28 Oktober 2022

Umroh Pertama Kali Bersama Keluarga (Part I)



Alhamdulillah hari yang ditentukan tiba. Kamis, 13 Oktober 2022 kami berangkat umroh. 
Dengan dua gocar ke bandara dan satu mobil mas Ali, semua penuh alhamdulillah.
Kami berangkat dari rumah sekitar pukul 13.40 dalam suasana mendung.
Kami berdoa sebelum berangkat dengan penuh haru dipimpin oleh mas Aan dengan 5 Alfatihah yang biasa dipanjatkannya.

Alhamdulillah hujan turun ketika kami dalam perjalanan ke bandara. Singkat cerita, setelah kami makan nasi kotak dari biro kami pun check in dan menunggu untuk boarding.



Alhamdulillah...
Kamudahan demi kemudahan Allah berikan.
Pertama, saat mau sholat maghrib kami berada di mushola yang sepi. Sehingga kami wudhu pertama dan bisa memilih shaf. Dan ma sya Allah tidak batal. Alhamdulillah ya Allah...
Tak lama kemudian, mushola pun ramai. 



Kedua, kami duduk satu deret. Berenam, namun suami bisa bertukar satu kursi sehingga bertujuh dekat semua. Nah di tempat duduk kami inilah Allah beri rezeki menjadi baris pertama pembagian snack dan makan. Sehingga kami bisa memilih minuman tanpa jawaban "Maaf, habis" 
Ma sya Allah la haula wa laa quwwata illa billah

Waktu setempat masih menunjukkan pukul 2 pagi ketika kami sampai di Jeddah dan selesai mengurus bagasi. Kira-kira sejam kemudian bus kami berangkat menuju Madinah yang ditempuh 4-5 jam dari Jeddah. Kami istirahat dua kali, ke toilet dan masjid untuk sholat shubuh. Baru disitu rasanya angin semilir hawa dingin. Pertengahan Oktober ini telah memasuki musim dingin. Rasanya seperti di Bandung.


FYI : Kedua toiletnya menggunakan selang tanpa ada tombol untuk menyemprot diujungnya. Bagi wanita  hati-hati basah kuyup kalau dinyalakan terlebih dahulu (puteran buka-tutup selang dibawah saja sama seperti di indonesia, bedanya tidak ada tombol diujung selang)



Setelah sholat, kami makan di dalam bus ditemani pemandangan matahari pagi yang mulai muncul sinarnya dibalik bukit. Indahnya....
Kami juga akhirnya ketemu tempe 😆 setelah semalam makan dengan menu ala pesawat Saudi Airlanes. Alhamdulillah ibu saya mau nambah tempenya minta tuker sama ayam bakar hihi.. 

Perjalanan melewati tol Jeddah-Madinah ini rasanya lama sekali. Saya cek di gmaps mencari dimana letak Masjid Nabawi, rasanya sudah tak dapat ditahan rindu ini. Sepanjang perjalanan membayangkan bagaimana dahulu Baginda Nabi melakukan perjalanan jauh dan juga perang. Pemandangan berupa pegunungan batu menampilkan bayangan pasukan panah di perang Uhud. Ma sya Allah...

Hati senang ketika melihat di tepian jalan ada pohon kurma, keledai, dan bangunan kotak yang mengingatkanku pada kota Tarim yang telah kukunjungi virtual bersama Ustadzah Halimah. Hehehe


Hari pertama
Kami memutari komplek masjid Nabawi yang luasnya sungguh membutuhkan fisik yang kuat. Tips kesini sebaiknya menggunakan topi dan kacamata hitam karena sangat terik meski baru waktu dhuha. Jangan lupa juga mencatat/mengingat pintu berapa untuk menuju hotel. 

Jika ingin sholat berjamaah, sebaiknya datang lebih awal dan mengambil wudhu dari hotel. Untuk anak-anak ternyata ngga bisa masuk ke dalam. Dhuhur kami ikut jamaah jumat jadi memang diluar shaf wanita itupun perjuangan mendapatkannya. Namun tidak mengurangi kebahagiaan kami. Setelah sholat, hampir selalu sholat ghaib. Yang engga tau, bakal bingung dan salah gerakan sholat biasa. Ketika sholat maghrib anak-anak saya dilarang masuk, masih jauh dari pintu saja askarnya sudah memberi kode untuk sholat di luar (plataran masjid di bawah payung)

Disini bertemu banyak sekali orang dari segala penjuru dunia dengan segala karakter mereka. Entah karakter sholat dan pakaian, maupun karakter lain. Saya merasa disini diuji itsar kita. Apakah akan mendahulukan orang lain atau yang penting saya dan saya. 


Cerita unik waktu mau sholat jumat.
Ketika saya sedang membaca Quran, tiba-tiba seorang wanita paruh baya di shof depan saya ada yang menunjuk Alquran saya sambil berbahasa entah apa. Saya menebak dia mau pinjam. Tapi kan saya sedang membaca surat Alkahf? Saya jawab saja Alkahf semoga dia pengertian. Beberapa kali dia mencoba melihat keadaan saya, mungkin mengecek apakah sudah selesai belum. Tak lama kemudian, saya memang sedang stop dulu. Dia pun mengulanginya lagi, kali ini saya pinjamkan. Dia mengembalikannya setelah membaca Alkahf karena saya lihat dia membuka halaman yang saya tandai untuk Alkahf.

Untuk air minum, hampir semuanya dingin. Ada yang bertuliskan air zamzam (bentuknya seperti dispenser ember namun apik) ada juga yang tidak-menurut saya (bentuknya kran air yang memancur ke atas). 

Sebaiknya waspada kalau tidak biasa minum air dingin. Kalau kami membawa botol untuk diisi dan diminum keesokan harinya. Hari pertama anak saya sudah batuk-batuk, mungkin karena virus flu bukan air zamzam dingin. Memang banyak sekali orang disana, jarang yang memakai masker, yang batuk juga tidak sedikit.

Dari pengalaman beribadah dengan orang dari berbagai belahan dunia, saya belajar membaca bahasa orang dari gerak tubuh, hahaha... seru sekali

Hari pertama masih acara bebas. Jadi, selain istirahat karena memang ma sya Allah badan rasanya aduhai ya diisi kegiatan ibadah masing-masing. Tapi tetap senang dan betah karena deket banget sama jasad Nabi Muhammad. Shollu alaih...

Oh ya, saya sendiri sholat di luar karena anak kedua saya dilarang masuk. Yasudah, belajar ridho dengan takdir Allah. Sholat di depan Gate Ustman Bin Affan bersama duo krucil, mbahnya, utinya, tantenya, plus gembolan-gembolan tentunya. 



Hari kedua

Alhamdulillah pagi ini saya bisa sholat di dalam masjid Nabawi. Terima kasih ya Allah Engkau anugerahkan suami yang pengertian, sehingga duo sholihah ikut papahnya sejak tahajud hingga rombongan ibu-ibu selesai ke raudhoh. Mereka bertiga berziarah ke makam Baqi. Alhamdulillah, mungkin ini kesempatan sekali seumur hidup anak-anak karena ketika mereka dewasa sudah tak dibolehkan ke makam baqi.

Alhamdulillah saya bisa menyaksikan payung di plataran masjid terbuka saat sedang pengarahan sebelum ke raudhoh. Ma sya Allah ♥️

Singkat cerita, alhamdulillah kami bisa melihat makam Rasululloh dan berkirim salam langsung di dekat jasad beliau yang mulia 😭😭😭

Antrean mungkin 2,5 jam dari jam 6 pagi selepas sholat shubuh dan pengarahan. Hanya tangis dan pasrah saat melihat bagaimana perjuangan menuju raudhoh. Yang saya pikirkan: Jika di dunia ini mau dekat sama Rasululloh saja perjuangannya begini, bagaimana kalau mau dekat dengan beliau di akhirat kelak? 😭😭😭
Pantaskah diri ini?

Meski melihat kubah hijau saja tenang hati ini rasanya. Juga senang ketika bisa berkirim salam langsung di kota beliau ini, sholat di masjid beliau, dan bersholawat di dekat beliau kurang lebih dalam jarak ratusan meter.

Ya Allah, panggil kami lagi kesini tahun depan dan setiap tahun ya Allah...
Panggil pula keluarga kami dan semua yang punya hubungan dengan kami serta seluruh muslim ya Allah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.