10 Februari 2021

4 Tips Fokus Saat Work from Home


Bismillah...

Banyak sekali ibu-ibu yang Work from Home (WfH) namun kenyataannya ... ya begitulah :D

Karena di mata anak, yang namanya ibu di rumah itu ya "main sama aku", "nemenin aku makan", dan segala ke-aku-an yang lain. Apalagi kalau anaknya masih balita.

Sampai saya pernah mengobrol dengan anak kedua saya tentang apa yang dia inginkan. Jawabannya mau Ibun WFH terus. Dan setelah saya konfirmasi, arti WfH bagi dia adalah Ibun kerja di rumah dengan jenis pekerjaan memasak, menyiram taneman, nyuapin dia makan, menemani dia bermain, tidur siang, dan sebagainya. 

Lalu gimana dong biar WfH tetap bisa bekerja dan juga bisa membuat ananda merasa senang dan tak terabaikan?

Banyak sekali caranya. Yang intinya adalah briefing dengan jelas serta komitmen dan konsisten dalam menjalani.

Dulu saya pernah mengambil waktu pagi sebelum anak pertama memulai kegiatan sekolahnya. Lumayan produktif karena aplikasi penunjang pekerjaan pagi-pagi masih lancar. Sementara saat itu, makin siang makin banyak yang akses dan mulai melambat. Di saat itulah saya switch kegiatan bersama anak-anak.

Saya juga pernah melanjutkan pekerjaan di malam hari, bila memang pekerjaan itu harus selesai di hari itu juga. Meski sungguh itu berefek kurang baik untuk mata saya. Tapi memang itulah yang harus dilakukan kalau memang sampai sore belum bisa melanjutkan pekerjaan.

Belum lama ini saya mendapat sharing dari grup alumni Enlithtening Parenting dan saya praktekkan. Alhamdulillah, jauh lebih efektif. Saya bisa fokus bekerja dan juga fokus bermain dengan anak. Kuncinya dua hal yang saya sebutkan di atas.

Jadi, pertama-tama, saya briefing dulu ke anak bahwa kalau saya WfH, maka saya akan bekerja namun dari rumah. Sehingga mereka paham kalau saya bekerja di rumah, nggak sama dengan ketika weekend saya bebas bermain tanpa melakukan pekerjaan kantor.

Kedua, saya sepakat dengan anak-anak untuk membagi waktu bekerja dan bermain secara bergantian. Poin ini harus menyesuaikan usia anak karena rentang konsentrasi anak akan berbeda sesuai dengan usianya. Misalnya, anak saya usia 4 tahun, maka dia belum bisa sepakat untuk menunggu saya bekerja selama dua jam. Karena itu, saya buat waktu bekerja saya 20 menit, dan waktu bermain dengannya 15 menit. Saya gunakan timer untuk hitung mundur waktu. Saya briefing juga ke anak bila alarm bunyi, maka saya akan bermain dengannya. Dan selama saya sedang bekerja, saya minta tolong ART untuk menemani anak saya bermain, atau saya berikan pilihan dia untuk bermain sesuai minatnya. Saya juga sepakat dengan anak, kalau saya bekerja, mereka akan sabar menunggu alarn berbunyi sehingga saya dapat fokus bekerja.

Jadi, timernya seperti ini:
20 menit work-time
15 menit play-time
20 menit work-time
15 menit play-time
...
dan seterusnya dengan tetap mengikuti jadwal yang sudah rutin seperti jadwal sholat, snack time, dan makan.

Ketiga, sebelum memulai hari kerja WfH sebenarnya, kami melakukan role playing dulu. Misalnya saya WfH senin, maka hari sebelumnya kami bermain peran. Set timer, lalu pura-puranya saya bekerja depan laptop, sementara anak-anak bermain, ketika alarm bunyi, saya bermain dengan anak. Pokoknya seolah-olah memainkan peran yang akan benar-benar terjadi di hari senin.

Terakhir, penuhi tanki cinta mereka sebelum memulai bekerja di rumah. Jadi dari pagi bangun tidur sampai waktu bekerja tiba (misal pukul 08.00) kita berkegiatan dengan anak-anak.

Alhamdulillah dengan cara seperti ini, saya bisa fokus bekerja sekaligus fokus saat berkegiatan bersama-sama anak.

Kalau sudah berjalan, waktunya bisa ditingkatkan. Misalnya waktu bekerjanya 30 menit, mainnya 15 menit. 

Kuncinya adalah komitmen dengan apa yang sudah disepakati dan jalankan dengan konsisten. 

Jadi, jangan sampai di saat waktu bekerja yang sekian puluh menit itu kitanya malah mainan HP :(
Fokus kerja, biar dalam waktu singkat itu bisa produktif. Juga jujur kepada atasan bila belum bisa segera merespon pekerjaan saat sedang berkegiatan dengan anak.

Trus kalau ada rapat gimana?
Ini beda kasus, kalau saya, jika ada zoom meeting maka saya katakan dengan jujur ke mereka bahwa saya akan berkegiatan dengan mereka kalau zoom meetingnya sudah selesai. Meski awalnya mereka juga bolak-balik terus kok alarm-nya nggak bunyi-bunyi bun? namun alhamdulillah mereka bermain tanpa menarik-narik saya.

Hmmh.. semoga ALlah mudahkan kita semua untuk bisa menjalankan segala peran yang saat ini sedang diamanahkan ke kita ya, Buibu.. Aamiin

Saya sharing karena merasa nyaman dengan cara seperti ini. Bukan artinya juga nggak ada saat anak menarik-narik saya saat sedang di depan laptop. Karena ada kalanya juga anak lupa dan tugas kita mengingatkan. 

Tunjuk diri sendiri dulu, mungkin upayanya masih kurang maksimal. Perlu breifing ulang dan role play ulang? Atau ibu mulai nggak fokus bekerja di work-time yang sudah disepakati? Banyak-banyak istighfar dan perbaiki upaya serta komitmen pada kesepakatan yang sudah dibuat.

In sya Allah WfH minim drama ;)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.