06 April 2020

Why always me?


Bismillah,

31 Maret 2020

Puasa pekan kedua dalam tantangan membersamai kesayangan tanpa sumbu pendek adalah dari hal yang membuat saya iri kepada suami a.k.a berpikir "why always me?" tapi nggak sambil angkat kaos bola keatas pastinya 😅

Kok saya memilih puasa dari hal ini?
Tahu sendiri mungkin yah, kadang-kadang seorang istri dan ibu kalah sama hasutan syaithon yang membisikkan saat pekerjaan domestik dan mendidik anak-anak itu sedang overload. Meski sesungguhnya pekerjaannya itu sama, hanya kadang kuantitasnya berbeda.

Memang sudah digariskan syaithon itu mengganggu keluarga pintu masuknya dari si istri-ibu. Karena kalau sang raja rumah ini sudah tergoda, akan sangat mudah mengganggu anggota keluarga yang lain. Na'udzubillah min dzaalik...

Jadi, kalau lagi buanyak kerjaan atau menumpuk dan nggak fokus, yang jadi kambing hitam itu suami. Hiks...

Karena kadang itu pikiran terhasut bahwa semua pekerjaan itu kamu semua loh bun yang ngelakuin, ya bikin ramuan air hangat lah, ya menyiapkan sarapan lah, ya nemenin anak-anak makan lah (menyuapi si bungsu), ya menemani si sulung belajar lah, ya masak untuk makan siang lah, belum lagi pekerjaan kantor yang sampai siang belum tersentuh karena laptopnya dipakai duluan sama suami setelah si sulung selesai belajar.

Dhuaaaarrrr!

Apalagi kalau PMS, duh, udah deh siap-siap kortisolnya diproduksi tubuh karena manyun dan menggerutu sendiri. Yang pada akhirnya juga nggak mengurangi pekerjaan dan kepenatan plus nggak jadi dapat pahala malah dapat dosa, bener nggak?

Teorinya memang banyak pahala berserakan di tumpukan cucian piring kotor, di rengekan anak, di panggilan anak, di manjanya anak-anak yang sampai membuat ibu susah gerak di dapur. Tapi oh tapi, itu tadi, kalau syaithon menang, wassalam deh itu teori.

Karena itu, saya mau konsisten mengubah cara pandang saya dari why always me yang tadinya mengundang dosa, menjadi why alwasy me yang mengundang pahala. Aamiiin...

Sudah jalan?

Sebenarnya syaithon cuma menang beberapa kali aja kok. Tapi, saya sudah rugi! Membiarkan dia menang, hiks...

Dan kalau sudah menang, kasian suami, sudah menemani anak-anak untuk bermain -motorik kasar-, sudah kadang membantu mencuci piring seabreg tanpa diminta, audah sering menyapu dan mengepel, sudah belanja sayuran demi istrinya me time, sudah terpaksa keluar rumah membeli buah dan keperluan lain untuk keluarga, sudah menyiapkan laptop siap pakai untuk istrinya kerja, sudah menyimak murajaah si sulung, dst dst tapi jadi seolah yang kelihatan itu hanya tidurnya di siang hari, membaca bukunya, tilawahnya tanpa gangguan, dkk yang terlihat santai saat saya repot bukan main.

Istighfar, buk.

Iya, in sya Alloh setelah memandang dari kaca mata why always me yang berpotensi pahala, semua kebaikan suami akan diapresiasi -lebay mungkin?- biar terulang gitu kan ya teorinya. Hihi... a.k.a jadi detektif kebaikan suami, sambil terus menerima tawaran pahala dengan senyuman dari berbagai pekerjaan yang ada di depan mata.

Dan pertanyaan "why always me"-nya berubah makna menjadi beneran nih saya terus yang ditawarkan pahala? Masya Alloh...

Bismillah ya, semoga seterusnya, nggak cuma sepekan saja, pikiran ini akan terus fokus ke ladang pahala, tanpa iri melihat suami yang baca buku di sofa sementara saya di dapur dan si bungsu menarik-narik pakaian karena maunya saya menemaninya. Hihihi...

Semoga dimudahkan...

5 April 2020

Kemarin baca buku Jurus Sehat Rasulullah karya dr. Zaidul Akbar, saya menemukan banyak sekali ilmu baru termasuk tentang manajemen emosi dan iri hati. Yang pada intinya adalah, kalau kita iri atau punya penyakit hati lain yang membuat emosi kita negatif, akan berpengaruh juga pada kesehatan kita. Salah satunya menurunnya imunitas tubuh.

Masya Alloh...

Jadi semakin happy saya bisa puasa dari hal-hal negatif pelan-pelan. In sya Alloh semakin sehat, amin...

Pantes ya saya terkadang pusing berulang, jangan-jangan salah satu penyebabnya karena saya punya tumpukan emosi negatif? Hiks...

Ya sudah, yang lalu biarlah berlalu, dan berprasangka baik pada Alloh bahwa saya pusing karena PMS dan kebanyakan terpecah fokus pikirannya plus Alloh sedang menghapus dosa-dosa saya. Amiiin...

Daaan, sepekan ini (30 Maret-5 April) badge yang saya dapatkan dalam puasa iri (why always me) ini adalah ...


Alhamdulillah...

Bersamaan dengan niat saya dalam berpuasa dari iri kepada suami, bersamaan itu pula suami saya semakin menyenangkan hati saya setiap waktu.

Atau, karena saya yang selama ini kacamatanya belum dibersihkan?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.