29 Agustus 2019

Organizing Buku dan Mainan Anak


Bismillah...
Semoga tulisan ini selesai mengupas tentang gimana saya menyimpan dan menata buku serta mainan
anak-anak.

Kenapa tulisannya diawali doa? Karena sedih banget saya mau nulis tentang konmari sampai sekarang ngedraft aja sampai debuan. Hiks...

Yasudah, sebisanya aja, next time in sya Alloh review bukunya tante Marie Kondo " aja yah. Lagi dibaca dan belum kelar karena nggak fokus bacanya dan bahasanya khas terjemahan 😁 #alesan

Baiklah, saya mulai dengan opening bahwa PR terbesar saya dalam beberes rumah itu ada di mainan anak. Kalau buku sih memang sudah agak lumayan tertata rapi ya Alhamdulillah. Nah kalau mainan itu, buanyak pol mungkin karena saya bakul mainan anak. Kemarin akhirnya memutuskan untuk menambah rak terbuka dari ifurnholic -seperti yang terlihat di awal tulisan ini-. Alhamdulillah lebih nyaman dipandang dari sebelumnya. Dan weekend kemarin declutter mainan.

Yang belum tahu saya bakul mainan, klik ini ya ^^

Oke, jadi, pertama-tama mainan berjumlah banyak seperti blocks macam mega blocks KW dan kawan-kawan yang sebenarnya nggak butuh untuk punya banyak, saya sortir. Yang tadinya satu tas besar, saya batasi untuk anak-anak hanya sekontainer plastik ukuran sedang (lupa berapa liter).


Tentunya sudah izin pemiliknya. Alhamdulillah Rizma malah senang dan mulai memilah mainan mana lagi yang akan dihibahkan.

Selanjutnya, balok kayu, saya jadikan 2 wadah. Yang pertama untuk balok berwarna, dan satu lagi ada yang khusus warna natural (nggak kefoto). Jumlahnya ada satu kontainer sedang, bisa masuk ke Kallax/raknya ifurnholic.


Mainan bongkar pasang yang saya jual semacam pipe blocks, jigsaw, bolt and nut, saya kumpulkan dalam satu wadah. Belinya di informa, suka krena bagus bahan plastiknya dan putih warnanya. Seinget saya harganya dulu 50 ribu dapat voucher, hahaha...


Ada beberapa lagi kontainer plastik bertutup yang saya gunakan untuk menyimpan mainan anak-anak. Saya pisahkan sesuai jenis mainannya. Misalnya, mainan dokter-dokteran dipisah dari mainan masak-masakan. 
Konsepnya sih "semua mainan ada rumahnya"

Kemudian, untuk figur hewan, kendaraan, bombik, dan segala mainan berukuran kecil, saya pisahkan sesuai jenisnya dalam toples plastik bertutup. Toplesnya beli di hari-hari swalayan kalau nggak salah lima ribuan, ada juga yang menggunakan toples bekas biskuit, atau bekas sosis, hihihi...

Ada beberapa mainan yang belum dibelikan toples dan masih menggunakan wadah sebenarnya yaitu  figurine besar dan Safari toobs (Wadah tinggi bertutup oranye paling kanan). 


Nah, untuk mainan yang nggak muat di toples, wadahnya menggunakan kotak plastik transparan merk Natural Pack. Duluuuu banget belinya di pasar kalau pas belanja mingguan beli 2, minggu dpean beli dua lagi, gitu aja sekalian buat wadah dagangan juga. Harganya sekitar tujuh belas ribu -lebih dari tiga tahun lalu-.


Wadah-wadah ini disimpan dengan cara ditumpuk. 
Jadi saya kan RENCANANYA pengin rotasi mainan entah seminggu sekali atau ... malu ngisinya😝
Terus untuk mainan yang nggak di display (seperti digambar awal tulisan ini) maka akan disimpan dalam kotak-kotak seperti ini. Biar apa? Biar rapi dan anti debu. Meski kenyataannya debunya nempel di tutup wadahnya. Huahahaha.....


Untuk bahan Art and Craft saya jadikan satu dalam satu rak dorong yang bisa dipindah kemana saja. Isinya ada gunting dkk, lem, pompom, kertas origami, cat air, cat acrylik, kuas, pasta finger paint, ATK seperti pensil warna dan spidol warna, rompi melukis, dan segala macam yang dibutuhkan anak-anak saat akan berkreasi.
Rak ini saya beli di Informa, pas diskon buy 1 get 1 free. Keinginan sih beli di ikea, tapi lihat harganya mundur cantik dan mencari penggantinya. Dan setelah beli rak ini, ke ikea ada dong yang harganya selisih 50 ribu tapi lebih bagus. Hmmm... Mungkin rejeki saya bukan di ikea πŸ˜†

Nah, sampai sini kelihatan dong ya kalau wadah yang saya gunakan nggak seragam. Artinya nggak kompak semua wadah ukurannya sama atau warnanya sama. Kenapa? Karena belinya nggak sekaligus dan pertama beli ya beli aja pas belanja bulanan nemu kotak, beli. Nanti tahun kapan lagi pas mainan nambah, beli lagi dan dapetnya wadah berbeda karena wadah yang lama nggak ditemukan. Dan waktu itu belum ada ikea meski kalau udah ada juga belum tentu bakal tega keluarin uang buat beli disana sih 😁😁😁 jadi kalau sekarang di lihat ruang main anak-anak akan penuh warna warni dan banyak perbedaan, hahaha


Nah, terakhir buku. Buku saya pisahkan antara buku orang tua dengan buku anak-anak. Dan untuk buku anak-anak sendiri saya pisahkan untuk jenis ensiklopedia dalam satu tempat untuk memudahkan anak-anak memulangkan buku setelah dibaca(kan bersama).

Pengin sih memilah lagi buku sesuai jenisnya dan disimpan plus dilabeli seperti di toko buku. Tapi tapi tapi..... Kayaknya nggak usah ^^
Sejauh ini, saya simpan sesuai tinggi bukunya agar terlihat lebih rapi. Karena anak-anak juga ingat dengan ukuran buku yang mereka gemari. Saya juga mengingat buku sesuai ukuran dan warna sampulnya, jadi cara seperti ini memudahkan kami untuk mencari buku.


Sebenarnya ada lagi, seperti puzzle dan hasil kreasi, saya simpan dalam laci-laci plastik seperti laci buat baju anak-anak itu lho... Nggak di foto, tapi kebayang kan? Jadi biar agak enak dilihat karena nggak berantakan di luar. Soalnya puzzle itu PR sekali kalau kepingannya hilang. Nggak PR sih kalau nggak dibuat pusing πŸ˜‰

Nah, sekian sharing saya dalam mengorganisasi mainan anak dan buku. Semoga bermanfaat ya...

PS: Alhamdulillah akhirnya tulisan ini selesai setelah (sepertinya) sebulan lebih mengendap di draft.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah membaca postingan ini :) silakan tinggalkan jejak di sini. Maaf ya, spam&backlink otomatis terhapus.