24 Januari 2020

[Jurnal Ulat-Ulat Pekan 2] Mencari Potluck di Gua



Bismillah...

Setelah pekan lalu belajar membagi potluck dalam bentuk tulisan, kali ini saya sebagai salah satu dari
ulat-ulat kelas Bunda Cekatan belajar membagi potluck dalam bentuk audio atau audio visual karena kita sedang masuk ke gua. Jadi, disana hanya ada cahaya dan suara. Hihihi... Makin Seru aja!

Oke, langsung saja saya share potluck saya untuk teman-teman. Setalah berkali-kali gagal-otak-atik-gagal-otak-atik, jadilah video ini. Abaikan suara yang nggak mirip sama penyiar radio hahaha...


Lalu, saya mulai menilik potluck yang dibawa teman-teman. Hmmm... dari sana saya mendapatkan makanan tentang Grafologi dari Mbak Rizka. Yaitu mengetahui kepribadian melalui coretan tangan atau tulisan. Nanti coba saya amati anak-anak, apakah teknik ini valid untuk mereka? 

Bocorannya adalah tentang GAMBAR.

Kedua, saya dapatkan tentang Manajemen Keuangan keluarga berupa Amplop. Makasih Teh Nani! Reaksi pertama saya adalah: "Wow, sama dong seperti di rumah." Tapi ternyata yang dishare berbeda meski sama-sama menggunakan amplop. Jadi, di potluck itu amplopnya justru untuk kebutuhan, bukan untuk nabung. Misalnya amplop lauk pauk seminggu, amplop pengeluaran rutin (kemanan, sampah, dll), dan amplop lain-lain. Jadi, tinggal ambil sesuai kategori saat membutuhkan. Oke juga nih untuk referensi, jadi ketahuan kan sebulan uang sekian di amplop cukup apa engga. 

Nah, karena kebutuhan belajar saya itu fokusnya di Enlightening Parenting, Time Management, Ilmu bersyukur, dan Istiqomah (satu lagi menyetir mobil tapi bukan prioritas saat ini juga), maka saya mencari makanan dari sumber lain. Saya membuka kembali buku-buku parenting dan sumber lain serta belajar langsung mempraktekkan.

Teknik Pomodoro, saya dapatkan ini dari beberapa mak buncek dan meminta sharing sedikit dari Mak Karin. Ternyata mirip dengan teknik pembagian dan cut off waktu yang pernah dijelaskan Bu Septi. Inti dari metode ini adalah waktu kita dipotong-potong mulai dari 25 menit, 3p menit, dst sesuai kebutuhan. Dan diantara waktu itu diberi waktu istirahat/jeda sekitar 5 menit. Bisa dipraktekkan sesuai kebutuhan dan bisa menggunakan alat bantu Sectograph, untuk apa? Untuk mengingatkan kita bahwa waktu kita sudah habis. Jadi, siap-siap alarm bunyi terus. Hihi...
Tapi buat yang mudah lupa karena banyak fokus dan banyak yang harus dikerjain, aplikasi sectograph ini sangat sangat membantu.


  • Menggugurkan Limiting Belief, ini bagian dari Enlightening Parenting (EP)
Saya belajar untuk nggak menggeneralisasi hanya karena saya pernah. Atau ke anak, hanya karena Rizma kalau pagi gerakannya selow, terus saya bilang dia lelet. No! 

Bahwa kita harus menghitung bagian "pernah" itu dari keseluruhan waktu. Misal saya punya limiting belief bahwa saya orangnya nggak bisa istiqomah.

Coba analisa, di bagian apa saya ngga bisa istiqomah, dan bagian mana yang bisa istiqomah. Bandingkan! Ternyata lebih banyak bagian yang saya bisa istiqomah kok. Jadi, jangan mengekang diri dengan kepercayaan yang terbatas.

  • Teknik Dissosiasi dalam menyelesaikan emosi, juga bagian EP.
Saya sudah pernah menulisnya disini. Tapiiiii dan tapiii, harus selalu direfresh dengan pengaplikasian dalam keseharian. Makanya saya menjadikan buku EP ini sebagai salah satu buku pegangan.hehehe...


  • Briefing and Role Playing (BRP), ada di EP juga
Diingatkan kembali tentang pentingnya BRP untuk anak usia dini. Kemarin ada kejadian ini dan alhamdulillah sekali berhasil beruah respon ketika sudah dilakukan BRP. Jangan sekali aja, bun. Iya memang harus diaplikasikan terus-menerus atau istiqomah.
  • Mengatur Jam Tubuh
Dalam rangka menjadi ibu yang istiqomah/konsisten, saya belajar mengatur jam tubuh saya. Ini masih PR sekali karena saya masih ada saja waktu begadang mengerjakan tugas. Paginya jadi telat bangun setelah adzan shubuh, hiks... Padahal saya ada kegiatan tambahan di pagi hari yaitu memasak bekal makan siang untuk Rizma.
  • Jurnal Syukur Everyday dengan Circle Time
Alhamdulillah, setelah belajar jurnal syukur di Kelas Inpirasi Pak Aar dan Bu Lala serta sharing dengan suami, sekarang setiap malam kami adakan circle time untuk bercerita kebahagiaan di hari itu. Kalau ada yang nggak membahagiakan, berusaha diceritakan dengan hikmah agar anak-anak terbiasa bersyukur.
  • Memahami Ujian Hidup
Kalau ini, sesungguhnya sudah pernah mendapat ilmunya, tapi kemarin refresh lagi saat mendapat forwad-an ilmu dari Ustadzah Halimah Alaidrus. (Thanks Mak Karin!)
Bahwa ujian hidup itu akan terus ada selama kita hidup. Itu karena Alloh sayang sama kita, bukan sebaliknya. Bahkan Rosululloh pernah nggak ada ujian lalu meminta kepada Alloh agar diuji. Betapa malunya kalau masih mengeluh saat diuji, padahal itu adalah sarana naik kelas. Dan satu yang jadi catatan, jika kita diuji dengan ujian yang sama berkali-kali, bisa jadi kita belum lulus dan naik kelas, makanya ujiannya diulang lagi diulang lagi :(

In sya Alloh, itu yang bisa saya bagikan dalam jurnal kedua ini. Alhamdulillah dikelilingi orang-orang yang sama-sama haus akan ilmu jadi ilmunya bisa terus bertambah. Semoga berkah dan terus berubah ke arah yang lebih baik dari hari ke hari.

Aaamiiin...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.