Tulisan ini saya copy dari Resume Materi Kuliah WhatsApp Grup Rumah Main Anak 5,6,7 atas izin dari admin Grup. Semoga bermanfaat ya...
Judul materi: Perkembangan Bahasa Bayi Usia 0-2 Tahun
Hari/tanggal: Selasa / 17 Mei 2016
Pemateri: Puti Ayu Setiani, S.Psi
MATERI KULIAH
Tiga tahun pertama kehidupan saat dimana otak sedang berkembang dan mematang merupakan periode yang intensif dalam perkembangan kemampuan bicara dan bahasa bayi. Ketrampilan ini akan berkembang baik melalui suara, hal yang dilihat, paparan yang konsisten yang didapatkan dari pembicaraan dan bahasa orang di sekitar bayi.
Tanda-tanda bayi berkomunikasi terjadi ketika bayi belajar bahwa menangis akan membawa makanan, kenyamanan, dan perhatian. Bayi yang baru lahir juga mulai mengenali suara penting dari lingkungannya, seperti suara ibu atau pengasuh utama. Umumnya pada usia 6 bulan, bayi mulai mengenali suara dasar bahasa utama mereka.
Berikut merupakan capaian perkembangan bahasa bayi:
- 0-3 bulan
Bereaksi terhadap suara keras
Merasa tenang atau tersenyum ketika ada yang mengajaknya berbicara
Mengenali suara pengasuh utama dan menjadi tenang saat mendengarnya (ketika menangis)
Ketika diberi makan (ASI) mulai atau berhenti menghisap untuk merespon suara
Mengoceh seperti “aah”, “uuh” (cooing) dan membuat suara yang menyenangkan
Memiliki tangisan-tangisan khusus untuk kebutuhan yang berbeda (biasanya tangisan ketika lapar, mengantuk akan berbeda caranya)
Tersenyum ketika melihat bunda atau pengasuh utama
- 4-6 bulan
Mengikuti suara melalui mata mereka
Berespon bergantung intonasi suara Bunda atau pengasuh utama
Menyadari bahwa mainan dapat menimbulkan bunyi
Memberi perhatian pada suara-suara berirama atau musik
Mulai babling (papapa, bababa, mamama)
Tertawa
Melakukan babling ketika gembira atau tidak senang
Mengoceh ketika sendiri atau sedang bermain bersama orang lain
- 7 bulan -1 tahun
Senang saat bermain cilukba
Menoleh dan melihat asal suara
Menoleh ke asal suara ketika dipanggil namanya
Mulai menyadari nama pengasuhnya dan akan bereaksi ketika nama pengasuhnya disebut
Mulai dapat mengungkapkan persetujuan atau ketidaksetujuan dengan mengangguk atau menggelengkan kepala
Mendengarkan ketika diajak berbicara
Tersenyum dan menangis untuk mengekspresikan perasaan mereka
Memahami kata-kata umum seperti, botol, sepatu, minum
Memberikan perhatian untuk perintah sederhana seperti “No”, atau “Kasih ke Bunda”.
Memahami kata “tidak” namun tidak akan selalu mematuhinya
Babling dengan menggunakan rangkaian suara seperti “tata, bibibi, upup”
Babling untuk mendapatkan perhatian
Meniru beberapa suara
Dapat mengucapkan satu atau dua suku kata di ulang tahun pertamanya (misal, mama, hi, dsb).
Berteriak untuk mendapatkan perhatian
- 1-2 tahun
Mengetahui beberapa bagian tubuh dan dapat menunjuknya ketika ditanya
Mengikuti perintah sederhana (misal: "lempar bolanya") dan memahami pertanyaan sederhana ("dimana sepatu adek?")
Menikmati ketika mendengarkan cerita pendek dan sederhana, lagu, atau alunan irama
Menunjuk gambar, ketika disebutkan, yang ada di dalam buku
Mampu bertanya beberapa pertanyaan mengenai orang atau sesuatu (misal, cicak mana? Pergi?)
Menggunakan dua kata bersama (misal “mau lagi”)
Menggunakan berbagai macam konsonan di permulaan kata
Normalnya, anak usia 12-18 bulan sudah bisa menyebutkan minimal 3-5 kata. Sedangkan anak usia 18-24 bulan anak sudah mampu minimal menyebutkan 10-20 kata, termasuk namanya (meski bisa jd pengucapannya belum sempurna).
Normalnya, anak usia 12-18 bulan sudah bisa menyebutkan minimal 3-5 kata. Sedangkan anak usia 18-24 bulan anak sudah mampu minimal menyebutkan 10-20 kata, termasuk namanya (meski bisa jd pengucapannya belum sempurna).
❤ Beberapa hal yang dapat dilakukan
- Mengajarkan bergiliran berbicara yang merupakan aturan sosiolinguistik pertama. Contohnya ketika Bunda mengatakan “Siapa yang pintar?”, Bayi akan berespon dengan suara, lalu Bunda bisa meresponnya dengan mengatakan “Iya, anak Bunda ya pintar”.
- Dengarkan Bayi, jangan menyela bayi ketika sedang asyik mengoceh, tunggu sampai ia berhenti.
- Berbicaralah dengan bahasa yang betul, bukan sengaja disamakan dengan bahasa bayi (berpura-pura cadel misalnya).
- Matikan televisi atau perangkat suara lain ketika sedang belajar berkomunikasi dengan bayi Anda.
- Bacakan buku cerita sederhana ketika tidur. Selain sebagai sarana untuk mengajarkan kata-kata baru, menunjukkan hubungan kata dengan gambar, hal ini juga dapat meningkatkan kelekatan antara anak dengan Bunda.
Perkembangan bahasa ada tahapannya pula, dimulai dr cooing, babling, mengucap kata, menyusun kalimat, hingga mampu memahami wacana. Meskipun anak kita saat ini masih babling, usahakan kita tetap mengucapkan kata tersebut secara utuh.
Sumber: www.nidcd.nih.gov
〰〰〰〰〰〰〰〰
Instagram : @rumahmainanak
Fanpage Facebook : Rumah Main Anak
Web : www.rumahmainanak.com
Belum nikah, tapi ini bermanfaat sekali apalagi bagian yang dicadel-cadelkan dan penggunaan bahasa yang bermacam2 nya ^^
BalasHapusiya, sebelum tahu ttg itu. banyak sekali ya org tua yg cadel-cadelin demi menyamakan dgn bhs anak
Hapusnah ini bagus perkembagannya di catat jadi bisa buat kenang-kenangan ya
BalasHapusada jg skrg semacam buku duary anak mba. jd bs ada tulisan dan foto perkembangan. seru kykny ya
HapusAlhamdulillah, Fira sudah dapat dikatakan normal pertumbuhan dan perkembangannya
BalasHapusalhamdulillah.. insya ALLoh nnt sy dhare lg tahap selanjutnya :)
HapusSaya belum dapat serajin ini menuliskannya Mbak,
BalasHapussaya juga engga si, yg diatas hanya resume materi kulwap aja.
Hapusberhubung belum ada debaynya jadi belum bisa komen banyak mbak haha :D
BalasHapusnoted ajalah
hehe.. iya, saya tulis ulang di blog juga untuk catatan.
HapusAlhamdulillah anakku udah 2tahun udah bisa mengungkapkan secara lisan apa yg dia mau. Malahan kadang curhat dan komplain
BalasHapusalhamdulillah. hihi, lagi lucu2nya ya mak.
Hapus