menghangatkannya.

Selanjutnya aku menunggu kedatangan umih dan besannya serta kakak pertamaku beserta istrinya.
Aku tak tahu kenapa mereka tidak bersamaan.
Hmmmm...
Tak lama kemudian ternyata umih dan besannya (ibu mertua kakak pertamaku) datang dari arah yang bukan seharusnya, mereka dari terminal 2E, padahal seharusnya 2D.
Aku langsung menujunya dan memeluknya setelah sebelumnya aku mencium tangannya, dan suara tangis pun terdengar dari kami.
Setelah mereka, besan satunya lagi (bapak dari istri kakak pertamaku) tiba dengan menggunakan kurs roda juga.
Aku pun meraih tangannya dan menciumnya.
Alhamdulillah...
Mereka semua sehat.

Kemudian kami masuk ke mobil karena kakakku dan istrinya masih menunggu koper-koper dan barang bawaan mereka.
Ternyata ada kerusakan mesin sehingga pendistribusian bawaan penumpang pesawat terpaksa dilakukan secara manual.
Hmmm...

Sambil menunggu, aku menjadi pendengar mereka, tentang cerita-cerita mereka selama disana.
Tak kubayangkan betapa bahagianya mereka, sekalinya naik pesawat, langsung dalam jarak yang jauh dan dengan tujuan untuk beribadah, senangnyaaaaaa...
Dan lebih tak terbayangkan lagi bila suatu saat mereka kesana lagi untuk menunaikan ibadah haji.
Amiiiiiiiiiin....

Setelah banyak bercerita, kakakku dan istrinya pun tiba, dengan bantuan rombongan dari rumah, mereka membawa koper-koper dan banyak bawaan lainnya seperti air zam-zam yang lumayan berat.
Alhamdulillah...
Kami pun bergegas pulang kerumah, dengan layout dalam mobil yang kurang bagus.
Tak apalah, toh hanya sebentar.

Dalam hati, aku juga ingin pergi kesana, ke rumah Alloh...
Amiiiin....
Dan, melihat kebahagiaan mereka, aku hanya bisa berdoa, kelak bisa memberangkatkan mereka kesana lagi untuk menunaikan ibadah haji, walaupun tak tahu kapan, dan tak tahu akan mendapat uang darimana, tapi aku selalu percaya bahwa rejeki itu tidak kemana.
Hehehe...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.