11 Agustus 2019

#4 [Review Buku] How to Make a Baby, Mommy?


Bismillah...

Akhirnya buku ini resmi saya review di blog, hahaha... Buku pegangan yang kalau ada sesuatu
yang diperlukan untuk tahu jawabannya saya buka buku ini.

Yup! Isinya itu seputar pendidikan seksualitas untuk anak, khususnya yang berkaitan dengan keingintahuan anak tentang tubuhnya, organ seksual, perbedaan anatomis tubuhnya dengan lawan jenis, kehamilan, kelahiran, pernikahan, pubertas, dan sebagainya.

Bukunya menarik karena isinya daging semua namun dikemas dengan bahasa yang ringan dan enak dibaca.

Kenapa? Karena isinya kisah pengalaman para kontributornya. Jadi, namanya baca kisah itu saya serasa ada didalamnya. Pun, saya nggak merasa digurui, padahal jelas saya sedang belajar dari pengalaman orang lain.

Di akhir setiap kisah, ada catatan psikolog yang membantu orang tua bila ada kejadian serupa yang dialami. Jadi semacam panduan untuk orang tua gitu...

Nah, ini isi detail bukunya, saya fotokan dari daftar isi yah... Semoga jadi ada gambaran, hihihi...



Baca buku ini nggak pengen berhenti. Karena kisahnya dekat dengan keseharian saya sebagai seorang ibu. Sering kali saya cekikikan sendiri membaca kisah didalamnya yang menceritakan bagaimana polosnya pertanyaan anak kecil yang membuat orang tuanya gugup menjawab.

Ehmmm, memang pendidikan seksualitas untuk anak itu menurut saya perlu untuk dipelajari. Kalau engga, baca judul buku seperti ini aja bakal negative thinking. Padahal pendidikan seksualitas itu menyangkut banyak hal: fitrah seksualitas, peran ayah dan ibu dalam membangkitkan fitrah seksualitas, bagaimana menghadapi pertanyaan anak, dan sebagainya.

Nah, dari buku ini dapat dipelajari beberapa hal utama terkait pendidikan seksualitas pada anak.

Pertama, ketika anak bertanya, kenalkan saja pada kosakata baru, jelaskan dengan singkat, dan jujur. Pada waktunya, saat kemampuan kognitif anak semakin berkembang, anak akan siap untuk memahami dengan jelas.

Kedua, bahwa penjelasan paling baik kepada anak-anak adalah dengan menerapkan konsep dan contoh yang benar. Contohnya mengenai konsep mengenai perbedaan lelaki dan perempuan, pergaulan lelaki dan perempuan, konsep anak-anak dan orang dewasa, dan konsep aurat menjadi dasar untuk menjelaskan lebih mudah konsep pernikahan. Kisah di buku yang mendasarinya adalah ketika anak bertanya tentang apa itu menikah, hihihi...

Ketiga, jika tidak bisa menjawab, jangan asal jawab. Apalagi mengangkut hak sensitif. Jleb banget nggak sih? Toh ternyata anak bisa menerima kalau orang tua mengatakan belum tahu jawabannya. Kalau saya, biasanya saya katakan bahwa saya punya PR. Dan minta tolong anak untuk mengingatkan saya ketika lupa memberitahu jawabnnya kelak saat sudah menemukan dari sumber terpercaya. Kan daya ingat anak-anak lebih tajam dari pada saya 😁

Keempat, perlu dipikirkan bagaimana menjelaskan konsep menikah atau kawin pada binatang yg secara gamblang dapat terlihat langsung oleh anak melalui aktivitas fisik. Hwahaha malah dapet PR nih...

Kelima, untuk menghadapi pertanyaan tak terduga dari anak, usahakan sebaik mungkin ekspresi wajah tetap biasa. Hayooo, yang masuk golongan mudah panik siapa, cung? 😂

Keenam, kenalkan bahwa anak hanya akan didapatkan setelah terjadi pernikahan. Dan, peenikahan untuk wanita hanya dapat dilakukan sekali untuk satu lelaki.

Saya rasa cukup enam saja catatan yang perlu saya tulis.



Judul buku: How to Make a Baby, Mommy?
enulis: Dian Mardi S., Gita Lovusa, dkk.
Penerbit Kaifa
Jumlah Halaman 172 halaman

1 komentar:

  1. Waaah bagus kayanya bukunya. Makasi reviewnya mak, jadi wishlist buat punya

    BalasHapus

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.