24 Juli 2018

Tips Melatih Anak Bersepeda Roda Dua

cara mengajari anak sepeda roda dua

Apakah sikecil sedang dalam tahap belajar mengayuh sepeda roda dua?

Setiap orang tua memang punya tips dan trik sendiri untuk melatih anak-anaknya pandai mengendarai sepeda roda dua. Ada yang diawali dengan balance bike, kemudian langsung sepeda roda dua. Ada juga yang dimulai dari sepeda roda tiga dahulu seperti anak pertama saya.

Awal mula Rizma mengenal sepeda adalah sepeda roda tiga berbentuk vespa berwarna pink yang
terbuat dari plastik. Lucu! Saat itu masih jarang model vespa dalam dunia sepeda batita. Atau memang saya dan suami yang saat itu baru menemui karena memang baru punya anak ya? 

Mengayuh Dulu atau Latih Keseimbangan Dulu? Mana Yang Memudahkan

Intinya, awal mulanya hanya naik sepeda. Rizma nggak bisa mengayuh karena masih dua tahun kakinya belum sampai ke pedal. Juga karena bahan ban sepeda terbuat dari plastik jadi agak sulit bila melaju diatas bidang yang nggak mulus. Setelah itu, lanjut berkenalan dengan sepeda roda tiga. Salah satu milestone yang saya ingat dari sharing dokter Waldi adalah bahwa anak tiga tahun seharusnya sudah bisa mengayuh sepeda roda tiga. Alhamdulillah Rizma sudah bisa mengayuh sepeda roda tiga saat konsultasi ke dokter waldi di usia tiga tahun.

Memang awal punya sepeda roda tiga nggak langsung bisa mengayuh meski sepedanya tergolong mudah untuk dikayuh di jalanan nggak rata. Namun, dengan sering berlatih mengayuh, alhamdulillah lama-lama bisa juga mengayuh. Tips untuk pertama latihan mengayuh, usahakan di jalanan yang mulus. Waktu itu Rizma belajar mengayuh sepeda roda tiga di taman Bintaro Jaya Exchange. Alhamdulillah nggak butuh waktu lama untuk bisa lancar mengayuh sepeda roda tiga.

Setelah lancar mengayuh, saya dan suami menghadiahi Rizma sepeda roda empat alias sepeda roda dua dengan dua roda bantuan. Karena sudah terbiasa mengayuh, jadi Rizma lancar-lancar saja mengayuh sepeda roda empat duanya. Waktu itu kami beli di AEON Mall BSD City, tepatnya di Build A Bike. Waktu baru beli langsung dikayuh itu sepeda dari toko ke parkiran, hahaha...

Selanjutnya, kami selalu memotivasi Rizma agar selalu berlatih sepeda barunya. Teman-teman satu komplek kebetulan sudah pada bisa naik sepeda roda dua semua. Jadi, kami terbantu sekali dalam memberikan semangat pada Rizma.

Awal-awal latihan, Rizma hanya mau di dalam rumah yang baru dua tiga kali gowes saja sudah harus puter balik. Alasannya karena jalanan di luar rumah nggak rata, jadi dia akan lebih banyak effort untuk menggowes. Alhamdulillah lama-lama mau juga Rizma berlatih di jalanan depan (jalanan cor-coran) sebelum akhirnya mau berlatih di depan rumah yang memang konturnya nggak mulus. 

Setelah berlatih dengan roda empat, kami pu bernegosiasi untuk berlatih langsung tanpa roda bantuan. Tapi Rizma belum mau. Ya sudah akhirnya sepeda itu belum beralih nama sepeda roda dua. Hehehe...

Sampai akhirnya saya membelikan Rizma balance bike bekas.

Yang belum tahu apa itu balance bike atau push bike atau kick bike, bisa dilihat gambarnya seperti di bawah ini ya.


balance bike murah

Yup! Jadi balance bike itu sepeda roda dua tanpa pedal. Sepeda ini dikendarai dengan dua kaki anak yang menaikinya. Semacam mainan truk-trukan anak itu, bedanya ini sepeda roda dua. 

Seperti namanya, balance bike ini dirancang untuk melatih keseimbangan. Kalau mau bisa sepeda roda dua kan sudah pasti syaratnya harus bisa seimbang ya saat menaiki sepeda. Nah, latihan -hanya- keseimbangannya ini bisa dengan balance bike. Jadi, kalau anak sudah bisa seimbang saat menaiki sepeda, selanjutnya tinggal digabung dengan skill menggowes sepeda.

Saya mendapatkan balance bike bekas dengan harga murah. Alhamdulillah. Punya teman yang sedang tinggal di Canberra dan berbaik hati mau info kalau ada preloved balance bike murah. Hihihi... Rejeki nggak kemana, dengan hanya 300 ribu saya sudah bisa menghadiahi Rizma balance bike -yang sudah sejak lama ingin saya beli-.

Sebelumnya saya mencari tahu apakah ada balance bike lokal. Asumsi saya kalau buatan lokal biasanya lebih murah dari pada yang impor. Dan ternyata ada loh yang menjual. Hanya saja lokasinya jauh di Jogja, terdekat ada sih di Bandung. Kalau di Jakarta atau Tangsel belum nemu selain merk luar yang harganya menurut saya mahal. Tapi digabung dengan ongkirnya, saya masih keberatan saat itu. Akhirnya setelah sabar menunggu, saya dapat juga si balance bike ini dari teman saya tadi. Alhamdulillah...

Kenapa balance bike? Jawabannya karena banyak manfaatnya, bisa dilihat di infografis berikut (sumber)

manfaat balance bike

Dari balance bike, Rizma belajar keseimbangan. Awalnya dia juga merasa aneh kok ada sepeda tanpa alat gowes (pedal)? Saat berlatih juga awalnya pelan-pelan dan nggak berani meluncur. Hingga suatu hari dia menunjukkan pada saya dan papahnya kalau sudah bisa lepas kaki dan meluncur setelah mengayunkan sepeda dengan kaki.

Yang belum jelas dengan cara penggunaan balance bike, video ini bisa jadi gambaran:



Nah, setelah mahir menyeimbangkan badan diatas balance bike, selanjutnya Rizma latihan sepeda roda dua yang beberapa waktu menganggur karena ada balance bike. Nggak tanggung-tanggung, oleh papahnya dua roda bantuan langsung dilepas. Tentu saja awalnya Rizma langsung protes karena merasa belum percaya diri. Kami selalu memotivasi dan menyemangati Rizma bahwa kalau sudah bisa balance bike, in sya alloh lebih mudah menggowes sepeda roda dua.

Latih Terus Menerus, Jangan Ada Kata Malas untuk Orang tuanya

Alhamdulillah latihan pertama Rizma sudah bisa seimbang, namun harus ada tangan papahnya yang memegang sadel selama sepedanya berjalan. Hahaha... Intinya Rizma belajar sepeda roda dua ini, papahnya full berkeringat karena nggak boleh lepas tangan -dan bisa bayangin posisi papahnya setengah membungkuk sambil lari-lari karena sepedanya kecil dan melaju cepat-. 
Padahal sih itu tangan cuma menempel saja di sadel, sama sekali nggak mempengaruhi keseimbangan Rizma. Tapi namanya belum 'pede' jadi ya begitu deh.

Alhamdulillah latihan selanjutnya sudah berani meski jaraknya pendek, dan latihan berikutnya sudah lancar dengan pose berbelok segala. Alhamdulillah... 

Selalu Berikan Apresiasi Kepada Anak

Okey, sekian dulu sharing saya tentang perjalanan Rizma yang akhirnya bisa mengayuh sepeda roda dua di usia lima tahun -lebih sebulan tepatnya-. Nggak menyangka kalau Rizma bisa dan berani. Intinya jangan sampai membuat anak kita trauma belajar. Terus berikan apresiasi seberapa pun kemajuan yang mereka capai.

Semangaaaaaat!!!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.