26 Maret 2020

Dicabut Nikmat Punya Tangan Kiri


Bismillah...

Ijinkan saya bercerita tentang sebuah renungan tentang nikmat.


Selama ini, apakah sering diri ini mensyukuri segala nikmat Alloh mulai dari hal-hal yang sering dilupakan seperti bisa bernafas gratis?

Kalaupun bersyukur, terkadang saya lupa menyebutkan satu per satu nikmat hingga detail. Meski alhamdulillah sekarang sudah rutin bersyukur bersama keluarga setiap malam.

Baca juga: Jurnal Syukur

Jumat, 14 Maret 2020

Malam itu rasa-rasanya saya mau menepuk nyamuk yang lewat di depan saya. Qodarulloh tangan kiri saya malah kayak punya rem karena nyamuknya nabrak tembok. Intinya tangan kiri saya bagian pergelangan sampai jari-jari itu semacam tertekuk ke arah punggung tangan dan rasanya sangat sakit.

Besoknya saya nggak ikut nyemplung ke kolam renang karena tangan masih sakit.

Besoknya lagi, pas beli sepeda untuk mbak Rizma, saat itu pula tangannya semakin sakit. Sampai saya sholat maghrib saja sambil menangis.

Setelah sampai rumah, sholat isya saya kesulitan memakai mukena. Mbak Rizma yang melihat saya sontak membantu saya memakai atasan mukena. Sweet... Teringat filmnya Ainun Habibi.

Keesokan harinya juga saya kesulitan melakukan kegiatan yang melibatkan tangan kiri.

Betapa nikmatnya punya dua tangan utuh yang bisa dipakai berkegiatan.

Saya jadi teringat almarhum Abah yang di usia senjanya melewati hari-harinya tanpa berfungsinya tangan kiri dan kaki kiri.

Alfatihah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.