Majalahnya Kanwil DJP Jakarta Barat, Edisi Oktober 2019
Kata Siapa di Kantor Tidak Bisa Minim Sampah?
Akhir-akhir ini, Menuju Hidup Minim Sampah agaknya menjadi gaya hidup banyak orang. Meski
sebenarnya, gaya hidup minim sampah ini sudah lama dianut oleh nenek moyang kita. Dahulu, mereka tak pernah luput membawa keranjang/tas belanja saat ke pasar. Jajanan dan segala macam kebutuhan juga banyak sekali yang masih menggunakan bahan-bahan alami. Sampah yang dihasilkan pun masih bisa dikompos atau sekadar dikubur tanah lalu terurai. Intinya sih, nenek moyang kita cinta bumi dengan menjaganya.
Kebiasaan itu lambat laun mulai
'punah' seiring dengan kemajuan industri dan teknologi. Karena itu, gaya hidup
minim sampah atau yang lebih dikenal dengan tagar #zerowaste ini bisa dikatakan
lahir kembali setelah banyak pihak yang sadar bahwa bumi tercinta khususnya
Indonesia sudah darurat sampah.
Sudah banyak sekali berita
tentang longsor di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Siapakah penyumbang sampah di
gunung-gunung sampah itu jika bukan kita?
Tak sedikit pula berita hewan
laut yang mati mengenaskan karena menelan sampah plastik.
Apakah kita salah satu penyumbang
sampah plastik itu?
Lalu, apa yang bisa kita lakukan
untuk melanjutkan misi menjaga bumi tercinta?
Sebagai pegawai kantoran, apakah
bisa hidup minim sampah?
Semua pertanyaan itu bisa dijawab
bila kita sadar bahwa bumi Indonesia sudah darurat sampah. Solusi yang bisa
dilakukan ada banyak, yang kesemuanya mempunyai satu tujuan yaitu meminimalkan
sampah yang dibuang ke TPA atau memperpanjang usia sampah.
Sudah pernah mengamati banyaknya
sampah dalam sehari yang berada di TPS kantor kita?
Jika belum, mari bersama-sama
melakukan 3 AH yaitu Cegah, Pilah, dan Olah.
Baca juga : Belajar Zero Waste
Baca juga : Belajar Zero Waste
AH pertama, CEGAH.
Langkah awal untuk mencegah
sampah adalah kita menganalisa terlebih dahulu apa saja sampah yang kita
hasilkan selama berada di kantor:
- Sisa
makanan dan minuman yang tak dihabiskan;
- Bungkus
makanan dan gelas/botol minuman sekali pakai;
- Tisu;
- Kertas
bekas;
- Plastik
dan kardus sekali pakai, dari hasil belanja offline maupun online.
Anggaplah jenis sampah yang
mungkin kita hasilkan dalam sehari selama berada di kantor ada lima seperti di
atas. Maka, langkah selanjutnya adalah membuat alternatif solusi agar kelima
tersebut sampah dapat dicegah. Apa kira-kira yang dapat kita lakukan?
- Habiskan
makanan dan minumanmu.
Dengan
menghabiskan makanan dan minuman, maka sampah pertama dapat dicegah dan
berkurang satu jenis sampah yang akan ke TPA. Bagaimana bila terpaksa ada sisa
makanan dan minuman yang tak bisa dimakan? Sebut saja tulang ayam goreng dan
sisa endapan kopi. Kalau di rumah, mungkin bisa dikompos, dimasukkan ke lubang
resapan biopori, atau diberikan kepada makhluk lain seperti kucing misalnya.
Pilih saja mana yang busa dilakukan selama di kantor. Paling tidak, kita sudah
menghemat sampah lebih banyak dibandingkan jika kita tidak menghabiskan
makanan.
- Bawa
bekal makan dari rumah; atau makan di tempat makan; atau bawa wadah makan
dan minum yang dapat dipakai berulang kali saat akan membungkus makanan
dan minuman dari tempat makan.
Pernah melihat
isi tong sampah di pantry? Kebanyakan adalah kertas minyak bekas bungkus
makanan, plastik bekas bungkus makanan berkuah, kertas bekas beli 'gorengan'
dan sebagainya.
Semua sampah
itu bisa dicegah. Bawalah bekal makan dari rumah. Jika tak memungkinkan,
sediakan saja wadah makanan dan minuman di kantor. Jangan pernah lupa membawa
wadah tersebut saat akan membeli makan. Tak mengapa berpesan kepada Office Boy
untuk selalu membawa wadah jika meminta tolong mereka membelikan makanan dan
minuman untuk kita. Jika diperlukan, sediakan juga wadah besar untuk pembelian
makanan di ruang kerja. Saya juga jarang membawa bekal dari rumah, tapi saya
menyediakan kotak makan dan botol minum sendiri untuk antisipasi jika membeli
makanan di luar kantor.
- Ganti
tisu dengan lap dan handuk. Sudah tahu kan kalau tisu itu tak bisa didaur
ulang? Yuk mulai sekarang kurangi penggunaan tisu.
- Gunakan
kertas bekas untuk mencetak konsep dokumen atau mencetak lembar disposisi.
Dari pada satu
sisi kertas kosong, lebih baik dipakai kembali. Cara ini dapat memperpanjang
usia kertas tersebut. Tapi jangan lupa untuk meneliti terlebih dahulu isi
kertas bekas itu ya!
- Bawa
kantong/tas sendiri saat akan berbelanja (offline). Bagaimana kalau
belanja online? Sudah pasti bungkusnya akan berakhir jadi sampah kan? Jika
begitu, kurangi frekuensi belanja online atau olah sampah yang terpaksa
ada. Terkait proses olah sampah akan dibahas di bagian ketiga.
Jika langkah 1 sampai 5 sudah
dilakukan, niscaya jumlah sampah yang akan masuk ke TPA berkurang jumlahnya.
AH kedua, PILAH.
Jika AH pertama berhasil
meminimalkan atau bahkan meniadakan sampah, maka AH kedua -yaitu pilah-
sebenarnya tidak diperlukan lagi. Memilah sampah dilakukan apabila kita
terlanjur menghasilkan sampah. Sebelum semua sampah dimasukkan ke tempat sampah
yang akan berakhir ke TPA, tugas kita adalah memilah sampah sesuai jenisnya.
Sampah non-organik hendaknya dipisahkan dari tempat sampah.
AH ketiga, OLAH.
AH ketiga ini juga tidak perlu
dilakukan apabila AH pertama berhasil menyelesaikan misi meniadakan sampah.
Namun apabila terpaksa terjadi sampah maka setelah sampah itu dipilah, maka
langkah selanjutnya adalah mengolah sampah. Anggaplah kita tak bisa membuat
kompos untuk sampah organik, maka tugas kita tersisa satu yakni mengolah sampah
anorganik yang telah dipilah.
Bila kantor sudah bekerja sama
dengan perusahaan sosial pengolah sampah seperti waste4change, akan lebih mudah
lagi dalam mengelola sampah anorganik karena mereka dapat menyediakan dropbox
di kantor sehingga pegawai tak perlu lagi mengirimkan sampah anorganiknya
melalui jasa ekspedisi.
Sampahmu tanggung jawabmu.”
___________________________________
Info web pengolahan sampah dan
ecobricks:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.